Budidayakan vote sebelum membaca
___________________________Raka menghela nafas gusar. Kesal dengan dirinya sendiri. Ia bingung. Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Nara sakit.
Dan raka hanya bisa diam disini
Bahkan tadi saat pembicaraan mereka, ia terlalu banyak melukai perasaan Nara. Kemarin, saat ia meninggalkan nara demi alicia, ia telah menyakiti perasaan nara. Lalu ia berjanji dengan manisnya mengatakan semua nya akan baik baik saja, padahal nyatanya semuanya tidak baik baik saja. Dihari yang sama ia mengecewakan nara, lagi.
Bahkan jangan tanya siapa yang membantunya hingga ia dan alicia bisa sedekat ini.
Dengan tidak tau dirinya, raka malah berpaling dari nara ketika berjumpa semu dengan alicia. Nara pantas kecewa dengannya.
Dengan orang yang telah banyak membuat janji dengan nara. Orang yang mengatakan sejak kecil tidak akan pernah menyakiti bahkan mengacuhkan nara. Tapi nyatanya, ia sang buron.
Menjijikkan
Raka menjijikkan
Bagaimana bisa setiap hari nara tertawa dengan orang seburuk dirinya?
Pada kenyataannya, raka sadar. Ia juga sangat merindukan momen idiotnya dengan nara. Sisi terbodohnya yang hanya pernah ia tampilkan didepan nara. Gadis satu satunya yang paling mengerti dirinya.
Raka mengacak rambutnya frustasi. Rasanya untuk meminta maaf pun ia sudah tidak berhak lagi.
"raka?".
Raka menoleh. Demi mendapati sosok yang menyapanya lembut itu. Berharap itulah sosok nara yang ia rindukan.
"eh..cici".
Sahut raka dengan nada kecewanya. Namun, saat ia melihat wajah ceria alicia saat menatapnya, kembali terbayang olehnya sosok nara yang menangis kecewa. Semuanya. Saat semua perilaku buruknya pada nara. Semua itu membayang seakan ingin menyakiti raka yang kian tersiksa dengan bayangan itu.
"kita jadi pulang bar--"
"ci, gue kayaknya gak jadi pulang sama lo deh. Sorry banget yah. Ada urusan mendadak". cengir raka sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"ooh? o--oke".
Alicia menggigit bibir bawahnya keras. Ia tau jelas maksud dari urusan mendadak itu apa. Karna sekarang, ia tau hubungan nara dan raka sedang tidak baik. Ia akan mencoba mengerti dan memberi ruang. Karna ia pun harus selalu sadar bahwa sebelum ia mencoba mengisi hati raka, nara sudah menjadi bagian hati itu.
"ci, gue duluan ya".
Tanpa menunggu jawaban alicia, raka pergi begitu saja. Nalurinya mengatakan ia masih belum berhak bahagia selagi nara merasa kecewa dengannya. Sangat tidak pantas raka tertawa. Tidak pantas pula ia tersenyum ketika bukan nara alasannya tersenyum. Karna ketika nara bersedih, ia merasa harinya pun bagai digulung awan kelabu.
Suram.
¤¤¤
Raka terus berjalan di koridor menuju ruangan UKS. Ia tak mau lagi meminta maaf pada nara karna ia tidak cukup pantas. Ia hanya akan mengembalikan apa yang telah ia hilangkan dengan Nara. Menjadi alasan tersenyum satu sama lain.
Tepat, raka mendapati nara muncul dari belokan koridor ujung. Buru-buru raka mensejajari langkahnya dengan nara.
"ngapain lo?" tanya raka dengan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ThirdLove [END]
Genç Kurgu-Resiko jatuh cinta ialah jatuh- Sama-sama dimulai dari masa lalu, Nara dan Raka bertemu. Mungkin bagi Raka, Nara memang seorang sahabatnya saja. Tapi bagi Nara, Raka berbeda. Laki-laki itu spesial. Kemudian saat mereka sama-sama beranjak dewasa...