Budidayakan vote sebelum membaca
__________________________Nara bangkit dari kasurnya dengan malas. Sial
Kenapa berat badannya belum turun sama sekali??!!
Tapi meski begitu, ia sedikit senang melihat perubahan kulitnya yang memutih, wajahnya yang lebih mulus, juga rambutnya yang mengkilap sudah sepanjang punggung.
Hehe, ternyata ia cocok juga dengan rambut panjang. Beruntung ia mengenal krim penumbuh rambut.
Pagi ini, nara bangun lebih pagi. Untuk mempersiapkan harinya.
Ia sudah menguatkan diri dan belajar. Untuk tidak terlalu memikirkan perasaan orang dibanding dirinya. Bahwa dunia yang setiap pagi selalu menyambut terang pun, pada akhirnya akan berubah malam. Gelap.
Nara tersenyum menatap bayangan wajahnya di cermin.
Dengan polesan make up tipis, ini bagaikan naraya yang baru. Cewek itu dengan mantap memikul tasnya. Berjalan ke arah lift. Tak sabar menunggu hari hari sekolahnya.
¤¤¤
Betapa terkejut nara, saat melihat sebuah motor tak asing dimatanya. Dengan seorang raka yang tersenyum menatapnya.
"lo ngapain disini?".
"nyari kunang kunang".
Nara memutar bola matanya malas. Berjalan mendekat ke arah raka.
"ya jelas mau jemput lo ke sekolah lah. Berangkat bareng" Ujar raka disertai cengiran paginya.
Mendengar itu sontak nara menoyor asal kepala raka sembari berdecak kesal.
"dasar. Harus dibentakin dulu kayak minggu lalu ya baru ada inisiatif kayak gini. Ck". Omel nara tapi tetap menerima uluran helm dari raka. Dengan mimik wajah yang tetap kesal, nara naik ke atas motor dengan cepat.
Tak berniat mengungkit tentang ribuan pesan yang nara abaikan dari raka selama tujuh hari.
15 menit, motor berhenti di parkiran sekolah. Nara berulang ulang mengecek penampilannya di kaca spion milik raka. Memastikan bahwa ia, benar benar Naraya sekarang. Naraya yang ceria tanpa beban, dan tak memusingkan soal perasaan sialan itu.
"ra, gue mau nanya. Bentaran. Soal ming--".
Ucapan raka menggantung di udara. Saat menyaksikan nara yang mengaktifkan lagu di hp nya dengan volume full tanpa menggunakan headset sama sekali. Seolah sengaja tak ingin mendengar raka sedikitpun.
"yuk masuk". ajak nara sembari menggandeng lengan raka.
Saat ini, nara benar benar ingin seperti yang dulu. Seperti yang ia dan raka inginkan. Tak terbatasi oleh perasaan rumit yang tanpa ujung. Nara ingin sejenak melupakan soal perasaan yang harus ia jaga meskipun dengan luka di hatinya sendiri.
Sejenak saja.
¤¤¤
Fasya mengepalkan tangannya rapat. Geram melihat nara. Lihatlah, ia dapat menyaksikan dari jauh sini, alicia yang menatap raka dan nara dalam diam. Tak bisa berbuat apapun karna ia tak mempunyai status dengan raka. Sedangkan nara? Sahabat yang bahkan seperti saudara bagi raka, yang kapanpun bisa bergandengan dengan raka. Didepan alicia sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ThirdLove [END]
Fiksi Remaja-Resiko jatuh cinta ialah jatuh- Sama-sama dimulai dari masa lalu, Nara dan Raka bertemu. Mungkin bagi Raka, Nara memang seorang sahabatnya saja. Tapi bagi Nara, Raka berbeda. Laki-laki itu spesial. Kemudian saat mereka sama-sama beranjak dewasa...