Sehari sebelum hari ulang tahun raka. Cowok itu sibuk mengoceh disebelah nara. Tentang betapa senangnya ia untuk ulang tahunnya yang kali ini.
"ih makin tua kok malah seneng". Tukas nara mulai risih melihat kehebohan raka.
"jiyah, bukan tua. Brewok dulu baru tua". koreksi raka.
"serah". Nara memutar bola matanya malas.
"lo ngundang alicia?". Tanya nara gugup.
Raka terlihat tersenyum senang.
"iya dong. Ada sesuatu yang special nanti. Temen temennya juga gue undang"."...oh, ok". Sahu nara lemas. Mulai merasa keberatan hadir di pesta raka.
"ra, dandan yang cantik. Kan cocok kita gandengan sepanjang jalan. Ya gak?", sahut raka dan bodohnya cowok itu terlihat semangat mengatakannya.
Nara menoyor kesal kepala itu.
"gila lo.""ra, hadiahnya yang banyak"
"hmmm"
"lo jangan makan mulu, entar gendut kayak lembu".
"hmm"
"oiya jangan pergi sama raya".
"emang kenapa?".
"yah gue gak suka lah".
"gaje".
"terus juga jangan main deket kolam, bahaya, lo kan gak pandai berenang. Pendek gini mah".
"ck, iya keju. Berisik bet dah".
Nara mulai bosan menanggapi ocehan raka. Cewek itu mengambil hapenya. Berkaca untuk melihat keadaan lukanya.
"ra, jangan kaca an mulu. Buru ke kantin". ajak raka, menarik tangan nara bersamanya.
"dih!! Sakit bego!!" Umpat nara menarik tangannya cepat. Meniup niup luka di tangannya.
"eh? Sori ra, gak sengaja sumpah".
Dengan lembut, raka menarik tangan kecil cewek itu. Menatap khawatir ke arah luka lukanya. Meniup luka itu pelan.
"lagian lo bilang jatuh dari tangga kok parah amat lukanya". Kini, Raka sibuk mendumal sendiri. "noh liat, tangan lo ke kelupas semua kulitnya".
Nara meringis kecil. Mengigit bibir menahan sensasi berdebar di dadanya. Saat menyaksikan wajah raka yang terlihat khawatir dari jarak sedekat ini.
"mana lagi yang sakit?". Tanya raka masih dengan nada takutnya.
Entah setan apa, alih alih menunjukkannya dengan serius, nara justru memajukan bibirnya.
Raka tertawa kecil. Menoleh ke sekitar, lantas mendekat ke wajah nara. Sungguh, detik itu nara membatu merasakan hembusan nafas raka sedekat ini. Waktu seakan berhenti berputar.
"e-eh? Gu-gu-gue canda doang!". Gagap nara tapi tidak mengelak sama sekali.
Cup
Cup
Hening
Nara nyaris pingsan di tempat.
Saat raka mencium kedua pipinya pelan.
Cowok itu membetulkan posisi anak rambut nara, menatap lembut cewek itu dalam.
"gue suka liat pipi lo merah merah. Kayak angry bird".
Wtf.
¤¤¤
Nara memutar sekali tubuhnya di depan cermin full body. Ia mendesah frustasi. Merasa terlalu sederhana untuk tampil di pesta orang kaya seperti raka.

KAMU SEDANG MEMBACA
ThirdLove [END]
Teen Fiction-Resiko jatuh cinta ialah jatuh- Sama-sama dimulai dari masa lalu, Nara dan Raka bertemu. Mungkin bagi Raka, Nara memang seorang sahabatnya saja. Tapi bagi Nara, Raka berbeda. Laki-laki itu spesial. Kemudian saat mereka sama-sama beranjak dewasa...