Do I Love You?_21

7.1K 528 2
                                    

Notifikasi pesan Line sontak membuat keduanya memutuskan kontak mata yang sempat terjadi. Lisa yang menyadari posisinya lekas berdiri dan Jungkook juga lekas berdiri usai Lisa menyingkir dari atas tubuhnya. Lisa sendiri sampai menggenggam kedua tangannya karena gugup. Tentu saja dia sangat gugup, dan Jungkook tak jauh berbeda.

Lisa kemudian menarik napasnya, berusaha membuat jantungnya tenang. “Kau memang pria yang suka memanfaatkan keadaan,” ucapnya dengan susah payah agar tidak terlihat gugup, dia melipat kedua tangan di dada. “Kau sengaja membuatku jatuh dan memelukku, pria memang selalu seperti itu ya?”

“Terserah apa yang kau pikirkan.” Jungkook berucap usai suasana hening beberapa saat karena dia tengah menenangkan dirinya. “Aku ingin ke balkon saja,” ucapnya tanpa menatap Lisa sama sekali, atau gugupnya akan datang.

Setelahnya dia berjalan, berusaha terlihat tenang ke balkon. Namun dirinya gagal, saat sudah mau sampai, dia berlari kecil. Jungkook sudah tak peduli, dia hanya ingin menghindari Lisa secepatnya dan menenangkan jantungnya yang bereaksi aneh.

Lisa sendiri menghela napasnya seraya mengusap wajah usai Jungkook pergi darisana, dia sangat malu, seharusnya dia menendang Jungkook. Apakah karena efek terlalu dekat wajahnya dengan Lisa? Atau apa?

“Astaga, ada apa dengan diriku?” Lisa menggumam pelan. “Semoga dia tidak melihat wajahku yang memerah, cukup aku saja yang melihat wajah merahnya. Kumohon.”

***

Jungkook menghela napas lega usai sudah ada di balkon, menjauh dari Lisa. Astaga! Jungkook benar-benar aneh, dia tak pernah merasa seaneh ini, bahkan dia berbicara jujur saja rasanya begitu sulit, dia harus menenangkan diri berkali-kali sebelum berbicara karena itu suasana begitu hening tadi. Jungkook yakin, wajahnya memerah dan dia berharap Lisa tak melihatnya. Harapan Lisa sebenarnya tak terkabul karena Jungkook sudah melihat wajah merahnya itu.

Line!

Hingga pesan itu kembali masuk membuat lamunannya buyar. Jungkook sampai lupa perihal tujuannya ke balkon—selain menghindari Lisa. Jungkook membuka ponselnya, sebenarnya dia juga merasa kesal karena pesan ini membuat momennya dan Lisa terganggu membuatnya reflek mendengus.

Kekesalan Jungkook semakin menjadi melihat siapa yang mengirimkan pesan.

Bambam.

Untuk apa Bambam mengirimkannya pesan? Menyebalkan.

Bambam:
Jeon Jungkook, aku Bambam. Aku mau membicarakan sesuatu.

Bambam:
Kau sudah tidur? Tak mungkin.

“Sudah menjadi penyebabku bertengkar dengan Lisa, menelepon istriku malam-malam, sekarang tiba-tiba mengirimkan pesan?” Jungkook mengumam dengan wajah kesalnya. “Kirim pesan saja sampai selesai, aku tak mau membalasnya,” gerutu Jungkook, sebelum kembali mematikan ponselnya.

Dirinya baru saja hendak kembali, namun saat tangannya memegang pintu balkon hendak membuka, mendadak dia menduga sesuatu. “Kalau sampai dia nanti mengirimkan pesan ke Lisa, bagaimana?”

Jungkook menghela napas ketika dugaan itu muncul, membuatnya mengurungkan niatnya. Kemudian dengan terpaksa, dia membuka ponselnya lagi, membuka pesan Bambam, membalasnya dengan begitu terpaksa.

Jungkook:
?

Di seberang sana, Bambam mengerutkan keningnya mendapat pesan balasan Jungkook. “Cih, dasar menyebalkan,” ucapnya kesal, padahal dia sudah berusaha bersikap baik kepadanya, tapi balasan Jungkook begitu singkat seakan-akan jarinya akan putus ketika mengetik lebih panjang.

Jika Jungkook memang tipe orang menulis chat seperti itu, Bambam tak akan kesal. Tapi dia tahu, Jungkook tipe orang yang menulis chat-nya cukup panjang karena dia sering tanpa sengaja melihat pesan Jungkook untuk Lisa.

Bambam:
Hanya mau menjelaskan sesuatu tentang panggilan 'Eomma'. Kau tidak penasaran tentang itu, Jeon?

Jungkook melebarkan mata mendengarnya. Tangannya langsung buru-buru mengetik.

Jungkook:
Begitu? Jelaskan saja.

Namun tetap berusaha cuek.

Bambam hanya memutar bola mata, sebelum kembali mengetik.

Bambam:
Dia Adikku, Reyn. Dia memanggil Lisa seperti itu karena mengira Ibu kami yang meneleponku, dia salah memanggil.

Jungkook membaca setiap kalimatnya, sebelum menghela napas lega. Ternyata hanya karena itu? Jungkook bahkan sampai merutuki pikiran sialnya karena pernah berpikir mereka sudah memiliki anak, memalukan sekali kalau dipikir-pikir sekarang.

Jungkook:
Oh, ok.

Bambam:
Tunggu, ada yang aku tanyakan kepadamu.

Jungkook yang hendak mematikan ponselnya, mengurungkan niat lagi dengan putaran bola mata malasnya.

Jungkook:
Apa?

Bambam:
Apa kau menyukai Lisa? Atau mencintainya? Jawab dengan jujur.

Jungkook tertegun mendapat pertanyaan itu. Cinta? Namun tak lama matanya melebar, walau dia memang masih bingung, kalau dia mengatakan itu, Bambam akan berusaha merebut Lisa darinya. Astaga! Ini tak boleh dibiarkan.

Jungkook:
Sangat, entah sejak kapan. Yang pasti aku mencintainya dengan tulus, jangan berpikir sekalipun untuk merebutnya, dia istriku.

Bambam terdiam sejenak membaca pesan Jungkook, sebelum akhirnya menarik senyuman tipis. Bambam bisa tenang, karena memang dia menyukai dan mencintai Lisa selama ini, hanya saja dia berusaha menyembunyikannya. Jika sampai Jungkook mencintai Lisa dan suatu saat Lisa menimbulkan reaksi timbal balik, maka Bambam tidak akan masalah dengan itu, walau tentu saja dadanya sesak karena harus melepaskan wanita yang dia cintai.

Bambam:
Aku tak akan merebutnya.

Kata-kata itu berhasil membuat Jungkook lega, namun tak lama pesannya kembali masuk.

Bambam:
Tapi ingat kalau sampai Lisa terluka secara fisik atau mental atau menangis karenamu, aku tak akan segan untuk merebutnya, aku tak akan peduli apapun status Lisa yang menjadi istrimu, aku akan menggantikan posisimu sebagai suaminya.

Jungkook tertegun sesaat. Dia mungkin bisa marah karena Bambam sudah mengatakan itu, hendak mengambil posisinya. Namun Jungkook tak melakukannya, Bambam memberikan peringatan yang jelas untuknya, mengancamnya karena Jungkook tahu Bambam adalah sahabat Lisa dan menyukainya.

Jungkook tak bodoh. Dia jelas tahu kalau tak ada persahabatan yang murni antara pria dan wanita. Salah satunya pasti menyimpan perasaan atau memang keduanya sudah menyukai orang lain, dan sekarang Bambam menyukai Lisa.

Jungkook:
Aku mengerti, aku berjanji tak akan membuatnya terluka secara fisik atau mental dan membuatnya menangis. Aku berjanji.

Jungkook akan berusaha keras menepati janjinya, bukan hanya sekedar dia ketik.

.
.
.
.
.
.
—To Be Continue—

Author baru sadar,kalau ini sudah memakan banyak chapter,oh iya,author cuman mau kasih tahu,kalau ini akan diloncat beberapa minggu kemudian.

Jadi bagian Lisa ketemu sama mama Bambam terus adiknya,gak usah ya,langsung di-skip,biar chapternya gak puanjang.

Nantikan chapter selanjutnya ya,dadah👋👋,votenya ya.

Do I Love You? [LK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang