Do I Love You?_23

6.7K 470 2
                                    

Hari sudah berganti menjadi pagi hari. Ada yang sudah bangun dan beraktivitas, ada yang masih tertidur, termasuk Lisa. Lisa masih tidur nyenyak dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai leher untuk melindungi dirinya dari hawa AC. Perjalanan kemarin memang memakan banyak tenaga Lisa, terlebih yang banyak membereskan baju dan semuanya adalah dia, bukan Jungkook.

Lisa masih tidur nyenyak akhirnya, padahal biasanya dia tidak pernah seperti itu.

Suasana hening, sampai akhirnya suasana hening itu terpecah kala suara derit pintu Lisa yang terbuka terdengar. Lisa masih tertidur, tidak menyadari ada orang yang memandangnya dengan tatapan jahat dan cukup menyebalkan seraya membawa gelas yang diisi seperapat air, hanya sedikit. Seusai menutup pintu, pria itu melangkah ke Lisa yang masih tidur dan terkekeh kecil setelahnya.

“Jangan salahkan diriku, kau juga menyiramkan dengan air saat itu kan?” Tidak ada yang Lisa siram selain Jungkook. “Aku hanya membalas dendam.” Jungkook berucap lagi dengan senyuman jahatnya.

Setelahnya Jungkook dengan kurang ajarnya menuangkan air itu ke wajah Lisa yang sukses membuat Lisa terbangun karena ulahnya, terkejut, sangat. “YA! SIAPA YANG—” Lisa menggantungkan ucapannya kala kesadarannya yang dipaksa muncul melihat siapa yang menyiramnya.

Jeon Jungkook sialan!

Jungkook memegang gelasnya dengan senyuman puasnya, wajahnya tak menunjukkan dosa sama sekali. “Aku.” Dia menjawab dengan ringannya. “Selamat pagi, Nona Lisa,” sapanya dengan senyuman yang memuakkan untuk Lisa.

Lisa sendiri berdecih, mengusap wajahnya yang basah karena ulah Jungkook, kemudian memandangnya tajam, begitu kesal. “Kau! Kenapa harus ada disini?! Kenapa kau menyebalkan sekali?!” kesal Lisa, benar-benar rasanya dia ingin mencekik Jungkook.

“Aku hanya membangunkanmu.”

“Memangnya kau tidak bisa membangunkanku baik-baik?”

“Saat itu, kau juga melakukan hal yang sama denganku,” balas Jungkook tak mau kalah.

“Ya! Saat itu aku sudah berusaha membangunkanmu begitu baik, lembut, tapi akhirnya kau tidak bangun-bangun juga! Aku baru menyiram wajahmu!” Lisa juga membalas, tak mau kalah. “Jadi kalau mau menyalahkan, kau harus menyalahkan dirimu sendiri saja! Dasar kerbau!”

“Ya sudah, aku sudah membangunkanmu lembut kok.”

“Kapan?!”

“Kau tidak bangun padahal aku sudah membuka pintu, kan ada suara derit pintu.”

“Menyebalkan!”

YAA!”

Jungkook sontak berteriak kesakitan kala Lisa mendadak mencubit perutnya. Astaga! Padahal Lisa baru bangun, tapi tetap saja cubitannya seperti cubitan Gorilla. Lisa sendiri menarik senyuman puas, setelah merasa puas, dia melepas cubitannya dan tangan Jungkook spontan memegang bekas cubitannya dengan sebelah tangannya yang tidak memegang gelas.

Ya! Ini sakit!”

“Itu balasan untukmu, dasar monyet,” cibik Lisa kesal.

“Kau lupa siapa yang sudah memulai pertengkaran lebih dulu? Siapa yang menyiram wajahku dengan air keran?”

“Aku, tapi itu salahmu, kau sendiri yang tidur terus seperti kukang.”

Jungkook hanya berdecih mendengarnya, memilih tak membalas agar perdebatan tidak semakin panjang. Namun Lisa agaknya tak puas karena dia kembali mengeluarkan pertanyaan. “Ah ya! Kenapa kau bisa masuk ke kamarku?! Aku kan sudah menguncinya!” sentak Lisa karena baru saja menyadarinya.

“Untung kau menanyakannya, aku baru saja ingin memberitahu.” Jungkook mengambil kunci dari saku celananya. “Kau lihat ini?” ucapnya seraya mengulurkan kunci itu kepada Lisa.

Lisa sontak mengerutkan kening, dia menoleh ke nakas yang ada disampingnya untuk memastikan, namun masih ada disana. Lalu ini kunci apa? Aneh.

“Ini kunci milikmu, setiap kamar ada kunci ganda.” Jungkook berucap karena tahu Lisa bingung, Lisa sendiri langsung mengerti setelah Jungkook menjelaskannya.

“Lalu kenapa kau yang membangunkan aku?”

“Terpaksa.” Jungkook menjawab malas seraya memasukkan kembali kunci itu ke sakunya karena dia akan mengembalikannya kepada Jimin, ini hak milik Jimin. “Jennie dan Jimin yang meminta atau tepatnya memaksaku untuk membangunkanmu, jadi aku terpaksa masuk dengan kunci ganda yang diberikan Jimin.”

“Ya sudah, kau sudah melihatku bangun kan?” Lisa melipat kedua tangan di dadanya. “Sekarang pergi dari sini, kau mengotori kamarku, padahal aku sudah membersihkannya dengan baik,” cibik Lisa seraya menatap prihatin ke arah lantainya seakan-akan kotor karena ulah Jungkook.

“Kau kira aku pembawa kotoran?” Jungkook yang tersinggung lekas protes.

“Pikir saja sendiri.” Lisa malas menjelaskan, mungkin malas berdebat karena perdebatannya pasti akan panjang. “Sekarang pergi dari kamarku!” ujarnya seraya mengibas-ngibaskan tangannya sebagai kode untuk pergi—mengusir.

Jungkook sendiri hanya mendengus, memilih melangkah pergi dibanding kembali membuat masalah. Namun sebelum keluar, Jungkook mengulurkan lidahnya, mengejek Lisa yang dibalas dengan ekspresi julid Lisa.

“Apa kau gila?” sarkasnya kejam.

“Kau yang gila,” balas Jungkook. “Lihat wajahku, mirip kau kan?” Jungkook menjulurkan lidahnya lagi, mengejek Lisa.

Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. “Sama sekali tidak,” ujarnya. “Kau mirip monyet, Jeon,” ujar Lisa entah jujur atau hanya sekedar mengejek.

Jungkook hanya mendengus mendengarnya, diam-diam menahan tawa karena itu cukup lucu, walau itu jelas-jelas mengejeknya. Setelahnya Jungkook melangkah pergi darisana membuat Lisa hanya tersenyum tipis.

“Aneh,” ujarnya. Mungkin ini adalah tingkah absurd Jungkook untuk kesekian kalinya.

Lisa hanya menghela napas pelan seraya tersenyum tipis, merutuki Jungkook kala kasurnya basah, walau tidak banyak dan akan kering secepatnya, hanya kena sedikit. Tapi tetap saja menyebalkan ketika melihatnya. Lisa memilih meredakan emosinya yang naik karena Jungkook untuk beranjak dari kasurnya.

Lisa mengambil kunci, kembali mengunci pintu kamarnya dan pergi untuk mandi.

.
.
.
.
.
—To Be Continue—

Ok gaes,akhirnya it's chapter selesai,dan maaf kalau ada kesalahan apapun,dan nanti ceritanya aku skip saat malam ya,ada konflik baru,bersiaplah!.

Seperti biasa jangan lupa Vote nya.

Do I Love You? [LK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang