Do I Love You?_15

8.5K 590 7
                                    

“Ya! Bangun kau Monyet!”

Lisa menghela napas frustasi kala Jungkook masih tertidur pulas, dia hanya sesekali menggeliat, sama sekali tidak membuka matanya. Sudah sejak tadi Lisa berusaha membangunkan Jungkook. Tak terasa sudah beberapa bulan berlalu sejak dia menyandang status menjadi istri Jungkook, pertengkaran keduanya memang masih ada, namun semakin berkurang sedikit demi sedikit. Yang menyadari hal itu mungkin Ayah dan Ibu Jungkook, karena Lisa ataupun Jungkook tak menyadari itu, tentu saja orang tuanya senang karena keduanya mulai berkurang dalam bertengkar.

“Jeon, ayo cepat.” Lisa berucap dengan nada memelas.

Masalahnya dia harus segera ke supermarket dan Soo Yun meminta Lisa membangunkan Jungkook dan mengantarkannya. Soo Yun hanya takut terjadi sesuatu, seperti dia hampir ditabrak hari itu. Jadi Soo Yun meminta Jungkook dibangunkan dan mengantarkan Lisa agar lebih aman, lagipula sudah waktunya Jungkook bangun. Lisa rasa dirinya akan sampai ke supermarket jika saja Jungkook tak susah bangun seperti ini.

“Haish! Jeon Jungkook!” Lisa berteriak kesal seraya menendang Jungkook. Namun Jungkook anehnya malah bergumam tak jelas, memeluk gulingnya, dan kembali tidur. Seakan tendangan Lisa hanyalah angin yang tak berguna.

Lisa mendengus, memandang gelas yang ada di nakas Jungkook membuatnya sontak tersenyum karena mendapatkan ide darisana. Dia melipat kedua tangan di dadanya, sedikit mengangkat dagunya seraya menatap Jungkook.

“Kau yang memaksaku, Jung.”

Setelahnya Lisa melangkah ke nakas, mengambil gelas disana, dan melangkah ke kamar mandi. Tak lama dia keluar dengan gelas yang sudah dipenuhi air. Lisa menarik senyuman miringnya, kalau dia menonton di film, ini memang sangat berguna dan ampuh untuk membangunkan Jungkook yang seperti kerbau, setelahnya menuangkan air itu ke wajah Jungkook tanpa dosa.

Berhasil. Jungkook terbangun karena terkejut. “Ya!” Bahkan dirinya otomatis duduk seraya mengusap wajahnya sendiri.

Jungkook menoleh ke Lisa yang tertawa terbahak-bahak dengan gelas kaca di tangannya, tanpa harus ditanya, Jungkook tahu ini perbuatan Lisa. “Apa yang kau lakukan sih?! Kenapa harus menyiramkan air kepadaku?!” sentaknya kesal, melihat setelan bajunya yang basah. “Kau kira aku tanaman di depan rumah?!”

“Ya! Itu salahmu sendiri!” Lisa balas menyentak, meletakkan gelas kaca kosong itu ke nakas. “Aku sudah membangunkanmu, tapi kau tidak kunjung bangun.”

“Tapi tak harus begini.”

“Lalu mau bagaimana? Bangunkan lembut saja tak bisa.” Balasan ucapan Lisa sontak membuat Jungkook terdiam dan hanya bisa menahan kekesalan dalam hati. “Kau bangun dan siap-siap sekarang, temani aku ke supermarket. Andai saja aku tak menghabiskan waktu untuk membangunkanmu, aku pasti sudah sampai.“

“Kenapa harus meminta aku temani?”

“Eomma memintanya,” sahut Lisa cepat karena bisa saja Jungkook berpikir macam-macam dengan kepercayaan diri tinggi. “Eomma memintaku membangunkanmu dan menemanimu ke supermarket.”

“Kau tak bisa pergi dengan Eomma?”

“Mana aku tahu, Eomma kan memintaku pergi denganmu, aku harus menurutinya, walau tak mau. Aku itu tak bisa melawan Eomma sepertimu.” Lisa melangkah ke pintu. “Cepat mandi dan siap-siap atau aku letakkan ulat di bawah bantalmu nanti malam,” ancamnya sebelum membuka pintu dan pergi darisana.

Jungkook hanya mendengus. Dengan kesal, dia bangkit dari sofanya, memperhatikan sejenak sofanya yang mengenaskan dengan air berceceran dimana-mana karena ulah Lisa. Ingin membereskan, tapi dia harus segera pergi, membayangkan ulat di bawah bantalnya saja, Jungkook begitu geli. Jungkook akhirnya dengan setengah sadar, beranjak ke kamar mandi dan memulai aktivitas mandinya.

***

Setelah Jungkook siap, mereka segera pergi ke supermarket. Lisa sekarang tengah mencari bahan-bahan yang dibutuhkan di rumah Jungkook sebagai persiapan. Jungkook sendiri di belakang Lisa, berjalan mengikuti, tangannya dia masukkan ke dalam celana. Sesekali dia akan memandang jam dan menghela napas kesal kala Lisa belum selesai memilih bahan-bahannya.

“Kau itu mencari bahan untuk makanan kita atau makanan satu Korea? Kenapa lama sekali?” rutuk Jungkook dari belakang.

“Bisakah kau diam? Atau kau cari saja bahan-bahannya sendiri,” sewot Lisa seraya menatap Jungkook tajam.

Jungkook hanya mendengus, memilih diam karena malas berdebat, Lisa juga melanjutkan aktivitasnya. Jungkook juga menyadari kalau dirinya dipandang oleh banyak wanita disana, banyak yang berbisik seraya menatapnya. Ada yang membuang muka saat Jungkook melirik, ada yang melambaikan tangan, namun Jungkook abaikan.

“Lalisa?”

Lisa dan Jungkook menoleh bersamaan ketika ada yang memanggil Lisa. Jungkook mengerutkan kening, tak mengenal pria dengan tubuh yang cukup tinggi, berkulit putih, dan cukup tampan ini. Namun berbeda dengan Lisa yang sudah melebarkan matanya. Pria yang memanggil reaksinya tak jauh berbeda dengan Lisa.

“Ya! Kau Bambam?!”

“Astaga! Kau benar-benar Lisa?”

“Astaga!”

Keduanya langsung berpelukan setelah berlari kecil untuk saling mendekat satu sama lain, tampak begitu senang dan antusias layaknya pasangan yang berpisah cukup lama dan dipertemukan kembali.

“Astaga! Aku sangat merindukanmu! Kenapa kau baru datang sekarang, Bam? Kau kemana saja?!” Lisa tampak kesal, bahkan melampiaskannya dengan cara memukul dada bidang pria itu berkali-kali. “Kau menyebalkan!” sentaknya lagi dan pria bernama Bambam itu hanya terkekeh.

Oke, mereka berdua memang tampak seperti pasangan.

“Maaf, aku tak menepati janji. Tapi sekarang aku sudah datang, kita bisa bersama.”

“Ya! Kalian tidak tahu tempat?”

Ucapan itu sontak membuat keduanya menoleh ke samping, menemukan Jungkook yang tengah menatap keduanya dengan tatapan datar, namun Lisa ragu karena menemukan kekesalan tersembunyi disana, dia sangat tahu ketika Jungkook sudah kesal atau menahan amarahnya, dia akan menatap orang itu datar.

Tapi kenapa kesal?

“Kalian menjadi pusat perhatian disini, kalau mau berpelukan pergi saja ke rumah hantu dan berpelukan sampai puas.”

Jungkook berucap lagi membuat keduanya sontak melepaskan pelukan karena menyadari keduanya masih saling merangkul. Jungkook hanya mendengus, setelahnya Jungkook memandang Bambam yang ikut menatapnya heran kala Jungkook menatapnya datar.

Namun tak lama, Jungkook mengalihkan pandangan ke Lisa.  “Dia siapa?” tanyanya.

“Ah ya! Kenalkan ini adalah Bambam, sahabat kecilku.” Lisa menepuk punggung Bambam dengan senyuman lebar. “Dan Bambam ini adalah Jungkook, dia adalah.. Eum..”

Lisa menarik senyuman canggung, bahkan tangannya spontan mengelus tengkuknya karena memang dia bingung menjelaskan kepada Bambam dan agak aneh juga mengatakan kalau dirinya sudah menikah dengan Jungkook, bahkan dia dan Bambam hampir tidak berkomunikasi.

Agaknya Lisa harus membiarkannya nanti.

“Aku suaminya.”

Namun Jungkook sudah menjawabnya membuat Lisa sontak menatapnya dengan mata melebar, begitupula dengan Bambam yang ikut melebarkan mata, tampak tak percaya.

Jungkook mengangkat sebelah alisnya. “Kenapa dengan reaksimu?” Jungkook bertanya kala Lisa menatapnya terkejut. “Berterima kasih karena aku membantumu menjawab kalau aku suamimu,” sambungnya lagi.

“Tunggu! Suami?!”

.
.
.
.
.
.
—To Be Continue—

Akhirnya,anggep aja ini ganti kemaren yang extra part bya gak jadi ya,

seperti biasa ya jangan lupa vote ya manteman. Bye 👋👋👋👋.

Do I Love You? [LK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang