Do I Love You?_33

6.3K 423 5
                                    

Jungkook mengendarai mobilnya dengab kecepatan di atas rata-rata. Untungnya dia masih bernyawa ketika mengendarai mobil dengan kecepatan setinggi itu. Jungkook sekarang tak bisa berpikir jernih. Otaknya hanya memikirkan Lisa dan Bambam. Dia masih tidak habis pikir, kenapa Lisa bisa membela Bambam dibandingkan Jungkook? Jungkook bahkan marah, sebenarnya karena Bambam yang membuatnya seperti ini. Kepalanya juga oening sejak tadi, mungkin itu penyebab amarahnya bisa sangat naik.

“Sial!” Jungkook akhirnya menepi. Decitan ban mobil yang bertemu dengan aspal terdengar. Untung saja jalanan tengah sepi. Dia sudah tak bisa menahan pening yang menusuk saat dia dalam perjalanan kemari, sampai sekarang. Jungkook memijat kepalanya.

Jungkook sebenarnya malas pulang ke rumah. Dia harus segera ke kamar dan meminum obat agar pening di kepalanya segera menghilang. Tapi Ayah dan Ibunya pasti akan bertanya kemana dirinya tadi, dan kenapa Lisa tak bersamanya. Jungkook memang hanya menjelaskan lewat pesan jika dia hendak menjemput Lisa.

Jika Jungkook menceritakan semuanya, dia yakin akan terjadi keributan. Entah Ibunya memarahi dia atau Lisa.

Jungkook benci dengan keributannya nanti.

***

“Untung hanya terkilir.” Bambam berucap seraya berdiri disamping Lisa, merangkul pinggangnya agar tidak terjatuh.

Sekarang mereka ada di koridor rumah sakit dan sedang berjalan hendak keluar. Awalnya Lisa menolak ke rumah sakit, tapi karena Bambam terus memaksa dengan alasan takut terjadi sesuatu yang serius, terlebih di bagian kakinya. Untungnya dokter mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dia hanya terkilir. Tangan dan kening Lisa terluka karena goresan aspal, tidak serius.

Namun sebenarnya di kepala Lisa hanya ada Jungkook.

Lisa sendiri hang mengangguk dengan senyuman tipis. “Bam,” panggilnya.

“Iya?”

“Bisa tolong mengantarkanku ke rumah?” tanyanya.

“Kau mengkhawatirkan Jungkook?” tanya Bambam dan sangat tepat membuat Lisa hanya bisa mengangguk, tanpa berniat menutupi.

Bambam sendiri hanya menghela napas pelan mendengarnya. Setelah apa yang Jungkook lakukan, Lisa masih mengkhawatirkannya. Namun tak mau memperpanjang perdebatan, Bambam hanya diam. Sebenarnya kesalahannya dan Jungkook tak jauh berbeda. Namun dia rasa, Jungkook jauh lebih parah darinya. Setidaknya dia tidak membiarkan Lisa mengejar dan akhirnya terjatuh.

“Bam!”

Hingga lamunan Bambam buyar ketika Lisa memanggilnya. Bambam akhirnya mengangguk paksa. “Iya, ayo.”  Lebih cepat mereka segera bertemu Jungkook agar kesalahpahaman dapat selesai dan dapat berbaikan. Walau dia begitu sebal dengan Jungkook.

Bambam lekas membantu Lisa berjalan ke mobilnya, setelahnya masuk, menancap gas pergi ke rumah Jungkook.

***

“Jung, kurasa kau salah paham. Aku yakin, Lisa tidak menyukai Bambam, hanya sekedar sahabat dan tak lebih. Kau jangan terlalu menyalahkan Lisa.”

Soo Yun berbicara usai mendengarkan semua cerita Jungkook. Setelah Jungkook kembali dan meminum obatnya, tentu saja dia menjelaskan kepada Soo Yun yang hendak mendengarkan penjelasannya setelah sakit kepalanya mereda. Kesialan sendiri jika Soo Yun sudah ada di ruang tamu.

“Aku tak paham, Eomma. Kenapa dia masih membela Bambam, Eomma.” Jungkook masih kesal rupanya.

“Jung.” Soo Yun berucap tegas. “Jika kau ada di posisi Bambam, pasti kau akan kecewa dan marah kan?”

“Aku tahu, Eomma. Tapi tidak seharusnya dia membiarkan Lisa diluar.”

“Iya, itu salah. Tapi mungkin saja ada alasan lain, Jungkook.” Soo Yun berucap, Jungkook hanya diam perkara tak mau berdebat dengan Sang Ibu. “Tentang Lisa membela Bambam, kau saja memukul Bambam, Bambam itu sahabatnya, terlebih Lisa merasa bersalah. Itu reaksi wajar, mungkin dia spontan. Awal masalahnya bagi Lisa adalah dirinya dan dia tak sengaja mengatakan kata-kata yang mungkin menyakiti hatimu.”

Jungkook sendiri hanya diam. Sebenarnya saat sakit kepalanya mulai mereda, kemungkinan itu terlibat di kepalanya. Jungkook juga merasa keterlaluan. Tapi itu dia lakukan karena kesal dan juga sakit kepala membuatnya marah seperti itu, Lisa juga tak mungkin mau kembali dengannya.

Tapi suara pintu diketuk, membuyarkan lamunan Jungkook. Dia sontak memandang pintu, begitupula dengan Ibunya. Soo Yun lekas bangun, berjalan ke pintu untuk membukakan pintu. Saat membuka pintu, Lisa dan Bambam muncul dibaliknya membuat mata Soo Yun melebar karena menemukan pemandangan yang tak biasa.

“Astaga! Ada apa denganmu, Lis?” tanyanya khawatir. “Kenapa kau dipapah?” tanyanya lagi karena Lisa memang sedang dipapah oleh Bambam.

Jungkook melebarkan mata mendengar ucapan Ibunya. Dia sontak berdiri. Tak lama, dia melihat Lisa yang sudah masuk dengan banyak pertanyaan yang diucapkan Ibunya, Lisa hanya tersenyum tipis dan berucap dia baik-baik saja. Jungkook sontak terkejut. Tadi Lisa baik-baik saja.

Lisa sebenarnya kenapa?

.
.
.
.
.
--To Be Continue

Ok,semoga kalian masih bisa menikmati ceritanya ya!,jangan lupa vote dan dadah👋👋👋.

Do I Love You? [LK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang