“Terima kasih.”
Lisa berucap dengan senyuman ramah dan sopan seraya menerima plastik putih dengan logo apotek dekat rumahnya. Setelah petugas itu tersenyum dan mengangguk, Lisa melangkah keluar dari apotek untuk mencari taksi dan segera pulang. Namun saat mencari taksi, Lisa malah menemukan orang yang tengah berjualan bubur.
“Beruntung sekali aku, aku tak usah memasak bubur jika begini, beli saja,” gumamnya dengan senyuman lebar.
Lisa kemudian menyebrang usai mengedarkan pandangan, memastikan tidak ada motor atau mobil yang bisa membahayakannya nanti. Namun ketika sedang menyebrang, Lisa tidak menyadari ada motor yang tengah melaju ke arahnya. Pengemudinya adalah anak muda yang membuat kerusuhan di jalan seperti berkendara dengan kecepatan tinggi, tak peduli dengan keadaan sekitar.
“Nona awas!”
Orang yang menyadarinya sontak berteriak disusul teriakan orang-orang lainnya. Lisa lekas melebarkan mata dan menoleh, terkejut menemukan motor tengah melaju ke arahnya.
“Sial!” umpatnya.
Lisa lekas berlari, bahkan loncat untuk menghindari motor itu dan untungnya berhasil. Hanya saja dia akhirnya terjatuh ke aspal dengan tangan yang memegang obat Jungkook. Pengemudi itu juga tak peduli dan pergi begitu saja membuatnya sontak merutuk dalam hati. Tak lama, banyak yang menghampiri Lisa, berkerumun mengelilinginya.
“Astaga, apa kau baik-baik saja?” Salah satu dari kerumunan orang bertanya dengan raut wajah khawatir.
“Iya, aku baik-baik saja,” jawabnya seraya menarik senyum.
“Syukurlah.”
“Astaga, pengemudi itu memang, untung saja kau menghindar, kalau tidak kau pasti akan tertabrak.” Pedagang bubur itu berucap, begitu geram. “Kau benar-benar tak apa?” tanyanya lagi, memastikan.
“Iya Ahjussi. Aku hanya lecet sedikit.” Lisa berdiri dari posisinya seraya membersihkan dirinya dari aspal-aspal yang mengotori tubuhnya.
“Ya sudah, nanti kau obati saja di rumah ya.” Pedagang itu berucap lembut dibalas anggukan kepala Lisa.
“Terima kasih semuanya.”
“Iya, sama-sama.”
“Tak masalah.”
Berbagai jawaban dilemparkan kepada Lisa yang berucap terima kasih. Setelahnya mereka tampak kembali menjalankan aktivitas masing-masing.
“Ahjussi, aku mau buburnya satu porsi ya.”
“Ah baiklah, tunggu sebentar.”
Pedagang itu lekas kembali ke tempatnya untuk membuatkan bubur pesanan Lisa. Lisa tersenyum dan mengangguk, menunggu bubur yang tengah dibuat. Tampaknya pedagang itu tak langsung membuat pesanannya karena memang sudah ada yang memesan terlebih dahulu sebelum dirinya.
Drrt, Drrt..
Hingga suara telepon masuk mengalihkan pandangan Lisa ke tasnya, dia langsung membuka tas dan mengambil ponselnya yang masih berdering, melihat layar ponsel untuk melihat siapa yang meneleponnya. Lisa mengerutkan kening melihat nomor tak dikenal yang menelponnya, namun Lisa tak lama langsung mengangkat teleponnya.
“Halo?” ucap Lisa setelah sambungan telepon sudah tersambung.
“Halo, ini Ibu Jungkook, Lis.”
“Ah Eomma.” Lisa langsung mengubah masa bicaranya. “Ternyata kau Eomma, tapi untuk apa meneleponku lewat sini? Eomma menyimpan nomorku kan? Aku juga menyimpan nomorku kok.” Tentu saja Lisa heran karena memang Ibu Jungkook sudah meminta dan menyimpan kontaknya, Lisa juga sudah menyimpannya. “Eomma memakai nomor siapa?” tanyanya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Love You? [LK] ✔
RomanceLalisa Manoban yang biasa dipanggil Lisa, terpaksa harus menikahi pria yang sangat menyebalkan baginya bernama Jeon Jungkook yang biasa dipanggil Jungkook. Jungkook juga terpaksa menikahinya. Keduanya terpaksa menikah karena perjodohan yang dilakuka...