Cinta Buta

5.1K 87 0
                                    

Mega mendung bergelayut setelah terik membelah kota sore hari ini, sejuk semilir angin menerpa helai demi helai rambutku.

~~~~~~~~~~

Entah mengapa fikiranku kacau dan terasa panas, aku berhasrat ingin sekali meluapkan panasnya kehadapan lelaki yang kini namanya bersemayam dalam kalbuku.

Entah mengapa fikiranku kacau dan terasa panas, aku berhasrat ingin sekali meluapkan panasnya kehadapan lelaki yang kini namanya bersemayam dalam kalbuku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga pada ketika aku dikejutkan oleh suara di sampingku, suara yang amat sangat kukenali.
Suara itu datangnya dari sosok yang saat ini tengah mengisi relung hatiku dengan benih-benih cinta yang semu. Sosok yang selalu membuatku melamun dan berkhayal saat bekerja.

 Sosok yang selalu membuatku melamun dan berkhayal saat bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Halo cantik, lagi mikirin aku ya?"

"Hai, kak Andri. Ngagetin aku aja".

"Nona cantik, kenapa melamun? Nanti kesambet lho," ucapnya.

"Tidak ada apa-apa kak, aku hanya sedang berfikir ...," jawabku tapi terhenti seketika.

"Jangan dihabiskan berfikirnya! Sisakan sedikit untuk kak Andri ya, hehehe"

"Stop kak! Aku tahu kakak siapa ... semua sudah menjelaskannya padaku, yang aku tidak habis fikir kenapa harus tahu dari orang lain, kak?."

"Maksudmu?"

"Jujur aku terpesona dengan semua perhatian kakak selama ini padaku. Tapi salahku juga mungkin, yang terlalu kege'eran menyikapi semua sikaf kakak.
Aku kecewa, setelah tahu status kakak. Tapi bukan dari mulut kakak sendiri, aku tahu dari orang lain"

Tak terasa airmata ini tak bisa kubendung lagi, kak Andri berusaha menenangkanku. Mencoba menghapus air mata yang masih melekat di pipiku. Seraya tersenyum dia berusaha untuk menjelaskan.

"Sudah ngambeknya? Sudah ngomelnya? Sekarang, aku boleh menjelaskan semua?"

Tak kuberi kesempatan ia bicara, aku pun beranjak bangun dari kursi. Tangan lembutnya meraih jari jemariku, seolah menahan langkahku.

"Niken, aku mau bicara. Please kasih kesempatan untukku menjelaskannya!"

Sebenarnya aku ingin mempermainkannya dengan berpura-pura merajuk. Tapi rasa penasaran akan penjelasannya lebih besar. Kembali kududuki kursi, kali ini ia duduk benar-benar di hadapanku. Jemarinya erat menggenggam telapak tanganku yang terlalu imut dalam cengkramannya.

"Maafkan kak Andri yang sudah lancang mengusik Niken, bahkan maaf jika perhatian yang kak Andri berikan telah membuat Niken terlalu jauh dalam perasaan cinta.
Ken, kak Andri melakukan ini semua bukan untuk mempermainkan perasaan Niken, kak Andri juga sayang sama Niken. Kak Andri juga merasakan yang sama seperti Niken rasakan, diam-diam kak Andri mencintaimu."

Aku terhenyak mendengar penuturannya ....

"Kak Andri tidak peduli dengan usia Niken saat ini, yang kak Andri tahu, sikaf Niken itu lebih dewasa dari usia Niken yang sebenarnya. Itu yang kak Andri suka dari Niken, kakak juga yakin klo Niken sudah tahu, kalau kak Andri sudah punya anak dan isteri. Mereka yang berbicara buruk tentangku, karena tidak rela melihat kedekatan kita berdua. Memangnya apa saja yang mereka sampaikan ke kamu tentang aku?" Tatapannya kali ini begitu teduh memandangku.

"Aku gak tahu, mesti bilang apa. Tapi yang mereka katakan padaku bahwa kakak suka godain wanita di sini, hampir semua Waitress pernah kakak rayu, tak terkecuali para waitress yang sudah emak-emak kakak godain juga," jawabku sambil menunjukan wajah masam berpura-pura ngambek.

Hahaha ....

Tawa renyahnya mengejutkanku, beruntung suasana biliar hari itu teramat hening.
Jadi obrolanku dengan kak Andri lebih bebas dari gangguan customer yang biasanya setiap waktu memanggil, entah itu minta dirapihkan bola yang sudah habis, terkadang cuma untuk memesan minuman.

Bukan miras lho ya! meskipun bagi orang di kampungku biliar adalah tempat kurang baik, tapi aku beruntung tempatku bekerja tidak menjual minuman keras.

Kembali pada gelak keras kak Andri, dia sepertinya memahami arti kebingungan di sorot mataku menatapnya tertawa.

"Ken, kakak sih akrab sama siapa saja. Kakak tidak mau memilih-milih dalam berteman, kalau ada yang bilang kakak orang tidak baik, karena hampir semua waitress di sini kakak dekati dan akrabkan. Percayalah akrabnya kakak kepada mereka itu tidak melebihi perasaan kakak kepada Niken! Mereka mungkin yang menganggap lebih sebuah godaan kakak, sedangkan kakak hanya menganggap mereka teman biasa"

"It's oke, aku masih terima. Masuk akal jawaban kakak, tapi bagaimana dengan istri dan anak kak Andri?"

Kak Andri menunduk, tampak sedih pada raut wajahnya. Tak ada yg dia ucapkan dalam beberapa detik, kubiarkan sampai dia siap untuk bercerita.

"Hubunganku dengan istriku saat ini dalam kondisi yang tak baik, entah kedepannya bagaimana" jawabnya lirih.

Aneh orang satu ini, baru beberapa menit yang lalu tertawa terpingkal-pingkal, sekarang malah melow. Hufft...

"Terserah apapun jawaban Kak Andri, aku gak mau ikut campur masalah keluarga kak Andri. Yang pasti aku tak mau dijadikan permainan. Jika kakak niat baik dan hanya mau berteman denganku silahkan, tapi tolong jangan perlakukan aku lebih! Supaya aku tidak terlalu jauh menjadi sayang sama kakak. Tapi jika benar yang kakak katakan tadi bahwa kak Andri mencintaiku, aku gak mau hanya dimanfaatkan saja. Mentang-mentang aku ini hanya gadis kampung."

Kak Andri tersenyum, seraya mengusap rambutku tiba-tiba tanpa kusadari bibir lembutnya telah mendarat penuh kehangatan mengecup keningku.

Ah ... terasa getaran aneh yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Tentu saja membuat merinding bulu romaku, darahku berdesir mendapat perlakuannya itu. Inilah pengalaman pertamaku merasakan cinta yang sangat berbunga-bunga.

"Ken, kalau saja kakak mau berniat buruk sama kamu, kenapa tidak dari awal saja. Kakak justru menjaga kehormatanmu, bahkan kakak mengkhawatirkanmu. Hal sepele saja bisa bikin aku khawatir jika kamu belum makan."

"Kalau khawatir udah makan atau belum, yang lain juga bisa. Bahkan kalau aku belum makan, rasa khawatir orangtuaku lebih besar dibanding kakak. Banyak yang menasehatiku, katanya aiknya kakak karna ada terselubung."

"Kalau aku mau kurang ajar, ngapain juga aku capek-capek pulang kerja nemuin kamu bawain makanan. Kalau mau langsung saja kak Andri berbuat hal buruk diawal pertemuan kita, selesai kan. Malah aku selalu mengingatkan kamu supaya langsung pulang ke rumah kalau jam kerja sudah selesai. Kenapa? Supaya kamu tidak diganggu lelaki hidung belang di jalanan."

Makin melayang aku dibuatnya, akan semua kata-kata yang kak Andri ucapkan. Bagi gadis remaja yang masih lugu sepertiku, diperlakukan semanis ini adalah hal yang sangat istimewa.

Berhari-hari hingga berbulan-bulan lamanya hubungan ku dengan kak Andri kian erat, tak ada sedikitpun perilaku tak pantas dilakukan olehnya terhadapku.

Teman-teman kerjaku yang awalnya mengekang hubunganku dengan kak Andri, termasuk kak Uli mulai menganggap bahwa kak Andri memang benar-benar jatuh cinta padaku si gadis ingusan.

Hingga akhirnya kekhawatiran itu pun bukan hanya isapan jempol belaka, disaat semua lengah terhadap apa yang mereka wanti-wantikan padaku, akhirnya menjadi kenyataan ....

*****

"Aku Terlalu Polos" (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang