Tak ada celah lagi untukmu.

1.2K 54 2
                                    

Tampak dari sudut netra, sepertinya di ujung sana ada yang tengah mengawasi gerak gerikku.

Tampak seperti sedang Menatap tajam ke arahku, Siapa kah dia? Ketika kuarahkan pandangan ke tempat itu, astaga... Kak Andri?

Ia tampak tersenyum, disertai lambaian tangan menuju ke arahku.
Kamu fikir aku bahagia melihatmu ada di sini? Tidak! Kehadiranmu adalah petaka bagiku.

Karena melihatku acuh, ia pun berjalan menghampiriku dan menarik tanganku lembut.

"Ken, table kamu di mana?"

"Kenapa?"

"Open table untuk aku ya! Sekalian temani aku main billiar!!!"

"Table yang lain saja, Kak!"

"Niken?!"

Ketika kumenoleh, ternyata asal suara itu adalah suara Pak Brian. Ia tampak agak kecewa, melihatku menolak permintaan Kak Andri.

"Eh Pak Brian, iya Pak ada apa?"

"Kamu kenapa menolak? Itu Customer lho!"

"i... iya, Pak. Baik!"

"Yaudah sana, layani Customer kita yang 1 ini ya! Kamu tau ga? Kantor tempat Bapak ini bekerja sudah kontrak billiar kita selama 5 tahun, untuk fasilitas para pegawainya."

"Oh, pantas!"

"Pantas apa?"

"Ga ada apa-apa, ya sudah yuk Kak! Table aku ada di sana."

Ia tersenyum tipis, entah apa yang ada di fikirannya.
Setelah berjalan menuju table dan mempersiapkan semua. Ia memintaku  untuk menemaninya bermain billiar.

Sebenarnya aku malas sekali menemaninya saat ini, jujur ketika bersamanya kini yang kuingat hanya pengkhianatannya saja.

Ketika menyelesaikan bola terakhir, dan hendak mengatur ulang. Ia menggenggam jemariku.

"Ken, biarkan dulu bolanya! Apa bisa kita bicara sebentar?"

"Baiklah!"

Kuturuti permintaannya, semata karena aku ingin resign dari tempat kerjaku ini secara baik-baik, tentunya dengan nama yang tanpa cacat. Kulakukan itu hanya demi profesionalitas saja, Setidaknya aku harus melayani Customer dengan baik.

Ketika ia hendak menggenggam tanganku, segera kutarik diri agar tak ada kesempatan baginya Menyentuhku lagi, walau hanya sedikit.

"Bicaralah Kak, tanpa harus menyentuhku!"

"Oke, oke, maaf! Aku cuma mau tanya, apa kabar?"

"Kabar? Huhh, awalnya kabarku baik, sangat baik. Tapi sayang mendadak jadi kabar buruk setelah melihat keberadaanmu Kak."

"Sebenci itukah dirimu padaku, Ken?"

"Bukan benci, tapi cuma malas saja."

"Kamu takut naksir lagi ya? Atau memang masih suka?"

"What?? Pede banget sih Kak?"

"Ya ampuun galak banget sih Mba?! Becanda kalii," ujarnya dengan kekehan khasnya.

Jujur, meski ia orang paling jahat dalam hidupku. Tapi aku tak bisa menolak selera humornya yang apa adanya. Terlebih cara ia tertawa... Masih tampan seperti dulu, meskipun kini penampilan nya lebih matang.

"To the poin aja Kak, tiba-tiba ada di sini, lalu kontrak billiar ini dengan waktu yang sangat panjang sampai 5 tahun lamanya. Masa iya hanya sekedar ingin tahu kabarku saja? Gak lagi modus 'kan?"

"Aku Terlalu Polos" (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang