Move On

1.1K 44 0
                                    

Akhirnya, aku pun benar-benar pergi dari rumah. Kucoba mencari peruntungan dengan mengadu nasib di kota, berbekal pengalaman pernah bekerja di biliar, kucoba datangi biliar di kota dan menanyakan apakah ada lowongan pekerjaan di sana?

Ternyata tak sulit bagiku untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Menurut Owner tempat bekerjaku yang baru, cukup dengan berbekal penampilan yang menarik, aku bisa keterima bekerja di sana. Tentunya gaji di kota  lebih besar dibanding gajiku selama bekerja di daerahku.

Di saat yang lain bekerja untuk meniti masa depan, aku di kota bekerja untuk menata hati yang rapuh. Kutinggalkan semua kenangan tentang dia, iya ... dia yang pernah mengenalkan aku akan indahnya mencintai. Juga mengenalkan aku akan sakitnya dikhianati.

Banyak sahabat baru yang kukenal di sini, mereka baik-baik. Tentu Customer di biliar tempat kerjaku yang baru sangat berbeda, mereka dari kalangan pegawai kantoran. Mereka juga lebih sopan dalam berbicara dan memandangku, berbeda dengan biliar tempat kerja yang lama. Pelanggan di sana yang datang terkesan nakal dalam berbicara juga dari cara nereka menatapku.

***

Aku bekerja di kota sudah lumayan lama, selama itu pula aku pulang baru beberapa kali. Emak dan Bapakku sempat memintaku untuk tak kembali bekerja di kota, tapi aku menjelaskan kepada beliau. Bahwa aku tak akan meninggalkan pekerjaanku saat ini, aku ingin seperti teman-teman sebayaku. Aku ingin menyelesaikan study yang sempat terhenti, karenanya butuh biaya untuk merealisasikan itu semua. Aku harus giat lagi dalam bekerja, supaya bisa menyisihkan gaji yang kudapat, untuk menunjang cita-cita yang ingin kuraih.

Bapak dan Emak pasrah dengan keputusanku, karna beliau tak memiliki biaya untuk mewujudkan impianku tersebut.

Impianku pun terlaksana, dengan mengejar paket C. Akhirnya aku bisa menyelesaikan studiku yang terhenti, setelah lepas dari sekolah lanjutan atas dari paket C ... ada lagi impianku yang ingin sekali terwujud.
Aku ingin kuliah, tentu butuh biaya yang lebih besar lagi.

Dengan berbekal tekad dan tabungan yang kumiliki ... akhirnya kuberanikan diri untuk bekerja sambil kuliah di kota.

Repot sih, setidaknya dengan kesibukanku membagi waktu bekerja sambil kuliah, sedikit demi sedikit aku mulai bisa move on dari Kak Andri.

***

Selama di kota, aku mengenal seorang pria yang masih seumuran denganku. Ia adalah salah seorang pelanggan di tempatku bekerja, hampir setiap hari setiap pulang kuliah, ia selalu menyempatkan diri untuk bermain biliar di tempatku bekerja.

Namanya adalah Candra ...
Dia adalah mahasiswa pelayaran di sebuah kampus yang lumayan terkenal di kota.

Aku kagum setelah mengenalnya lebih jauh, ia sosok yang sangat menyenangkan. Supel, ramah, humoris dan tidak kaku tiap berbicara dengannya. Ia juga amat sopan terhadapku ....

Hingga suatu ketika ... ia menyatakan cintanya padaku, jujur aku pun menyukainya dari sejak di awal perkenalan. Tapi ... trauma di masa lalu, membuatku ragu apakah harus menerimanya atau sebaliknya yaitu menolak cintanya?

"Kenapa Niken? Kalau tak suka juga tak apa-apa kok! Aku bicara seperti ini, tak mengharap balasan cintamu, aku hanya sekedar mengungkapkan perasaan dan isi hatiku saja. Syukur-syukur kamu juga menyukaiku, akan jadi kebahagiaan terbesar untukku."

"A ... aku ...."

"Sudah jangan difikirkan! Aku harap setelah ini tak ada yang berubah dengan keakraban kita, jangan marah ya."

"Aku juga menyukai kamu, tapi ..."

"Benarkah? Tapi kenapa? Katakanlah ...!"

"Tapi aku takut."

"Aku Terlalu Polos" (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang