Ujian Cinta

1.2K 47 0
                                    

Tiga hari lamanya aku dirawat secara intensif di Rumah Sakit. Selama itu juga Orangtua dan Saudaraku tak henti-hentinya menghubungiku, sekedar mencari tahu di mana keberadaanku saat ini. Mereka khawatir aku akan pergi lama lagi dan tak kembali seperti saat itu.

Entah mengapa aku pun belum berani jujur mengatakan yang sebenarnya akan kondisiku saat ini. Aku takut!

Berbeda dengan Kak Ranto, ia mengatakan yang sebenarnya ketika kedua orangtua nya menjenguk.

Tampak raut berbeda dari wajah beliau, mungkin ada rasa kecewa, marah tapi tak bisa beliau ungkapkan dengan kata-kata. Hanya saja beliau memintaku untuk tak banyak fikiran, juga minum obat dan vitamin sesuai petunjuk Dokter. Setelah itu, beliau meminta Kak Ranto untuk pulang dulu sebentar. Aku cemas, khawatir ia akan dihukum atau dimarahi.

Tapi... Kak Ranto menenangkanku, dengan senyumnya yang menawan ia mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Flashback
Pov Author

Ranto pulang ke rumah dengan ikut menaiki mobil yang dibawa Papanya. Selama perjalanan mereka bertiga hanya diam membisu, tak ada percakapan sedikit pun. Hanya sesekali Mama nya menyeka ujung matanya yang membasah karena airmata.

Melihat Mamanya menangis, Pak Burhan menarik bahu Istrinya agar bersandar pada lengannya.

"Sudahlah Ma, jangan ditangisi dulu! Kita belum tahu apa yang terjadi sebenarnya!"

Ranto tak bisa menjawab apapun, ia hanya terpaku memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan nanti di rumahnya.

Sesampainya di rumah, Ranto memapah Mamanya ke dalam dan membantunya duduk di sofa.

Suasana masih tampak tegang, Pak Burhan menatap Putera semata wayangnya dengan penuh selidik.

"Ranto"

"Iya Pah"

"Coba jelaskan, apa benar Niken Hamil!?"

"Iya benar"

"Kenapa bisa terjadi?"

"Maaf Pah, aku khilaf."

"Khilaf sampai membuat anak orang menjadi hamil? Semudah itu kamu menjawab khilaf? Tak sadarkah kamu ketika melakukannya, perbuatanmu ini akan berimbas pada nama baik kami?"

Hening....

"Jawab Ranto!"

"Sebenarnya bukan khilaf juga Pah, tapi karena memang itu sengaja kulakukan. Aku... Aku takut kehilangannya lagi, aku mencintai nya. Di luar sana banyak lelaki yang ingin memperistrinya, tak terkecuali Brian."

"Apa? Brian?"

"Ya, sebelum Niken kembali ke sini ia menghilang selama 5 tahun, ternyata ia bekerja di kota di tempat yang sama dengan Brian bekerja. Dan Brian pernah bercerita kalau ia sudah sangat dekat dengan Niken, hanya saja Niken lebih cenderung memilihku."

"Kalau kamu sudah tahu Niken memilihmu. Kenapa harus kamu lakukan itu? Atau ini hanya alibi kamu saja? Bisa jadi kamu dan Niken sering melakukannya?"

"Tidak Pah, kami melakukan hanya sekali sebulan yang lalu. Tapi meski memang kejadian itu sengaja kurencanakan, tapi tidak menjadi keinginan bagi Niken. Ia sebenarnya sudah menolak, aku yang salah, aku yang memaksanya. Aku gelap mata Pah, aku benar-benar takut kehilangan dia. Saat itu yang ada difikiranku kalau aku melakukan itu, Niken tak akan bisa berpaling dariku. Karena apa yang ia jaga telah kuambil."

"Aku Terlalu Polos" (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang