Babak Baru

1.2K 59 4
                                    

Warning (21+)

Yang ga suka harap minggir dulu!
Jangan lupa tinggalkan jejak vote ya Dear! 😉😘

Jika kamu berharap tulisan yang sempurna, itu tak ada padaku. Aku hanya bercerita sesuai yang ada dalam fikiran dan ingatanku. Jika  kamu menemui typo di setiap ceritaku,  itu hal biasa. Tolong saling memberi kritik dan saran yang baik, kalau ada kesalahan dalam penulisanku.

Dan apabila ada kata-kata yang tak pantas di hati para sahabat, mohon dimaafkan 🙏

🌺🌺🌺

"Dia merekam sebuah video saat aku dijebak olehnya beberapa bulan lalu di kamar hotel, dia memanfaatkan ketidaksadaranku untuk ambisinya. Dia mengancam akan menyebarkan video mesum saat bersamanya tanpa harus membuatnya malu. Karena ia hanya menampilkan wajahku, sedang wajahnya akan diblur. Tentu aku memikirkan nasib usahaku, nama baik kedua Orangtuaku, terlebih akan berpengaruh dengan hubungan kita, dll."

"Aku faham, sekarang aku tanya apakah Kakak mencintainya?"

"Ya tidak lah!"

"Kalau begitu Kakak harus melawannya, dia pakai cara licik kita lawan dia pakai taktik. Terima tantangannya Kak!"

"Kamu ada ide?"

"Yupp...."

"Caranya?"

"Dia harus bisa menunjukan video asli saat Kakak melakukan itu berdua dengannya, Tanpa Blur!"

"Biar kenapa?"

"Memastikan saja, benar atau tidak ancamannya. Apa benar dia telah merekamnya atau hanya gertakan saja untuk membuat Kakak menuruti permintaannya."

"Iya juga ya! Eh tapi, kalau dia nyatanya benar memiliki video rekaman itu bagaimana?"

"Pinta dia mengirimkan video itu ke Kakak, sebagai barter kalau Kakak akan menikahinya. Kalau dia tak bisa melakukannya, katakan padanya  dengan tegas, tak ada pernikahan kalau dia tak bisa memberikan rekaman yang asli tanpa blur."

"Iya iya, lalu?"

"Kerjakan itu dulu! Aku ada kenalan di Kota, dia pandai editing foto bahkan video, pokoknya itu nanti tahap selanjutnya setelah Kakak berhasil mendapatkan rekaman video yang asli."

"Oke aku akan melakukan apa yang menurutmu baik, sebelumnya aku ingin bertanya... kenapa kamu meminta aku untuk melakukan ini?"

"A... Aku"

Belum selesai aku berbicara, Kak Ranto mendekapku erat. Ada rasa hangat dan nyaman berada dalam pelukannya saat ini. Pandangannya penuh tanda tanya seakan ingin mencari kejujuran pada diriku.

"Katakan, kalau kamu sudah memiliki rasa padaku! Entah itu rasa cinta atau sayang atau apalah aku tak perduli, yang pasti benarkah kamu tak menginginkan pernikahanku dengan Aurel terjadi?"

"Iya, aku sepertinya mulai menyayangimu, Kak.
Entah sejak kapan, yang pasti aku gak rela aja melihat Kak Ranto jalan bersama dia, berdekatan dengannya. Terlebih kalau harus menyaksikan Kak Ranto bersanding dengannya. Aku gak sanggup, Kak...
Setidaknya kalau pun kelak Aku tak berjodoh dengan Kakak, bukan dia yang menjadi pendampingmu!"

"Betul?"

"Heeum."

Kami larut dalam pelukan. Untuk pertama kali, akhirnya yang mengungkapkan perasaan aku duluan. Biarlah Kak Ranto menganggapku murahan atau apa, yang jelas sebelum terlambat ia harus tahu bahwa aku cemburu jika nanti melihatnya bersama Aurel.

"Kak"

"Ya, Sayang?"

"Terima kasih untuk segala kejujuranmu selama ini, terima kasih juga untuk segala kesabarannya dalam menunggu kepastianku. Terutama ketulusan Kakak dalam menyayangiku tanpa pamrih."

"Aku Terlalu Polos" (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang