Ceklek!
"Ranto, apa-apaan ini?"
Aku dan Kak Ranto sama terkejutnya dengan suara yang tiba-tiba, saat kami menoleh aku tak tahu beliau siapa.
Sepasang suami istri bersama ... Ah Aurel di belakangnya.
"Om, Tante. Mari duduk!"
"Tak usah! Kami datang kesini mau mempertanyakan ke kamu. Anak kami pulang dalam keadaan menangis, apa yang kamu lakukan padanya? Tapi sebelum saya mendapat jawabanmu, kami sudah melihat dengan mata kami sendiri apa yang terjadi di sini. Apa pantas kamu berbuat hal tak senonoh di sini?"
"Oke, maaf sebelumnya Om. Akan saya jelaskan 1/1.
Pertama ini adalah Niken, wanita yang selama ini saya cintai, jadi inilah alasan saya menolak perjodohan dengan Aurel. Dia calon istri saya kelak, kedua... Ini tempat usaha saya, jadi saya bebas mau melakukan apapun di sini. Ketiga, saya membela diri pun rasanya percuma, karena yang ada di fikiran Om dan Tante sudah terlanjur buruk terhadap saya.""Kamu lupa, usahamu ini berasal dari mana?"
"Oh tentu saya tak lupa Om, modal usaha saya ini adalah murni aset saya sendiri yang sudah saya jual sebelumnya. Jadi ga ada sepeser pun dari pemberian Om, urusan saya dengan Om ialah, tanggung jawab saya untuk melunasi hutang kedua orangtua saya meskipun Om memberatkan saya yaitu harus menggantinya dua kali lipat. Sebenarnya kalau tak harus mengganti dua kali lipat, hutang kedua orangtua saya sudah lunas. Karena saya sudah membayar separuhnya dari yang Om Pinta. Tapi tak apa, itu memicu semangat saya untuk terus bangkit dan segera melunasinya."
"Oke kalau kamu memang hendak membatalkan perjodohanmu dengan anak saya. Tetap kamu harus lunasi sisa separuhnya itu! Tapi saya tak bisa menunggu lama, dalam waktu 1 tahun harus lunas. Kalau tidak, saya anggap hangus dan kamu tetap harus menikahi anak saya."
"Tidak bisa begitu, Om! Bagaimana saya melunasi dalam waktu satu tahun?"
"Oh itu saya tak mau tau, terserah bagaimana caranya. Saya mau uang saya kembali dalam waktu setahun, lebih cepat lebih baik. Maka saya ga akan ganggu hidupmu lagi, juga tak akan memaksamu untuk menikahi Aurel."
"Tapi, Om...."
"Ya sudah. Kami pergi dulu, silahkan kamu fikirkan bagaimana caranya untuk melunasi hutang kedua orangtuamu... Rundingkan dengan calon istrimu itu!"
"Papa...."
"Sudahlah Aurel, ayo kita pulang! Kalau Ranto adalah jodohmu, pasti dia tak akan bisa melunasi sesuai tempo waktu yang Papa berikan."
"Kalau Mas Ranto Bisa melunasinya gimana?"
"Berarti dia bukan jodohmu..!"
"Aku ga mau, Papa!"
"Memalukan, ayo kita pulang!"
Mereka pun akhirnya berlalu, bersamaan dengan hentakan kaki Aurel yang menunjukan kalau ia sedang kesal. Aku yang sejak tadi hanya jadi penonton cuma bisa diam menyaksikan.
Kak Ranto tampak frustasi, kasihan! Kuhampiri ia dan berusaha menenangkan nya.
Maafkan aku Candra. Baru sebulan ditinggalkan olehmu. Aku lancang sudah berani memeluk lelaki lain, tapi yang kulakukan saat ini bukan karena pengkhianatan. Percayalah cintaku hanya untukmu, aku hanya berusaha membalas kebaikannya tadi saat bisa membuatku tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Aku Terlalu Polos" (Selesai)
RomancePROLOG Kisah cerita cinta gadis belia yang lugu dan polos, ia jatuh cinta pada sosok pria dewasa, rangkaian kisah dan perjalanan kehidupan yang ia jalani tak semulus harapannya. Pria yang telah mengajarkan arti cinta, juga cara bercinta ... tak menj...