Braaak.... Jangan bergerak, angkat tangan!!! Anda kami tangkap atas laporan, sebuah tindakan kriminal.Aurel terkejut, ia segera berhambur mencari selimut untuk menutupi tubuhnya. Pegawai Ranto sudah bergerak cepat memberikan laporan, serta saksi dan barang bukti dari sisa makanan dan minuman yang tadi diberikan ke Kak Ranto sudah diamankan. Terutama Aurel dan sekutunya, yaitu salah satu koki di Hotel ini.
Disaat Polisi dan pegawai nya Kak Ranto yaitu Yoga dan Dimas sibuk membawa Aurel dan temannya, tinggalah aku berdua dengan Kak Ranto di kamar ini.
Kutatap Kak Ranto, tubuhnya menggigil. Ia tampak seperti kesakitan, berkali-kali kulihat ia membenturkan kepalanya pada dinding.
"Kasihan," batinku.
Kudekati ia perlahan, ia menggigil hebat.
"Niken, Niken...."
"Iya Kak aku di sini! Katakan, apa yang Kak Ranto rasakan saat ini?"
"Sakit Ken, oh sakit sekali," jawabnya seraya memegang kepalanya.
Kucoba berusaha memberikan pijatan pada bahu dan kepalanya, berharap sakitnya sedikit berkurang.
Tak kusadari ia menarikku hingga ke pangkuannya, aku baru ingat meski tadi sempat kututupi tubuhnya dengan selimut. Tapi di balik selimut ia begitu polos, oh tidak! Aku tak mau kejadian itu terulang lagi...
Kak Ranto mencumbu leher dan beberapa bagian tubuhku. Kecupannya begitu beringas, jujur aku hampir saja menikmati rasanya. Tapi aku masih dalam tahap kesadaran.
Tidak... Aku masih trauma dengan pemaksaan Kak Andri di masa lalu, aku tak mau hal itu terulang lagi. Lagipula aku hanya akan melakukan nya dengan orang yang kucintai saja. Refleks kutampar pipinya.
"Stop it, Kak!!! Aku bukan pelampiasan nafsumu."
"Aku mencintaimu Niken."
"Ya, aku tahu. Tapi bukan begini caranya! Ini nafsu Kak, bukan Cinta. Sadarlah Kak!"
Aaarrrggghhh... Prank!
Kak Ranto melempar gelas di atas nakas samping tempat tidur. Ttak lagi kudekati ia yang kini tengah terengah-engah. Jujur aku takut... Aku takut melihat ia yang tampak kasar saat ini. Aku mundur perlahan dan menangis di sudut pintu.
Sepertinya Kak Ranto mulai bisa menguasai dirinya, ia berjalan menghampiriku.
"Tidak, diam di sana Kak! Aku takut! Hiks hiks..."
"Niken, maafkan aku. Kumohon maafkan aku!!! Aku juga gatau kenapa bisa begini, aku juga tak mengerti ada apa dengan tubuhku ini? Jelaskan padaku apa yang terjadi?"
"Kak Ranto tadi hendak melakukan hal buruk padaku, Kakak tak tau kan aku... Aku... Aku masih trauma akibat masa laluku dulu dengan Kak Andri? Huhuhu, hiks!"
"Ya Tuhan, ampuni aku. Maafkan aku. Aku ga bermaksud... Semua reflek begitu saja! Maaf aku ga bermaksud kasar tadi."
Aku terdiam, berusaha mencerna ucapannya, ya aku harus memahami kondisinya saat ini, yang sedang dalam pengaruh obat pemberian Aurel tadi.
Ia mengangkat tubuhku agar berdiri.
"Maaf, maafkan aku. Aku ga bermaksud berbuat buruk padamu, aku tulus mencintaimu."
Kuanggukan kepala.
"Iya Kak, aku faham. Sekarang berpakaianlah! Aku tunggu di luar, setelah ini aku akan antar Kak Ranto ke Dokter."
KAMU SEDANG MEMBACA
"Aku Terlalu Polos" (Selesai)
RomancePROLOG Kisah cerita cinta gadis belia yang lugu dan polos, ia jatuh cinta pada sosok pria dewasa, rangkaian kisah dan perjalanan kehidupan yang ia jalani tak semulus harapannya. Pria yang telah mengajarkan arti cinta, juga cara bercinta ... tak menj...