"Hidup takkan indah tanpa ada rahasia. Cinta takkan menarik manakala hati setiap manusia mudah tertebak."
~ Pangeran Di Fei Feng Shan
🔥💦🔥💦🔥💦Langit pagi terhampar indah menawarkan warna birunya yang cerah. Gumpalan awan putih yang menggulung seperti deburan ombak menutupi sebagian langit biru.
Seorang wanita mengenakan hanfu bersulam sutra, tengah duduk menatap langit berawan. Di sampingnya tampak pria berhanfu hitam menggengam tangan sang wanita. Pria itu menatap wanita di sampingnya dengan lembut.
"Aku ingin pergi ke Paviliun Magnolia. Berbicara dan bercerita bersama Putri Shuiliu. Jika aku tahu akan sangat sulit bertemu dia lagi, di malam itu aku akan berbicara banyak hal. Dia gadis yang pemberani, tetapi juga lemah lembut. Xiang Gong¹, menurutmu kapan aku bisa berkunjung ke Paviliun Magnolia?" ucap wanita itu yang tidak lain adalah Putri Chen Guang Yi.
"Saat ini Putri Shuiliu memang sedang sibuk. Aku bertanya kepada pelayan yang sering bersamanya, dia bilang itu agak lama. Namun, jika ada hal serius terjadi, dia akan keluar. Niang Zi, akan aku tanyakan lagi kepada pelayannya. Mungkin saja ada berita terbaru atau Putri Shuiliu berubah pikiran."
Lelaki itu tak lain adalah Pangeran Di Chan Ming Shan. Setelah istrinya berbicara dengan Putri Shuiliu Meili, dia menanyakan tentang gadis itu kepada saudara keduanya, Pangeran Di Xia Shan. Ketika dia sudah mendapat penjelasan, barulah dia memberi tahu istrinya.
Bukan hanya bertanya kepada saudaranya, beberapa hari yang lalu dia juga pergi Paviliun Magnolia. Kebetulan Da Lia Yu sedang berdiri di teras. Jadi, dia langsung maju dan bertanya. Sebelum dia sempat bertanya, Da Lis Yu terlebih dulu mengatakan bahwa Putri Shuiliu tidak ingin diganggu oleh siapa pun untuk saat ini.
Lelaki itu memandang melas pada istrinya yang melamun. Tiba-tiba dia berkata, "Niang Zi, aku mempunyai cerita baru. Kau mau mendengarnya?"
Seketika Putri Chen Guang Yi berbalik dan menghadap Pangeran Di Chan Ming Shan. Hal yang paling disukainya adalah mendengar cerita dari suami tercintanya. Dia menopang dagu dengan kedua tangannya dan mulai mendengarkan.
Semilir angin meniup dedaunan perlahan. Menjatuhkan atau membawa mereka pergi, tetapi pada akhirnya daun itu tetap jauh. Mereka yang dibawa itu hanya menunda waktu baginya untuk jatuh.
Sementara itu, di tempat yang jauh dari kediaman Pangeran Di Chan Ming Shan. Pohon-pohon berbatang kayu yang lebar nan tinggi tumbuh subur di sisi-sisi jalan. Daunnya lebar hingga menutupi cabang-cabangnya. Membuatnya terlihat indah dengan sentuhan bunga merah di tengahnya.
Pangeran Di Xue Shan berjalan riang seraya tersenyum gembira. Tanganya memegang berbagai macam buku.
Sudah satu minggu lebih sejak Pangeran Di Fei Feng Shan diminta Jenderal Lao dan Mu Run. Itu berarti sudah hampir satu bulan Putri Shuiliu Meili tidak keluar kediamannya.
"Da Lia Yu, aku ingin menukar buku yang kubawa dengan buku-buku yang lain," ucap Pangeran Di Xue Shan.
Selama itu pula Pangeran Di Xue Shan selalu menghabiskan waktunya untuk membaca. Semua waktu luangnya diisi dengan membaca, membaca, dan membaca. Dia tidak akan mandi atau makan kalau saja Pangeran Di Fei Feng Shan tidak memarahinya. Entahlah. Dia tidak tahu mengapa dia menjadi seperti itu.
"Kau sudah membaca semua buku itu, Pangeran Di Xue Shan?" tanya Da Lia Yu ragu.
Dia tidak percaya. Karena perubahan ini terlalu drastis. Sulit untuk dipercaya.
Pangeran Di Xue Shan mengangguk. Dia berkata, "Da Lia Yu, kapan Putri Shuiliu Meili keluar?"
"Aku tidak tahu, tetapi sepertinya dia akan segera keluar. Putri pasti sangat senang melihat perubahanmu, Pangeran Di Xue Shan." Da Lia Yu menyerahkan beberapa buku keadaan lelaki berwajah imut.
Pangeran Di Xue Shan berbinar cerah. Dia merasa dirinya terbang di langit. Seolah ada sesuatu yang membuatnya terbang. Seketika itu pula muncul rona merah di pipinya. Lelaki itu berlari secepat yang dia bisa. Menghindari mata yang melihat muka merahnya.
Semilir angin menerpa rambut hitamnya yang terkuncir rapi. Setiap langkah yang dia lewati seolah ada seorang gadis di sampingnya. Dia benar-benar pangeran yang unik.
Sesampainya di Paviliun Angin Timur, matanya menangkap sosok Pangeran Di Fei Feng Shan. Lelaki itu sedang berlatih. Tidak jauh dari tempat Pangeran Di Xue Shan membaca.
Gerakannya sangat lincah. Ringan seperti kapas putih. Pandangannya menatap tajam pada apa yang dituju. Saat dia melakukan gerakan melompat memutar, bunga-bunga berguguran. Seolah itu memang bergugur untuknya. Dia amat mengagumkan dengan keahlian berpedangnya.
"Semangat, Saudara Keempat! " teriak Pangeran Di Xue Shan seraya tersenyum cerah.
Lelaki itu berjalan dan duduk di bawah pohon bunga plum blossom. Menatap serius pada setiap kata yang tertulis dengan tinta hitam itu. Semilir angin yang meniup rambutnya tidak ia hiraukan. Bahkan, tatapan dari Pangeran Di Fei Feng Shan tidak ia sadari.
Sejak Pangeran Di Xue Shan mulai membaca, Pangeran Di Fei Feng Shan menghentikan latihan pedangnya. Dia memilih memandang saudara kesayangannya. Matanya yang hitam menatap saudara keenamnya dengan cahaya sedih dan semangat. Entah apa yang dia pikirkan hingga membuatnya menampilkan tatapan itu.
Jauh di dalam pikirannya yang rumit, terlihat sekelumit ingatan. Sebuah kenangan masa kecil yang mengingatkannya akan satu peristiwa.
Satu bunga plum blossom jatuh tepat di depan lelaki itu. Berikutnya, bunga itu sudah terbelah menjadi dua dengan potongan yang rapi.
Pangeran Di Fei Feng Shan kembali berlatih pedang setelah memotong bunga plum blossom. Matanya kembali memancarkan keseriusan yang mendalam. Setiap gerakan yang dia lakukan, seolah-olah ada musuh di depannya. Dia benar-benar serius.
"Saudara Keenam, maafkan aku!" ucapnya di dalam hati.
(Xing Zhaolin as Pangeran Di Fei Feng Shan.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress of the Great Kingdom of Magnolia
Fantasy{Murni Khayalan} Shuiliu Meili adalah pengusaha sukses yang mencintai tarian. Dikhianati sahabat tersayang dan kekasih tercinta membuatnya hancur sekeyika. Kebaikan selalu membuahkan kebaikan. Menolong gadis kecil memberinya kesempatan untuk kembali...