59. I Will Always be there for You

2.2K 197 0
                                    

"Kamu adalah matahari di hidupku. Bagaimana mungkin aku tidak percaya kepadamu sementara kebahagiaanku bergantung kepadamu."
~ Putri Shuiliu Meili
🔥💦🔥💦🔥💦

Langit masih memiliki warna birunya. Awan yang dulunya menggumpal kini menipis. Menjadi seperti serabut-serabut putih di langit biru. Mentari bersinar tak terlalu terang. Sinarnya yang oranye pekat tersebar dari ufuk barat.

Seorang gadis berhanfu ungu tampak duduk tenang di gazebo bambu. Bunga-bunga berwarna-warni tumbuh subur di sekelilingnya. Batang hijau yang tak terlalu tinggi dengan dihiasi bunga yang berwarna cerah, membuat tanaman bunga terlihat menarik.

Matanya yang hitam cerah melihat buku yang dipegangnya. Secangkir teh lengkap dengan cemilannya berada di sampingnya. Gadis itu duduk sendiri menikmati angin sore yang terasa sedikit dingin di kulit. Menunggu mentari tenggelam sambil membaca buku.

Da Lia Yu sedang berlatih di halaman belakang. Phoenix Ye Qi sedang memulihkan dirinya sementara gadis kecil Tu Zi sepertinya masih di Paviliun Angin Timur.

Bunga magnolia ungu dan putih berguguran. Jatuh dan menumpuk di atas tanah. Gugurnya sang bunga seolah menyambut kedatangan seorang lelaki yang tengah berjalan. Lelaki itu mengenakan hanfu biru yang warnanya serasi dengan kulitnya yang putih. Rambut hitamnya diikat menggunakan sehelai sutra berwarna biru gelap. Bibirnya yang seperti bunga cherry blossom mekar, tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang bersih.

Dia melangkah menuju gazebo bambu yang dikelilingi tanaman bunga. Tatapannya senantiasa menatap ke depan tanpa melihat arah apa pun. Sebuah bunga peony pink tampak di depannya. Tangannya memetik setangkai peony pink yang mekar sempurna.

Dia berjalan. Setelah sampai, lelaki itu duduk di depan gadis yang tengah membaca buku. Jemarinya menaruh bunga peony di halaman buku yang sedang dibaca. Membuat gadis itu mengalihkan pandangannya ke arahnya.

"Bagaimana pelatihannya, Pangeran Di Xue Shan?"

Lelaki itu tersenyum lembut seraya menganggukkan kepalanya. Bibirnya tidak menjawab pertanyaan gadis itu, tetapi malah tersenyum. Dia menatap mata gadis di depannya. Melihat bayangan dirinya di bola mata yang hitam.

Pangeran Di Xue Shan menatap Putri Shuiliu tanpa henti. Bibirnya tersenyum lebar. Memandang gadis yang mengenakan jepit rambut bunga putih. Dia begitu berharga di hatinya. Seperti bulan yang selalu diperebutkan para bintang.

Tingkahnya yang aneh membuat gadis itu mengangkat alisnya heran. Lelaki itu memang biasa bertingkah aneh, tetapi ini berbeda. Dari tatapan matanya dia melihat ada sesuatu yang ingin disampaikan.

"Putri Shuiliu, coba tebak apa yang aku temukan selama belajar bersama Adik Tu Zi?" Senyuman lebar masih tercetak jelas di bibirnya yang pink.

"Aku tidak tahu, tetapi aku tahu kamu pasti sedang bahagia."

Pangeran Di Xue Shan mengangguk dengan bibirnya yang masih tersenyum. Beberapa saat setelahnya, dia menutup matanya. Menengadahkan tangannya dan memikirkan satu benda di pikirannya.

Cahaya putih mengelilingi tangannya. Kedatangannya seolah membawa setangkai mawar merah yang mekar sempurna. Beberapa saat setelah mawar merah itu muncul, cahaya putih menghilang. Menyisakan siluet biru yang mengelilingi mawar merah.

"Ini adalah mawar merah dengan energi spiritual di dalamnya. Mawar Merah Spiritual hanya ada satu di setiap benua dan ia terletak di Pegunungan Ying Li. Jika satu kelopak Mawar Merah Spiritual dicampur ke dalam pembuatan pil, ramuan, atau obat akan menyempurnakan mereka. Mawar Merah Spiritual lebih berharga daripada tanaman herbal berusia ribuan tahun.

Mawar Merah Spiritual terdapat di tebing Pegunungan Ying Li yang menghubungkan langsung dengan jurang. Karena dia hanya ada satu di setiap kerajaan dan tempat ia tumbuh yang berbahaya jadi, aku memetiknya ... untukmu."

Putri Shuiliu mengangguk paham. Dia pernah membaca tentang Mawar Merah Spiritual. Tidak berbeda dengan apa yang lelaki itu katakan, hanya saja di buku tertulis bahwa Mawar Merah Spiritual bisa juga menjadi racun yang paling ampuh. Melihat Mawar Merah Spiritual membuatnya mengingat kembali rencananya yang telah hilang.

"Aku memberikan Mawar Merah Spiritual ini untukmu, Putri Shuiliu. Kamu pandai membuat obat jadi, bunga ini pasti akan sangat berguna untukmu. Dan simbol mawar merah sendiri, kamu lebih tahu tentang itu."

Pipinya merona merah saat mengucapkan kalimat terakhir. Tangannya memberikan Mawar Merah Spiritual itu kepada gadis di depannya. Tangannya yang lain dia telungkupkan di atas pahanya. Bunga Mawar Merah Spiritual seolah mewakilkan perasaannya terhadap gadis itu.

Bibirnya masih tersenyum lebar. Pandangannya menatap gadis itu dengan berbagai kelembutan. Tangannya bergerak-gerak sedikit. Orang lain mungkin tidak akan menyadari, tetapi gadis itu adalah Putri Shuiliu.

Putri Shuiliu tersenyum manis menerima bunga Mawar Merah Spiritual. Dia menaruh bunga itu di atas bukunya, sama seperti bunga peony pink. Tangannya menengadah. Memunculkan botol porselen kecil berwarna hijau.

Dia memegang tangan kiri Pangeran Di Xue Shan. Saat tangan itu diangkat dari paha lelaki itu, itu sudah berhenti gerak. Menyisakan noda merah di hanfu birunya. Setelah tangan itu dibalikkan, tampaklah luka yang masih mengalirkan darah. Itu seperti tusukan duri-duri.

Putri Shuiliu menatap Pangeran Di Xue Shan seolah mencari jawaban, tetapi lelaki itu hanya tersenyum lebar. Gadis itu menatapnya lembut. Tersenyum manis seperti wajahnya yang manis. Dia menaburkan bubuk dari botol porselen di atas lukanya.

Lelaki itu hanya memejamkan matanya. Merasakan sakit di tangannya yang terluka. Bubuk itu terasa seperti garam yang ditambahkan ke dalam lukanya. Dia membuka matanya. Menatap Putri Shuiliu yang tengah menaburkan bubuk itu. Saat melihat tangannya yang dipegang gadis itu, hatinya bahagia. Seketika itu rasa sakit seolah menguap dari dirinya.

Selain kelebihan yang dimiliki Mawar Merah Spiritual, ia juga menyimpan kekurangan. Duri pada batangnya lebih panjang dan runcing daripada mawar biasa. Semakin mendekati akar, durinya bertambah banyak dan panjang. Padahal Mawar Merah Spiritual harus dipetik dengan akarnya. Setelah dipetik dengan akarnya, barulah akarnya bisa dipotong seperti bunga mawar lainnya.

"Kenapa kamu tidak meminta Tu Zi yang memetik mawar ini? Jika dia yang memetik, tidak akan ada darah. Lain kali jika kamu akan melakukan sesuatu, pikirkanlah akibatnya, Pangeran. Dan ingat, jika kamu terluka atau sakit, segera katakan kepadaku! Jangan kamu simpan sendiri. Bukankah kita adalah teman? Teman harus saling membantu bukan atau kamu tidak percaya kepadaku?"

"Tidak, tidak. Bukan begitu maksudku, Putri. Aku-aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depanmu. Aku sangat mempercayaimu, Putri Shuiliu Meili. Jangan ragukan kepercayaanku."

"Pangeran Di Xue Shan, bahkan orang terkuat pun pasti terluka. Menjadi kuat itu butuh waktu, Pangeran. Kamu tidak perlu malu jika kamu lemah. Aku, Putri Shuiliu Meili, akan selalu ada untukmu. Jika ada hal yang tidak kamu pahami, datanglah kepadaku, Tu Zi, Lia Yu, Dokter Illahi. Kami semua akan membantumu, Pangeran. Jikalau kamu tidak percaya kepada yang lain, datang saja kepadaku."

"Dokter Illahi? Bukankah dia gadis yang di hari itu duduk bersama kalian?"

"Ya, dia adalah temanku. Lain kali akan aku jelaskan kepadamu."

"Baik, Li'er. Aku tidak akan mengecewakanmu."

Empress of the Great Kingdom of MagnoliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang