08. Beauty Holder Number One {Pemegang Kecantikan Nomor Satu}

12.5K 954 9
                                    

"Aku mencintaimu, itu pilihanku. Kau mengabaikanku, itu pilihanmu. Namun, ingatlah bahwa aku akan selalu mempertahankan pilihanku."
~ Pangeran Di Xue Shan
🔥💦🔥💦🔥💦

Langit senja perlahan menggelapkan dirinya. Matahari pun menenggelamkan dirinya di ufuk barat. Putri Shuiliu Meili tengah duduk di depan jendela yang terbuka. Jemarinya yang ramping membalik halaman buku yang sedang dibacanya.

Sejak pulang dari pasar, dia memulai lagi kegiatan membacanya. Melupakan hal-hal di sekitarnya. Dia hanya berpesan kepada Da Lia Yu, jika ada orang yang ingin bertemu dengannya, katakan saja dia dengan sibuk.

Hingga tibalah saatnya senja benar-benar menghilang. Dan langit malam pun mulai terlihat bersama bintang senja yang bersinar.

Sementara itu, di sebuah taman di Kerajaan Shan yang bernama Taman Fu Di Er. Tampak seorang pangeran berhanfu biru duduk dengan kaki diayunkan ke depan dan belakang. Matanya yang hitam bersinar menatap langit malam yang gelap.

Lelaki itu adalah Pangeran Di Xue Shan yang mendapat julukan pangeran berwajah imut. Dia sudah berada di sana akhir waktu wei sampai sekarang. Yang berarti dia sudah berada di sana tiga jam lamanya. Dan pastinya dia sedang menunggu seseorang, tetapi tidak tahu siapa seseorang itu.

"Pangeran Di Xue Shan, kau masih menungguku? Kenapa kau tidak pulang? Apakah kau tidak lelah? Bagaimana jika aku benar-benar tidak datang? Apakah kau akan tetap duduk di sana?" tanya Putri Shuiliu Meili seraya berlari.

Mendengar suara Putri Shuiliu Meili, Pangeran Di Xue Shan segera bangkit dan berlari menuju gadis itu. Dia tersenyum lebar menatap gadis dengan jepit rambut bunga putih yang menempel di rambutnya.

"Putri Shuiliu, dalam hidup ini, aku mungkin hanya bertemu orang seperti kamu sekali. Karena itulah aku tidak akan melepasmu. Jikalau kau tidak datang, aku akan tetap menunggu. Namun, aku percaya kamu akan datang dan kamu benar-benar datang."

Putri Shuiliu Meili tertawa. Pangeran yang satu ini benar-benar unik. Untuk menghibur Pangeran Di Xue Shan, dia mengajaknya makan malam di teras kediamannya.

Mereka berjalan menuju Paviliun Magnolia. Seperti biasanya, Pangeran Di Xue Shan tidak henti-hentinya menceritakan berbagai hal. Dan Putri Shuiliu Meili hanya mendengar cerita lelaki itu sambil sesekali membalasnya.

"Putri Shuiliu, ke mana kau saat pagi hingga siang?" tanya Pangeran Di Xue Shan.

"Ke mana pun yang aku suka."

"Di masa depan, jika kau pergi, bolehkah aku ikut? Ke mana pun itu, aku akan ikut dan aku berjanji tidak akan merepotkanmu. Aku juga berjanji untuk membawa uang yang banyak."

"Tidak, kau tidak boleh ikut. Sekarang, makanlah, Pangeran Di Xue Shan."

Lelaki itu hanya mengangguk dan melanjutkan aktifitas makannya. Di sela-sela aktifitas makannya, dia memandang wajah Putri Shuiliu Meili yang bersinar tertimpa cahaya bulan.

🔥💦🔥💦🔥💦

Matahari kembali menghangatkan bumi dengan sinarnya. Hamparan langit biru cerah memberi harapan bagi setiap manusia. Seperti halnya burung yang telah terbang mencari makanannya, begitu pun Putri Shuiliu Meili.

Gadis itu berjalan menuju Perpustakaan Cahaya. Dengan hanfu ungunya yang berkibar tertiup angin, dia berjalan penuh percaya diri. Dia masuk perpustakaan dan mencari buku yang menjadi tujuannya.

Melangkah melewati rak-rak buku yang tingginya melebihi tinggi tubuhnya. Pandangannya melihat tulisan satu persatu dan hatinya membaca.

Setengah shi chen pun berlalu. Dia meninggalkan perpustakan dengan semangat yang masih sama. Tangan kanannya memegang buku-buku yang tebal itu. Dia menatap ke depan. Melihat sinar mentari yang bersinar lurus menembus sesuatu.

(Satu shi chen = dua jam)

Dari arah yang berlawanan, seorang gadis dengan hanfu mewah berjalan mendekatinya. Dagunya diangkat ke atas. Memperlihatkan posisinya yang tinggi dan dihormati.

Dia adalah Ning Wu. Anak satu-satunya Perdana Menteri Kerajaan Shan sekaligus tunangan Putra Mahkota Di Jia Shan. Dia terkenal sebagai kecantikan nomor satu di Kerajaan Shan. Karena menjadi anak tunggal, semua yang dia inginkan harus didapatkan. Apalagi sekarang dia resmi menjadi tunangan putra mahkota.

Berdasarkan ingatannya, Ning Wu pernah merebut liontin seorang pelayan. Pada awalnya, pelayan itu tidak mau memberikan liontin miliknya kepada Ning Wu karena liontin itu adalah benda peninggalan ibunya. Namun, Pangeran Mahkota Di Jia Shan datang dan Ning Wu mengadu padanya. Pangeran Mahkota Di Jia Shan akhirnya mengancam pelayan itu dan dengan terpaksa dia harus memberikan liontin peninggalan ibunya.

Semua orang tahu tentang kejadian itu, tetapi mereka lebih memilih menutup mata dan telinga. Mereka tidak mau menyinggung Ning Wu atau mereka akan mendapat akibatnya.

"Coba lihat siapa yang kita temui di sini. Xu Rei, siapa gadis yang berada di depan putri ini?"

Pelayan yang bernama Xu Rei menjawab, "Menjawab Nona, dia adalah Putri Shuiliu Meili. Dia terkenal pendiam dan sangat pemalu. Belum lama ini, hamba pernah mendengar dia mencoba bunuh diri."

Putri Shuiliu Meili mendengarkan sesaat dan berjalan pergi. Tidak ada manfaatnya mendengarkan mereka berbicara.

"Hei! Beraninya kamu pergi saat aku sedang berbicara. Kembali kau!" teriak Ning Wu.

Putri Shuiliu Meili berbalik dan berkata, " Kau berbicara kepadaku? Maaf, aku sangat sibuk. Jadi, tidak bisa mendengarkan ucapanmu."

"Putri Shuiliu Meili! Bersiaplah karena tak lama lagi kau akan merasakan akibat dari mengabaikan ucapanku," tegas Ning Wu dalam hati.

Setelah mengatakan itu, dia kembali berjalan dengan langkah cepat. Dia tidak membuang waktu atau dia akan merasakan akibatnya. Waktu adalah sesuatu yang tak bisa diulang. Karena itulah, dia harus memanfaatkan waktu dengan baik.

Sesampainya di kediamannya, dia melihat Pangeran Di Xue Shan yang tengah berdiri di teras. Lelaki itu terlihat berjalan bolak-balik sambil sesekali menengok. Memastikan kedatangan Putri Shuiliu Meili.

"Pangeran Di Xue Shan, kau di sini sejak kapan? Mengapa tidak duduk dulu?" tanya Putri Shuiliu Meili lembut.

Dia tidak bisa terus-menerus menyuruh Pangeran Di Xue Shan agar menjauh darinya. Itu adalah keinginan lelaki itu sendiri.

Pangeran Di Xue Shan tersenyum lembut mendengar ucapan lembut Putri Shuiliu Meili. Akhirnya, gadis itu bisa bersikap lembut kepadanya. Ya! Dia adalah pangeran paling unik di Kerajaan Shan. Tidak peduli hambatan apa yang akan dia hadapi, dia tetap akan melaksanakan keinginan dan pilihannya.

Empress of the Great Kingdom of MagnoliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang