61. Plan to Hold a Tea Party

2.3K 188 14
                                    

"Seseorang yang memilih mencintai dalam diam harus siap dengan luka, rindu, dan patah hati dalam diam."
~ Putri Shuiliu Meili
🔥💦🔥💦🔥💦

Bunga-bunga kecil berjatuhan bersama sang angin yang berembus. Sebagian melayang dibawa pergi. Lalu, jatuh entah di mana. Bunga-bunga yang jatuh itu menumpuk menutupi jalan. Seolah menjadi karpet bunga yang sengaja dibuat.

Saat musim semi semua tempat di Paviliun Magnolia dipenuhi bunga, tetapi berbeda dengan Paviliun Belati, kediaman Ning Wu. Paviliun Magnolia dan Paviliun Belati adalah dua tempat yang berbeda meskipun pemiliknya sama-sama gadis.

Paviliun Belati dikelilingi banyak jebakan yang sengaja dibuat untuk melindungi Ning Wu. Di dalamnya jarang terlihat pepohonan bunga atau tanaman bunga. Pepohonan bunga hanya ada sekitar dua atau tiga. Itu pun ditanam di tempat-tempat tertentu.

Daripada penuh dengan bunga, Paviliun Belati lebih penuh dengan pepohonan kayu yang sangat kuat. Pepohonan itu bukan sembarang pohon. Mereka didapatkan di bagian terdalam Pegunungan Yi Lu. Tidak berbeda dengan pohon lain, hanya saja mereka memiliki energi spiritual yang menguatkan akar mereka sehingga batangnya juga ikut kuat. Jikalau ada yang menyerangnya dengan energi spiritual, itu tidak akan roboh atau cacat.

Perdana Menteri Ning yang secara khusus menanam pohon itu bersama Pangeran Liu Shen Ri, Pangeran Di Xia Shan, dan Putri Di Shan Fei. Alasannya adalah karena Ning Wu memiliki kemarahan yang meledak-ledak. Jadi, mereka takut kalau Paviliun Belati ditanami bunga, itu akan terbakar. Tidak ada yang tahu siapa yang mencari benih-benihnya. Karena Pangeran Liu Shen Ri yang menyembunyikannya sangat rapat.

Taman Paviliun Belati tidak memiliki tanaman bunga. Tamannya hanya dipenuhi tumbuhan hijau dan sungai buatan yang mengalir deras. Karena letaknya tamannya yang jauh dari jangkauan publik, Ning Wu sering berendam di sana. Bukan hanya untuk berendam, sungai itu juga sering menjadi pelampiasannya saat marah.

Dedaunan hijau bergoyang ditiup angin. Memberikan Sendai sejuk bagi orang yang merasakannya. Seorang gadis sedang berbincang dengan gadis di depannya. Mereka memiliki wajah cantik, tetapi gadis yang mengenakan hanfu oranye yang lebih cantik. Tidak heran dia menjadi kecantikan nomor satu di Kerajaan Shan.

Dia adalah Ning Wu, tunangan Pangeran Mahkota Di Jia Shan. Dilihat dari ekspresi wajahnya, sepertinya dia sedang membincangkan hal serius. Namun, beberapa saat setelahnya bibirnya tersenyum. Bukan senyum, lebih tepatnya seringai.

Gadis di depannya adalah Putri Ketiga Kerajaan Han, Han Xi Mei. Gadis yang menari bersama Pangeran Di Xia Shan sebelum akhirnya digantikan Putri Shuiliu. Kedua kerajaan itu sudah menjalin kerja sama. Itu memudahkan anggotanya keluar-masuk kota dengan agak bebas.

"Jadi, kita akan mengadakan pesta minum teh dan mengundang gadis-gadis bangsawan dan pejabat lain? Kita juga akan mengundang sampah itu?" Putri Han Xi Mei terlihat tidak senang dengan keputusan itu. Pesta minum teh adalah hal yang paling menyenangkan. Bagaimana mungkin dia mengundang gadis itu yang telah mempermalukannya.

"Tenanglah, Putri Han Xi Mei. Aku tahu kamu membencinya, tetapi karena itulah kita harus mengundang idiot itu untuk membuatnya merasakan apa yang kamu rasakan. Kita akan membuatnya malu sampai dia tidak berani lagi keluar kamarnya!"

Putri Han Xi Mei terlihat tidak percaya dengan omongan Ning Wu. Dia takut, bukannya mereka yang tertawa, tetapi barangkali mereka yang ditertawakan.

"Yakinlah. Asalkan kita mau bekerja sama, rencananya akan berhasil. Kamu harus memperlakukannya dengan baik dan bersikap manis kepadanya. Buat dia percaya denganmu setelah itu kita akan menggiringnya ke dalam jebakan. Dan kita hanya perlu menunggu untuk tertawa!"

Gadis berhanfu oranye itu tampak tidak sabar melihat sampah itu dipermalukan. Dia sudah mempermalukannya saat duel di Taman Fu Di Er. Jadi, dia harus merasakan pembalasannya.

"Baik, aku setuju. Aku percaya kamu adalah teman yang tidak akan membuatku malu, Ning Wu." Bibirnya tersenyum lembut yang membuatnya terlihat seperti gadis pemalu.

"Di mana Zhang Xian? Biasanya kamu selalu datang bersama Zhang Xian, tetapi aku tidak melihatnya hari ini."

Putri Han Xi Mei menjawab bahwa Zhang Xian sedang berada di Perguruan Gunung Salju. Beberapa tahun yang lalu Perguruan Gunung Salju mengirim surat yang berisikan bahwa Zhang Xian memiliki kesempatan menjadi murid Perguruan Gunung Salju.

Tidak mudah menjadi murid di Perguruan Gunung Salju. Bahkan, seorang putri dari kerajaan terkuat pun tidak akan bisa menjadi muridnya jika tidak memenuhi persyaratan. Itu karena Perguruan Gunung Salju adalah satu-satunya perguruan yang paling baik di Daratan Xi.

Putri Han Xi Mei juga mengatakan bahwa Zhang Xian sepertinya sedang menyukai seseorang. Biasanya dia akan pulang saat liburan musim panas, tetapi akhir-akhir ini tidak. Sepertinya dia sedang jatuh cinta dengan sesama Perguruan Gunung Salju.

Senematara itu, dari arah timur yang merupakan pintu masuk Paviliun Belati. Seorang lelaki berjalan bersama pakaian mewahnya yang menyapu jalanan. Mahkota di kepalanya membuktikan kalau dia seorang pangeran mahkota. Pedang Soul Sword yang dimilikinya tersimpan rapi di balik hanfunya.

"Wu'er, bagaimana kabarmu?"

Ning Wu langsung tersenyum senang. Dia berbalik dan segera memeluk lelaki itu yang tidak lain adalah tunangannya, Pangeran Mahkota Di Jia Shan. Sudah lama lelaki itu tidak berkunjung ke kediamannya karena disibukkan tugas kerajaan.

Mereka berdua terlihat seperti pasangan kekasih yang manis. Pangeran Mahkota Di Jia Shan menyingkirkan sisi kejamnya saat bersama gadis itu. Begitu pula Ning Wu, dia menjadi gadis penurut manakala berada di dekat lelaki itu.

Seolah sadar sudah tidak berguna lagi, Putri Han Xi Mei pamit pergi. Meninggalkan pasangan kekasih yang sedang melepas rindu. Semilir angin yang berembus seakan-akan menjadi pelengkap bagi mereka.

Saat rambut panjang Ning Wu menutupi wajahnya, lelaki itu menyelipkannya di balik telinga. Tangan mereka tergenggam erat bersama langkah kaki yang melangkah beriringan. Obrolan-obrolan ringan seperti musik pengiring sebagai pelepas lelah.

"Pangeran Mahkota, beberapa hari lagi Putri Han Xi Mei mengadakan pesta minum teh. Aku akan ikut, bolehkan?"

Lelaki itu merangkul Ning Wu mesra. Memandangnya dengan tatapan paling lembut yang ia punya. Menganggukkan kepalamya mengizinkan gadis itu mengikuti pesta minum teh.

Empress of the Great Kingdom of MagnoliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang