"Bukankah sudah sepatutnya orang yang mencintai tidak akan mengkhianati? Lantas, kamu mengkhianataiku. Bukankah itu artinya kamu tidak mencintaiku?"
~ Putri Shuiliu Meili
🔥💦🔥💦🔥💦Sinar mentari bersinar semakin terik. Cahaya menyengat kulit yang tak tertutup kain. Menembus sesuatu yang tipis. Memberikan sengatan panas di atasnya.
Putri Shuiliu masih berdiri di depan karyawan itu. Sementara orang-orang mulai gelisah dan kesal. Bagaimana tidak, dia sudah berdiri di sana selama seperempat shi chen yang berarti mengulur waktu mereka. Apalagi waktu tutup Paviliun Salju tidak sampai senja. Mereka khawatir tidak akan mendapat giliran hari ini dan harus menundanya besok.
Beberapa orang yang sudah tidak sabar lagi mengeluh terang-terangan. Bahkan, ada seorang pria berpakaian pejabat berteriak keras menyuruh Putri Shuiliu pergi. Merasa ada kesempatan, yang lainnya juga ikut berteriak. Sepertinya lelaki itu adalah pejabat berpengaruh dan kaya.
Beberapa saat setelahnya, salah satu karyawan datang. Dia datang dari dalam ruangan. Dia berjalan ke arah Putri Shuiliu dan Da Lia Yu. Orang-orang yang melihat itu tersenyum puas karena gadis yang menunda giliran mereka akan segera diusir pergi.
Bagi orang-orang yang melihat, karyawan itu seolah mengusir Putri Shuiliu, tetapi nyatanya tidak. Karyawan itu mengantarkan Putri Shuiliu ke depan sebuah ruangan yang dikelilingi tanaman herbal. Dia menyuruh agar Da Lia Yu tinggal di depan saja karena itu perintah tuannya.
Putri Shuiliu berjalan tenang dengan sikapnya yang anggun. Pintu cokelat yang ada di depannya segera terbuka tanpa disentuh. Dia masuk dan pintu itu kembali tertutup tanpa disentuh.
Seorang pria paruh baya duduk di atas kursi cokelat yang diukir gambar tanaman. Pembawaannya yang menampilkan keagungan merebak ke dalam ruangan. Menyebabkan ruangan yang tidak terlalu besar itu dipenuhi keagungan. Itu aura keagungan yang sombong.
Di wajah pria itu tercermin jelas sikap angkuh dalam dirinya. Dia seperti salah satu Guru Utama yang berasal dari Perguruan Gunung Salju. Matanya menatap tajam ke arah gadis berhanfu ungu yang sedang duduk tenang.
Baru kali ini ada orang yang berhasil bertemu dengannya. Apalagi orang yang mendapat kesempatan itu hanyalah seorang gadis lemah seperti gadis di depannya. Pria itu mengerutkan dahinya. Tidak menyangka kalau gadis itulah yang berhasil menemuinya. Hatinya masih agak ragu.
"Mengapa kamu ingin bertemu Tetua Yi? Bukankah jika ingin bertemu dengannya seharusnya kamu pergi ke Perguruan Gunung Salju, bukan ke Paviliun Salju."
"Untuk apa aku pergi ke Perguruan Gunung Salju kalau orang aku cari ada di sini." Senyuman puas terbit di wajahnya.
"Bagaimana kamu yakin kalau Tetua Yi mau menemuimu. Sebagai Guru Utama Perguruan Gunung Salju, dia adalah orang yang sibuk."
"Aku tidak mau basa-basi lagi. Aku memiliki banyak hal yang harus dikerjakan. Sekarang, aku akan menawarkan sebuah kesepakatan dan hanya memberimu waktu lima kedipan mata untuk menjawab. Jika tidak ada jawaban, aku anggap kamu tidak mau. Aku akan menukar barang yang aku punya dengan semua Paviliun Salju lengkap dengan karyawannya."
Pria paruh baya itu hanya berdecak sombong. Meremehkan ucapan gadis di depannya. Dia yakin barang yang gadis itu miliki pasti tidak sampai bahkan pada kelas Harta Illahi.
Tiba-tiba tatapan matanya berubah. Dia melihat sebuah tombak dengan ujung runcing dan ujung lainnya terdapat baru safir biru gelap yang bercahaya. Dia berdecak kagum sekaligus senang. Itu adalah bukan hanya Harta Illahi, tetapi itu adalah Harta Illahi kelas menengah yang selama ini dia cari. Selain itu, Spear sendiri juga termasuk The Four Major Weapons.
Spear merupakan tombak yang terbuat dari besi atau kayu dan rumbai di salah satu ujungnya. Spear disebut juga The King of Weapon. Apalagi Spear yang dimiliki gadis itu adalah Spear yang telah disempurnakan lagi. Soul Spear.
Pria paruh baya itu khawatir. Gadis itu memiliki Soul Spear, itu berarti dia juga tahu cara membatalkan kontraknya. Pria itu takut kalau suatu saat nanti Soul Spear itu diambil kembali. Namun, melihat sorot mata gadis berhanfu ungu, hatinya percaya.
"Tiga kedipan---"
"Ya! Aku menerima kesepakatan yang kamu tawarkan. Mulai hari ini pemilik semua Paviliun Salju berganti ke kamu. Semua karyawan Paviliun Salju akan bekerja untukmu. Aku, Tetua Yi dari Perguruan Gunung Salju akan merahasiakan kesepakatan ini dari siapa pun. Gadis, tunggulah di sini sampai awal jam chu shen (2-3 sore). Kalau kamu bosan, kamu bisa berjalan-jalan dulu melihat Paviliun Salju yang berada di Pasar Desa Yu."
Putri Shuiliu mengangguk puas. Dia berjalan menuju kebun di belakang ruangan. Itu didominasi tanaman hijau yang segar dengan beberapa bunga berwarna gelap dan cerah. Sebagai toko obat paling terkenal di seluruh kerajaan, Paviliun Salju memiliki kebun tanaman herbal yang lengkap meskipun tidak selengkap tanaman herbal di Pegunungan Ying Li.
Paviliun Salju bukan hanya ada di Pasar Desa Yu, tetapi ada di berbagai kerajaan yang masing-masing memiliki satu. Namun, pusatnya memang berasa di Pasar Desa Yu, Ibukota Shen Tu, Kerajaan Shan. Posisi Kerajaan Shan sebagai kerajaan dengan sumber daya alam terbaik dan penduduk terbanyak adalah penyebabnya.
Selain itu, Paviliun Salju sebenarnya dibangun dengan tujuan pribadi Tetua Yi. Dia membangun Paviliun Salju untuk mendapatkan The King of Weapon, Spear. Dengan berdirinya Paviliun Salju yang menawarkan berbagai tanaman herbal dan berbagai obat langka akan menarik para kultivator hebat. Kultivator hebat sangat mungkin untuk memiliki senjata Harta Illahi kelas menengah.
Seiring berjalannya waktu, orang yang memiliki Spear tidak kunjung datang. Bahkan, setelah Tetua Yi membangun lagi cabang Paviliun Salju di berbagai kerajaan. Dia menyerah dan berpindah tujuan. Paviliun Salju bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para kultivator, dokter, atau orang yang membutuhkan tanaman herbal berkualitas. Sampai saat ini Putri Shuiliu datang membawa cahaya kemenangan atas penantiannya.
Di dalam ruang utama yang sangat luas, Tetua Yi berdiri dengan kedua tangan di belakang. Wajahnya tertutup masker hitam yang selalu dipakainya saat bertemu karyawannya. Di sampingnya ada Putri Shuiliu dan Da Lia Yu. Sementara semua karyawan dan kepala karyawan dari Paviliun Salju di kerajaan lain berbaris rapi.
Beberapa kemudian, Tetua Yi membuka masker yang dipakainya. Membuat karyawan itu terkejut. Ternyata pemimpin mereka adalah Tetua Yi yang merupakan salah satu Guru Utama di Perguruan Gunung Salju. Tak lama setelahnya, dua karyawan lainnya melihat Putri Shuiliu yang berdiri tenang.
Mereka berdua kagum dengan Putri Shuiliu yang tahu nama dan jabatan pemimpin yang tidak mereka ketahui. Padahal mereka yang bekerja dan bertemu, tetapi tetap tidak tahu.
"Mulai sekarang kalian harus patuh kepada gadis ini. Dia yang sekarang pemimpin baru kalian. Semua Paviliun Salju berdada di bawah genggamannya. Sampaikan kepada anggota yang lain bahwa mereka harus patuh dan tunduk kepada gadis ini. Siapa pun yang tidak patuh, akan mendapat hukuman darinya. Kalian harus tetap merahasiakan identitasku sebagai orang yang pernah mimpin kalian. Sekarang waktunya Paviliun Salju menaikkan statusnya."
Setelah mendengar ucapan Tetua Yi, mereka menampilkan ekspresi yang berbeda. Akan tetapi, dua karyawan itu tetap tersenyum dan menampilkan sikap percaya diri. Beberapa saat setelahnya, mereka semua membungkuk hormat, termasuk Tetua Yi yang dihormati.
"Aku tidak terbuka terhadap segala bentuk pengkhianatan! Siapa yang patuh kepadaku, akan aku balas dengan kebaikan berlipat. Namun, siapa yang berani mengkhianatiku, akan aku kembalikan dengan balasan yang berlipat-lipat!"
![](https://img.wattpad.com/cover/147875061-288-k330646.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress of the Great Kingdom of Magnolia
Fantasi{Murni Khayalan} Shuiliu Meili adalah pengusaha sukses yang mencintai tarian. Dikhianati sahabat tersayang dan kekasih tercinta membuatnya hancur sekeyika. Kebaikan selalu membuahkan kebaikan. Menolong gadis kecil memberinya kesempatan untuk kembali...