27. Little Girl and Cute Brother {Gadis Kecil dan Kakak Laki-laki imut}

5.5K 448 11
                                    

*Jan lupa kunjungi instagram aku yhaa 😅 @langitndalu. Difollow juga yhaa, 🤗🌹

"Kau tahu apa persamaan buku dan manusia? Mereka sama-sama dipilih dari sampulnya. Ketika manusia tertarik pada sampul suatu buku, ia akan membacanya mungkin membelinya. Tidak berbeda dengan manusia."
~ Putri Shuiliu Meili
🔥💦🔥💦🔥💦

Angin malam berhembus dengan bebasnya. Meniup dedaunan hingga menyebabkan mereka bergerak. Menghasilkan sedikit lebih banyak angin untuk dirasakan. Langit gelap masih terbentang luas bersama gemerlap bintang.

Matahari masih bersembunyi entah di mana. Menitipkan cahayanya kepada sang bulan purnama. Beberapa hari telah berlalu sejak kesembuhan Pangeran Di Xue Shan, tetapi hukuman untuk Dokter Kekaisaran Chi belum juga diputuskan.

Di awal hari yang cerah ini, Putri Shuiliu Meili tengah berlari mengitari kediamannya. Tidak ada Da Lia Yu, Phoenix Ye Qi, atau gadis kecil Tu Zi di sekitarnya. Dia sendiri. Menikmati sejuknya semilir angin dingin.

Dari kejauhan, pandangannya menangkap sosok lelaki yang dikenalnya. Mendekat dan semakin dekat. Terlihatlah Pangeran Di Xue Shan yang sedang berlari sambil tersenyum lebar.

Putri Shuiliu tersenyum melihatnya. Pria ini tidak berubah. Selalu saja begitu. Tersenyum lebar sambil berlarian. Entah kapan dia bisa melihat pria itu berjalan tenang seperti Pangeran Di Xia Shan atau berjalan mantap seperti Pangeran Di Fei Feng Shan.

"Putri Shuiliu, bagaimana kabarmu? Kenapa kamu tidak memakai mantel? Atau, setidaknya tambahkan lapisan pakaianmu agar lebih tebal. Udaranya dingin. Kamu bisa kedinginan nanti. Mari! Duduklah di sini bersamaku."

Putri Shuiliu memutar bola matanya. Seharusnya dia yang menanyakan hal itu. Jikalau dia kedinginan, dia bisa masuk untuk mengambil mantel. Namun, kalau lelaki itu kedinginan, dia harus berjalan pulang ke kediamannya dulu, baru bisa memakai mantel.

Gadis itu segera duduk di samping Pangeran Di Xue Shan. Sebelumya, dia menyuruh Da Lia Yu membuatkan teh dan camilan. Dia hanya diam seperti biasa. Mendengarkan cerita yang diceritakan oleh lelaki di sampingnya.

Dari mana lelaki berwajah imut itu tahu banyak cerita, dia tidak tahu. Dia juga pernah menanyakan hal itu kepada dirinya sendiri. Mungkin lelaki berwajah imut itu senang berkhayal. Jadi, karena itulah dia tahu banyak cerita.

Beberapa saat pun berlalu. Da Lia Yu kembali datang dengan membawa nampan di tangannya. Setelah Da Lia Yu pergi, barulah Putri Shuiliu berbicara. Dia mengatakan bahwa dia akan berlari dan lelaki itu harus duduk tenang. Tidak boleh berjalan-jalan atau lainnya. Untuk mengusir kebosanan, dia juga menyediakan buku agar dibaca.

Pangeran Di Xue Shan mengangguk. Tersenyum semanis mungkin sebelum akhirnya melambaikan tangan kepada gadis itu. Sebagai pembuka, dia menatap lekat-lekat gadis yang sedang berlari. Selanjutnya, dia membuka lembaran pertama dan mulai membaca.

Lelaki berwajah imut itu, tenggelam dalam bacaannya. Membiarkan angin pagi menerpa kulitnya. Menikmati sensasi yang dirasakannya tatkala mengingat sesuatu. Begitu dalamnya dia tenggelam hingga tidak sadar kalau seorang gadis kecil sedang memperhatikan dirinya.

"Pangeran Di Xue Shan!!"

Lelaki yang dipanggil itu segera tersadar dan buku yang dipegangnya melompat. Mengenai wajah gadis kecil yang tertawa lebar, tetapi tak lama setelahnya tawa itu menghilang.

Dia mengambil buku itu perlahan. Melihat ekspresi kesal di wajah gadis kecil Tu Zi. Sekarang, giliran dia yang tertawa. Dia tertawa melihat wajah gadis itu. Gadis yang berencana mengagetkan dirinya, tetapi dia sendiri yang terkena imbasnya.

"Berhenti tertawa, Kakak Xue!" protes gadis Tu Zi.

Pangeran Di Xue Shan berhenti tertawa. Bukan. Bukan karena perintah gadis itu, tetapi karena panggilan gadis kecil itu kepadanya. Dia heran. Sejak kapan dia dipanggil Kakak Xue? Seingatnya, dia tidak pernah meminta seseorang untuk memanggilnya Kakak Xue.

"Kamu memanggilku Kakak Xue?"

Gadis kecil Tu Zi mengangguk. Rambutnya yang dikuncir ikut bergerak seiring dengan anggukan kepalanya.

"Mengapa?" tanya Pangeran Di Xue Shan lagi.

Gadis Tu Zi menggeleng. Mengakibatkan Pangeran Di Xue Shan menepuk dahinya.

Tiba-tiba dia mengubah ekspresinya menjadi serius. Dia menyeret tangan Pangeran Di Xue Shan dan berbisik kepadanya.

"Kakak Xue, beberapa hari aku berada di sekitarmu saat kamu sakit. Mengamati kondisimu, memeriksa keadaanmu, dan mendengarkan omelan Kakak Feng. Kakak Xue, aku sering mendengar kamu menyebut nama Putri Shuiliu. Kamu menyukai dia, 'kan? Katakan!"

Pangeran Di Xue Shan menggeleng. Mengucapkan kata-kata yang memperkuat gelengannya. Menutupi kebenaran meski sebenarnya dia berteriak ya di dalam hatinya.

"Kakak Xue, tak perlu mengelak seperti itu. Semua orang yang melihatmu menyebutkan nama Putri Shuiliu Meili berkali-kali, pasti akan berkata sama sepertiku. Tenang saja, Kakak Xue. Aku akan menjaga ini. Aku tidak akan mengatakannya kepada Putri Shuiliu Meili. Aku janji! Janji seorang gadis keturunan Tu!"

"Pangeran Di Xue Shan, Tu Zi. Kalian sudah akrab ternyata. Baguslah. Dengan begitu, kamu bisa mengobrol dengan Tu Zi saat aku tidak ada di sini."

Lelaki itu menjawab dengan gugup. Takut barangkali gadis di depannya mendengar apa yang Tu Zi ucapkan. Dia mengutuk dalam hati terhadap Tu Zi yang tertawa melihatnya.

"Tu Zi, temani Pangeran Di Xue Shan sebentar. Aku akan kembali setelah selesai dengan urusanku. Saat awal jam chen tiba, tetapi kalau aku belum selesai, kalian makanlah dulu."

Gadis Tu Zi mengangguk patuh. Ini waktu yang ditunggu. Ini kesempatannya untuk "bercanda" dengan Pangeran Di Xue Shan. Hal ini pasti akan sangat mengasyikkan. Haha!

Membayangkan sesuatu yang diimpikannya membuat dia tanpa sadar tersenyum lebar. Seolah-olah kejadian itu telah ada di depannya dan dia tengah menyaksikan.

"Tu Zi! Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Jangan berpikir yang tidak-tidak! Lebih baik kamu bantu aku memahami isi buku ini lebih cepat. Kamu kan selalu berada di dekat Putri Shuiliu jadi, kamu pasti gadis kecil yang pintar."

Gadis Tu Zi tersadar dari lamunannya. Dia segera menatap Pangeran Di Xue Shan dan seketika itu pula perbincangan malam itu melintas di benaknya. Ya! Pangeran Di Xue Shan benar!

"Baiklah, Kakak Xue. Aku tidak terlalu pandai, tetapi kalau ada hal yang tidak Kakak Xue-ku pahami, kamu bisa menanyakannya kepadaku. Aku akan menjawab sebisa mungkin. Jadi, jangan sungkan-sungkan bertanya kepadaku."

Pangeran Di Xue Shan mengiyakan. Dia mulai membaca dan berusaha memahami. Saat dia telah berusaha memahami, tetapi tetap belum paham, dia bertanya kepada Tu Zi. Dia mendengarkan penjelasan Tu Zi dengan saksama. Mengingat-ingat ucapan Tu Zi dan beberapa saat setelahnya, dia paham.

Cara Tu Zi menjelaskan serasi dengan kepribadian yang dia (Pangeran Di Xue Shan) miliki. Gerakan-gerakan yang dilakukan, gaya bicara, penggunaaan kata, dan lainnya sangat membantu dia dalam memahami lebih cepat. Hal itu membuat semangat belajarnya bertambah.

Lelaki itu tahu. Tu Zi tidak seperti anak kecil pada umumnya. Dia berbeda dengan mereka. Bukan tanpa sebab dia berpendapat begitu. Dia memperhatikan orang-orang yang sering berada di dekat Putri Shuiliu dan mereka semua bukan orang biasa tanpa kekuatan.

Dia pernah melihat Da Lia Yu menggunakan kekuatannya. Dia juga secara tidak sengaja pernah mendengar percakapan Tu Zi dengan Putri Shuiliu Meili. Semua pendapatnya berdasarkan pengamatan dan kenyataan.

Beberapa shi chen berlalu. Tak terasa waktu sudah melebihi awal jam chen. Pangeran Di Xue Shan masih asyik dengan kegiatannya dan gadis Tu Zi sibuk dengan pikirannya.

"Saudara Keenam, Adik Tu Zi, Yang Mulia Kaisar memanggil Putri Shuiliu untuk menuju aula Istana Naga¹. Tidak hanya Putri Shuiliu, di sana juga ada Yang Mulia Permaisuri Fang Jia, Selir Resmi Kekaisaran Chan Ming, Selir Tinggi Kaisar Feng Ji, Dokter Kekaisaran Chi, Pangeran Mahkota Di Jia Shan, Ning Wu, dan Perdana Menteri Ning," ucap Pangeran Di Fei Feng Shan yang tiba-tiba datang.

Pangeran Di Xue Shan bertanya-tanya. Mengapa Kaisar Shan Fei memanggil Putri Shuiliu? Mungkinkah ini berkaitan dengan dirinya?

Empress of the Great Kingdom of MagnoliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang