31. Dusk With You {Senja Bersamamu}

4.6K 398 7
                                    

"Aku tidak suka tumpukan kelopak bunga. Aku hanya suka satu tanaman yang dirawat. Aku tidak suka berpraduga. Aku hanya suka kata kita."
~ Putri Shuiliu Meili
🔥💦🔥💦🔥💦

Mentari berada di ufuk barat. Semburat awan putih menyebar. Melebarkan dirinya hingga hampir menutupi langit. Cahaya oranye sang mentari meluas ke segala arah. Mengubah warna putih sang awan menjadi campuran putih dan oranye.

Menteri Protokoler Rong sedang meminum teh bersama Kaisar Shan Fei dan Pangeran Mahkota Di Jia Shan. Mereka tidak mendiskusikan kedatangan Menteri Protokoler Rong, tetapi mendiskusikan tentang anak-anak mereka.

Beberapa saat yang lalu Rong Mi, anak Menteri Protokoler Rong, meminta izin kepada ayahnya bahwa ia akan berkeliling istana Kerajaan Shan. Dengan senang hati, Kaisar Shan Fei mengizinkannya. Padahal gadis itu tidak benar-benar berkeliling istana Kerajaan Shan. Itu hanyalah topeng untuk menutupi rencananya.

Rong Mi berjalan bersama pelayannya. Dia memakai hanfu biru cerah yang tampak indah di tubuhnya. Rambutnya yang hitam panjang ditata rapi serta diberi beberapa jepit rambut biru. Rong Mi mewarisi sifat Menteri Protokoler Rong. Dia tidak sombong atau meremehkan orang lain. Sebaliknya, sifatnya lembut tetapi tidak terlalu lembut.

Dia pergi ke Paviliun Angin Timur. Bertanya kepada penjaga di sana apakah Pangeran Di Xue Shan ada di dalam atau tidak. Dia juga mengatakan bahwa ayahnya menyuruhnya untuk bertemu Pangeran Di Xue Shan. Sayang, dia mendapat jawaban bahwa lelaki itu tidak ada di dalam. Dia juga mendapat informasi kalau Pangeran Di Xue Shan sering mengunjungi Paviliun Magnolia yang letaknya masih satu istana dengan Paviliun Magnolia Ungu.

"Nona, berdasarkan informasi, Paviliun Magnolia adalah kediaman Putri Shuiliu Meili dari Kerajaan Liu. Dia telah tinggal di sana beberapa tahun atas kesepakatan kedua kerajaan. Putri Shuiliu Meili adalah putri yang pendiam dan dianggap bodoh. Dia tidak memiliki teman selain pelayannya yang selalu menemani dia ke mana pun," jelas Chu Lei, pelayan Rong Mi.

"Antar aku ke sana, Chu Lei. Aku ingin bertemu Pangeran Di Xue Shan."

Chu Lei memimpin jalannya diikuti Rong Mi. Gadis itu pernah berkunjung ke sini, tetapi tidak pernah mendengar tentang Putri Shuiliu Meili. Dia juga baru tahu kalau ada putri kerajaan lain yang tinggal di Kerajaan Shan. Dia tidak ingin memarahi, mengutuk, atau mencela Putri Shuiliu Meili karena Pangeran Di Xue Shan dekat dengannya. Dia hanya ingin bertemu lelaki itu meskipun tak bisa disangkal dia cemburu. Namun, sebagai seseorang yang tidak berharga di hidupnya, dia tidak punya hak untuk cemburu.

Selama perjalanan, Rong Mi memandang sekitar. Melihat belasan pohon magnolia yang di tanam di sisi-sisi jalan. Terkadang, jari-jarinya menyentuh bunga magnolia yang mekar sempurna. Matanya memancarkan binar kagum. Jalan menuju Paviliun Magnolia saja sudah indah dengan bunga, sudah pasti pemiliknya seindah bunga.

Setelah melewati barusan pohon magnolia, mereka sampai di depan teras yang masih menyisakan jarak. Pandangannya memperhatikan seorang lelaki berwajah imut yang berbincang dengan gadis berhanfu ungu. Hatinya panas melihat itu. Dia ingin kembali, tetapi rindu. Dia ingin tinggal, tetapi cemburu.

Pikiran berdebat dengan hatinya. Menyebabkan suasana bertambah tidak mengenakkan. Akhirnya, gadis itu memutuskan untuk maju. Menemui Pangeran Di Xue Shan meskipun hatinya panas dibakar cemburu. Wajahnya yang putih nan cantik itu menampilkan senyuman lembut.

Putri Shuiliu Meili melakukan salam hormat kepada Rong Mi, begitu juga sebaliknya. Putri Menteri Protokoler Rong itu memandang Putri Shuiliu Meili dari rambut hingga sepatu. Dalam hati dia terpesona dengan penampilan Putri Shuiliu Meili. Sekalipun Putri Shuiliu bukan kecantikkan nomor satu, dia memiliki pesonanya sendiri. Dia merasa rendah dan patah semangat. Karena itulah, dia hanya memandang kosong dan diam.

Gadis yang tadi dipandang Rong Mi, melirik Pangeran Di Xue Shan. Sepertinya dia tahu apa penyebab Rong Mi terdiam.

"Pangeran Di Xue Shan, kau tahu bukan, tempat yang paling cocok untuk melihat matahari sore? Ajaklah Rong Mi melihatnya. Dia pasti belum pernah melihatnya. Bukan begitu, Rong Mi?" ucap Putri Shuiliu Meili.

Rong Mi tenggelam dalam pikirannya sehingga dia tidak tahu apa yang dikatakan Putri Shuiliu Meili. Namun, Chu Lei membisikkan kalimat di telinganya dan gadis itu langsung berkata ya dalam sekejap.

Pangeran Di Xue Shan menatap Putri Shuiliu seolah meminta protes. Gadis berhanfu ungu itu hanya mengangguk dan tersenyum lembut. Menyebabkan lelaki itu kehilangan kata-katanya. Sebelum pergi, Putri Shuiliu membisikkan kalimat 'jangan menceritakan tentang aku kepada Rong Mi' di telinga Pangeran Di Xue Shan. Akan sangat menyakitkan kalau lelaki itu menceritakan gadis lain saat sedang bersama Rong Mi.

Pangeran Di Xue Shan dan Rong Mi pergi ke tempat yang dituju. Chu Lei sebagai pelayan Rong Mi hanya berjalan di belakang mereka. Putri Shuiliu Meili memandang punggung mereka berdua.

Gadis itu bukannya ingin berbaik hati, tetapi dia menghargai sikap Rong Mi. Dia berencana masuk kamar saat sebuah suara yang memanggilnya membuat langkahnya terhenti.

Putri Shuiliu berbalik. Melihat orang yang telah memanggilnya. Tatapan menenangkan itu langsung menyambut dirinya. Dia tidak pernah menduga kalau Pangeran Di Xia Shan akan datang ke sini.

"Putri Shuiliu, ini adalah waktu yang tepat untuk mengucapkan salam perpisahan kepada matahari dan salam penyambutan kepada langit malam. Kamu mau menemaniku mengucapkannya?" Matanya yang selalu memancarkan cahaya ketenangan, menatap Putri Shuiliu dengan lembut.

"Tidak bisa. Aku akan membantu Da---"

"Nona, Tu Zi sedang membantuku. Kalau Nona mau bersenang-senang, pergilah, Nona. Ada Tu Zi di sini yang akan membantu dan menemaniku." Suara teriakan Da Lia Yu memotong ucapan Putri Shuiliu.

"Bagaimana, Putri Shuiliu? Maukah kamu menemaniku mengucapkan salam kepada mereka?" tawar Pangeran Di Xia Shan sekali lagi. Bibirnya yang seperti chery tersenyum lembut.

Padahal dia berencana menghindarinya, tetapi Da Lia Yu justru membuatnya terlibat. Mau tak mau dia mengangguk dan melangkah beriringan dengan Pangeran Di Xia Shan.

Sesampainya di tempat yang dituju, mereka duduk di atas rumput hijau. Di depannya adalah danau yang terhampar luas dengan airnya yang hijau jernih. Cahaya mentari menembus air danau. Membuatnya terlihat bercahaya dan berkilau. Di seberang sana, terlihat mentari yang tinggal setengah dengan cahaya oranyenya.

Semilir angin sore menerpa kulit gadis itu. Membuatnya merasa nyaman dan tenang. Kedua matanya tertutup. Menampilkan ketenangan yang tak terhingga. Dia melupakan kenyataan bahwa di sampingnya ada seorang pria berwajah tampan yang menenangkan.

"Kamu suka? Jarang yang mengetahui tempat ini. Saudara Pertama, Saudara Ketiga, dan Saudara Keempat pun tidak tahu ada tempat seperti ini. Beberapa hal menjadi penyebabnya. Saudara Pertama terlalu sibuk dengan urusan kerajaan dan tunangannya. Saudara Ketiga selalu menemani istrinya dan Saudara Keempat disibukkan dengan militer. Sedangkan Saudara Keenam sendiri tahu tempat ini. Seperti halnya aku, dia tak sengaja berkeliling dan menemukan danau dengan air hijau."

"Jika tidak banyak yang tahu tentang danau ini, mengapa kamu tidak mengajak mereka dan justru mengajakku?"

Pangeran Di Xia Shan tersenyum lembut seraya memandang gadis di depannya. Pandangan itu tidak hanya memancarkan ketenangan, tetapi rasa lain.

"Karena kamu," ucapnya lembut, "Putri Shuiliu Meili. Jadi, aku mengajakmu ke sini."

Gadis berhanfu ungu itu memutar bola matanya. Dia pikir Pangeran Di Xia Shan akan mengatakan kata istimewa, tetapi malah menyebut namanya. Huft!

Empress of the Great Kingdom of MagnoliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang