"Tidak ada orang lain yang bertanggung jawab terhadap hidupmu kecuali dirimu sendiri. Lakukanlah yang terbaik dan tutup mulut mereka dengan kemampuanmu!"
~ Putri Shuiliu Meili
🔥💦🔥💦🔥💦Jendela kayu yang lebar terbuka sepenuhnya. Memberi kesempatan bagi sinar matahari untuk memasuki ruangan. Udara pun dengan bebasnya keluar masuk. Pemandangan pepohonan berdaun lebar terlihat jelas dari dalam ruangan.
Seorang gadis berambut hitam panjang dengan jepit rambut bunga putih sedang duduk tenang. Menatap kumpulan dedaunan yang meliuk tertiup angin. Sinar mentari yang menimpa wajahnya membuatnya terlihat seperti peri.
Dingin. Kata yang menggambarkan air muka di wajahnya. Tidak ada senyum atau tatapan keceriaan. Bibir semerah strawbery matang itu membentuk garis datar. Aura dingin yang memancar dari dirinya menciptakan suasana sepi bagi gadis yang berdiri di belakangnya.
"Putri, kau di sini selama beberapa bulan dan sudah satu bulan lebih mereka tidak melihatmu. Kekuatan yang kamu miliki juga telah meningkat sangat pesat. Apakah kamu tidak berencana untuk keluar dari Blood Vein Ring? Setidaknya kamu temui dulu Da Lia Yu atau Pangeran Di Xue Shan. Da Lia Yu menunggumu tanpa lelah. Menyiapkan makanan supaya saat kamu datang, makanan sudah siap dan kamu bisa makan. Pangeran Di Xue keluar-masuk kediamanmu beberapa hari sekali. Meminjam buku serta mengharap kamu ada di sana," ucap gadis di belakang.
Gadis berjepit rambut bunga putih itu menoleh sekilas dan kembali menatap ke depan. Ucapan Phoenix Ye Qi memang benar. Meskipun mereka ada di Blood Vein Ring, gadis Tu Zi selalu menyampaikan informasi dari luar. Dia juga tahu kalau Pangeran Di Xue Shan dan Da Lia Yu menunggunya kembali, tetapi rasanya berbeda.
Gadis itu, Putri Shuiliu Meili ingin berada di sini sampai kekuatannya mencapai puncak. Dia juga tahu, kalau dia tidak bisa meninggalkan mereka untuk waktu yang lebih lama lagi.
Putri Shuiliu Meili menghembuskan napas berat. Dia berdiri. Berjalan mendekati jendela kayu besar itu dan memandang ke depan.
Semilir angin sejuk menerpa wajahnya yang putih nan lembut. Panorama hijau menyambutnya dengan seberkas cahaya mentari yang hadir.
Dia menyaksikan Pangeran Di Xue Shan tertawa lepas bersamanya, Da Lia Yu yang mengkhawatirkan dirinya saat dia berada di luar untuk waktu yang lama. Kenangan yang tiba-tiba melintas di benaknya. Rasa yang masih dapat ia rasakan manakala bersama mereka.
Seketika itu bibir strawberynya tersenyum cerah. Dia berbalik. Memandang Phoenix Ye Qi dengan senyum lembut.
Phoenix Ye Qi terkejut sekaligus bahagia. Mendadak dia terdiam. Sudah lama dia tidak melihat gadis itu tersenyum. Setelah sekian lama dia bersamanya. Akhirnya gadis itu tersenyum. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
"Ye Qi, ayo! Kita temui mereka berdua!" Gadis itu menyeret Phoenix Ye Qi dan berjalan pergi.
Gadis berhanfu ungu yang terbaring di ranjang membuka matanya. Menatap sekeliling dengan pandangan berbeda.
Pintu kamar terbuka. Menampakkan sosok Da Lia Yu yang sedang berdiri. Tangannya menopang dagunya hingga membentuk sudut siku-siku. Dia menatap cemas pada kelopak bunga magnolia yang berguguran.
"Putri Shuiliu Meili!"
Dia berlari memeluk gadis berhanfu ungu. Pelukannya begitu erat hingga gadis itu merasa sesak. Dia merindukan nonanya. Dia merindukan gadis di pelukannya dengan sangat.
"Putri, aku sudah memasakkan sesuatu untukmu. Ayo makan! Aku akan menghangatkannya untukmu."
Putri Shuiliu Meili mengangguk. Mengikuti Da Lia Yu menuju ruang makan diikuti Phoenix Ye Qi.
Mereka menghabiskan waktu makan siang bersama hingga gadis Tu Zi datang dan menunjukkan wajahnya yang memelas. Makanan sudah habis, tetapi dia baru datang. Mereka tidak menyisakan sedikit pun untuknya.
"Ke mana saja kau. Sekejap datang sekejap menghilang. Kadang ada kadang tidak ada. Jadi, jangan salahkan kita karena tidak menyisakan untukmu," Phoenix Ye Qi tersenyum tak bersalah.
"Terserah kau, Ye Qi!" Tu Zi duduk di samping Putri Shuiliu dengan wajah cemberut.
"Lia Yu, buatkan makanan lagi untuk Tu Zi. Makanan paling istimewa yang kau punya," ucap Putri Shuiliu tersenyum.
Gadis Tu Zi tersenyum lebar dan memeluk Putri Shuiliu Meili.
Tak butuh waktu lama, Da Lia Yu kembali sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman. Tidak lupa dia juga membawa buah-buahan segar khusus untuk gadis Tu Zi.
Tak butuh waktu lama pula semua makanan itu habis. Kurang dari seperempat shi chen semua makanan dihabiskan oleh gadis Tu Zi. Phoenix Ye Qi dan Putri Shuiliu yang melihatnya sampai menganga terkejut.
Tidak disangka. Gadis berbadan kecil dan kurus seperti gadis Tu Zi memiliki porsi makan yang banyak.
Setelah itu, Putri Shuiliu Meili pergi ke kamar dan tidur. Kali ini benar-benar tertidur. Tidak kembali ke Blood Vein Ring. Sementara itu, Phoenix Ye Qi, gadis Tu Zi, dan Da Lia Yu membincangkan satu hal. Entah apa yang mereka bicarakan hingga raut wajahnya menjadi serius.
"Kita biarkan dia tidak mengetahui untuk beberapa waktu ini. Setelah itu, kita beri tahu dia yang sebenarnya. Kalau bukan karena kalian berdua, saat ini dia masih ada di sana. Kalian lah alasannya kembali. Kalian lah yang membuat dia keluar. Jikalau dia mengetahui ini, tidak tahu apa yang akan terjadi. Dia pasti akan mencari cara untuk menyembuhkan," samar-samar terdengar suara Phoenix Ye Qi berbicara.
"Kamu benar, tetapi kalau dia mengetahui dari orang lain, bagaimana? Nona pasti akan sangat marah."
"Baiklah, tunggu saja sore hari. Aku akan mengatakan keputusanku setelah mempertimbangkannya. Kalian berdua bersikaplah biasa agar dia tidak tahu hal ini. Sembunyikan sebaik mungkin sebelum aku mengatakan sesuatu," ucap Phoenix Ye Qi.
Mereka kembali melakukan aktifitasnya masing-masing. Da Lia Yu pergi ke belakang. Gadis Tu Zi duduk di teras dengan berbagai macam camilan di meja. Dan Phoenix Ye Qi mengubah dirinya menjadi burung merah oranye. Dia terbang ke pohon bunga magnolia dan hinggap di sana untuk waktu yang lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/147875061-288-k330646.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress of the Great Kingdom of Magnolia
Fantasía{Murni Khayalan} Shuiliu Meili adalah pengusaha sukses yang mencintai tarian. Dikhianati sahabat tersayang dan kekasih tercinta membuatnya hancur sekeyika. Kebaikan selalu membuahkan kebaikan. Menolong gadis kecil memberinya kesempatan untuk kembali...