Langkah kaki itu semakin mendekat. Pikiran Anneth sudah menduga-duga.
Hingga...
"Anneth!"
"Ucha?"
Yap. Itu Ucha. Bukan Deven sesuai dugaannya-dan harapannya-.
"Kamu kenapa? Kok nangis sih? Ada yang nyakitin kamu? Siapa?" cerocos Charisa.
Dari wajahnya terlihat bahwa Charisa sangat cemas.
Anneth menggeleng cepat. "Gak ada, Cha."
"Gak ada yang nyakitin aku," lanjutnya.
"Terus kok nangis?" tanya Charisa khawatir.
"Lagi pengen aja."
Charisa menatap Anneth serius. Anneth yang tadinya tertwa kecil, langsung diam melihat tatapan Charisa.
"Aku tau kamu lagi ada masalah," ucap Charisa.
"Tau dari mana?" Anneth bertanya.
"Ini bukan kamu Neth."
Anneth menatap Charisa bingung. Bukan aku? Maksudnya?
"Sejak kapan kamu sering ngelamun gak jelas kayak gini?" Charisa bertanya.
"Dan, hey! Sejak kapan seorang Anneth badmood saat pelajaran Fisika?" lanjut nya.
Anneth terdiam. Tak berniat menjawab pertanyaan tersebut.
"Ini bukan kamu, Neth." Charisa berkata dengan nada cemas.
Selama ini, Anneth lah yang membuat Charisa tegar. Anneth lah yang membuat Charisa paham akan makna persahabatan. Anneth lah yang membuat Charisa mengerti bahwa ia tak sendiri. Anneth lah yang membuat Charisa seperti sekarang. Setelah keluarga, tentunya.
Kini, untuk pertama kalinya Charisa melihat sisi yang tak pernah Anneth tunjukkan. Sisi rapuh dari seorang Anneth Delliecia.
Anneth tentunduk. Lagi-lagi, air matanya tumpah.
Charisa yang melihat Anneth menangis, segera mendekap Anneth kedalam pelukannya. Melihat Anneth menangis saja sudah membuat hatinya teriris. Apalagi kalau melihat Anneth terluka.
Itulah alasan Charisa menemui Anneth sekarang. Untuk memastikan sahabatnya baik baik saja Anneth terus menangis. Dan itu membuat Charisa paham. Bahwa masalah yang dihadapi Anneth sekarang, bukan masalah yang sepele.
Charisa tersenyum tipis.
Ia tidak boleh menangis sekarang. Itu hanya akan membuat Anneth makin sedih. Ia harus terlihat tegar. Seperti yang selalu Anneth tunjukkan saat Charisa sedih.
Charisa membiarkan Anneth menangis di pundaknya. Ia tau, Anneth tidak mungkin cerita sekarang. Dalam keadaan seperti ini, Charisa yang seharusnya mengerti. Dan Charisa paham itu.
Ia melepas pelukannya. Namun, masih memegang bahu Anneth. Charisa menatap Anneth lekat.
"Aku tau kamu gak bisa cerita sekarang," ucap Charisa perlahan.
"Tapi kalau udah siap, cerita ya?" pintanya.
"Gak semua hal bisa diceritain, Cha," lirih Anneth.
Charisa tersenyum.
"Tapi jangan dipendam, kasian kamunya."
Anneth terdiam. Ia membenarkan perkataan Charisa. Dirinya memang tidak mau memendam ini. Tapi, masalah ini tidak bisa diceritakan. Untuk masalah ini, biarlah dipendem sendiri.
Lagi-lagi, Charisa memeluk Anneth. Mencoba memberi kekuatan pada gadis itu.
"Sekarang pulang dulu yuk," ajak Charisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
The One And Only [END]
FanfictionKisah tentang 2 manusia yang terjebak dalam kesalahpahaman dan tidak mau mengakui keadaan. Cerita tentang 2 manusia yang bimbang dalam memilih keputusan. Mencintai atau dicintai? Mana yang lebih baik? . . . Story about Neth.Dev.Cha ________________...