SATU

2.6K 109 12
                                        


"OMAGAH ANNETH!!!"

"Ucha ku sayang.... jangan teriak teriak ya, nanti kamu jadi pusat perhatian gimana?"

"Bodo amat! Berarti mereka ngefans ama aku."

Percakapan 2 sejoli itu terus berlanjut.

Mereka tidak peduli berapa pasang mata yang memandang mereka dengan tatapan heran. Bagaimana tidak? Mereka mengobrol di tengah lapangan. Mereka, Charisa dan Anneth. Sahabat yang terpisahkan karna Anneth harus pindah sementara ke Florida, 7 tahun yang lalu.

"Ucha!" Seorang gadis cantik yang kini berada di hadapan mereka. Menyapa Charisa dengan senyum manisnya.

"Hai Joa." Charisa menyapa balik.

Joa tersenyum, lalu menatap Anneth dengan tatapan bingung.

'Siapa dia?' Begitulah maksud tatapan Joa.

"Ohh... ini sahabat lama ku Jo, namanya-" Perkataan Charisa terpotong oleh Anneth

"Anneth," ucap Anneth sambil menjulurkan tangannya.

"Owalah, Anneth. Aku Joa." Tanpa ragu, Joa membalas juluran tangan Anneth.

Sebenarnya, Joa bukanlah tipe yang langsung mempercayai murid baru. Namun, mendengar bahwa Anneth adalah sahabatnya Charisa, ia percaya Anneth adalah orang yang baik. Bagaimana pun juga, Charisa adalah sahabatnya. Dan ia yakin, Charisa tidak pernah salah memilih sahabat.

"Jo..." Charisa berusaha membuyarkan lamunan Joa yang sedang menatap Anneth.

"Jo... ada yang salah ya ama aku?"

"Eh... gak kok Neth! Kamu cantik," alibi Joa.

"Oh ya Neth, kamu balik ke Indonesia kapan?" tanya Joa basa basi.

"Lusa kemaren sih, Jo."

"Lusa kemaren?" Joa tidak mengerti maksud Anneth.

Anneth terkekeh. "Dua hari yang lalu."

"Ya ampun, Neth. Kirain kapan."

Joa dan Anneth pun berbincang. Charisa? Ia sibuk memperhatikan jam tangannya.

"Jo," panggil Charisa.

"Hm?"

"Ini sudah jam berapa?" tanya Charisa panik.

"Lah? Kenapa nanya gue? Kan lo yang punya jam."

"INI SUDAH JAM 06.45 JOAA!"

"ASTAGA! JANGAN BERCANDA, CHA! GAK LUCU!"

"YA KALI AKU BECANDA JOAQUINE TERSAYANG."

Anneth tertawa kecil melihat kedua sahabatnya ini saling ngegas.

"Yaudah kalian ke kelas aja. Aku harus ke ruang kepsek dulu," saran Anneth menyaringkan suaranya agar terdengar oleh Joa dan Charisa.

Seketika Joa dan Charisa menoleh.

"Thanks Neth! You're the best," pekik Charisa lalu berlari meninggalkan Joa dan Anneth.

Joa tersentak. " Kami ke kelas dulu ya Neth, Dadah!"

Joa pun segera menyusul Charisa sambil mengutuk Charisa dalam hati.

Awas aja Lo Cha! Kualat, Amin!

Anneth hanya terkekeh melihat mereka.

Mereka dah kelas 10, kelakuan masih kayak bocah, dasar Charisa ama Joa.

Tanpa pikir panjang, Anneth segera mencari ruang kepsek. Tidak susah. Hanya lurus lalu belok kanan dikit.

"Permisi, pak," ucap Anneth sopan.

Emang aslinya sopan sih.

"Murid baru kan?" tanya Pak kepsek.

Anneth mengangguk pelan.

Ia heran. Pasalnya, di depan pak Kepsek sedang ada seseorang cowok. Sepertinya sedang berbicara serius. Lantas, mengapa pak Kepsek malah mengobrol dengannya?

"Nah, sekarang kamu ke kelas. Sekalian anterin murid baru itu."

Perkataan itu bukan untuk Anneth. Melainkan untuk seorang cowok di hadapannya.

Tidak membutuhkan waktu lama, cowok itu segera berdiri lalu mendekati Anneth

"Ikut gue."

Cuek, Jutek. Itu pemikiran Anneth saat pertama kali mendengar cowok itu berbicara.

"Murid baru?"

Pertanyaan macam apa ini?

"Iya. Kamu ngapain tadi?"

"Kamu?" ulang cowok itu heran.

Hey, sejak kapan ia memiliki hubungan dengan cewek ini? Seenaknya saja ngomong 'aku-kamu'.

"Eh, sorry. Kebiasaan. " Anneth cengengesan.

Anneth tidak berbohong. Ia memang tidak biasa ngomong 'Lo-Gue'

"Tadi ada urusan ama papa."

"Papa? Kamu anaknya pak Kepsek?"

"Iya."

Setelahnya hening. Hanya suara derap langkah kaki yang menemani mereka.

"Nama lo siapa?" Kini giliran cowok itu yang bertanya. Masih dengan nada dingin dan tampang datarnya.

"Anneth-"

"Kamu?" Anneth bertanya balik.

"Gue-" Belum sempat cowok itu menjawab, mereka sudah tiba di depan kelas.

'X IPA 1' begitulah tulisan di atas pintu kelas mereka

"Permisi Bu...," ucap cowok itu sambil masuk kelas.

Meninggalkan Anneth yang masih terdiam di depan kelas.

"Eh, kamu udah datang. Mana anak barunya?" tanya Bu Lala ( baca: wali kelas mereka )

"Itu Bu," tunjuk cowok tadi

"Yuk masuk!" perintah Bu Lala

Dengan ragu, Anneth melangkah, memasuki kelas itu. Baru selangkah Anneth melangkah, terdengar pekikan seseorang yang memecah kesunyian.

"OMAGAH ANNETH!!!"

Astaga, kenapa dia teriak lagi?

____________________________

Hai! Ini pertama kali nulis di Wattpad . So, maklumin kalau rada gaje :v
Bagi yang mau komen, silahkan.
Saia menerima kritik dan saran.
Bubay! See you later =)
O ya, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing masing agar Anneth disembuhkan dari penyakitnya =)

Bubay! See you later =)O ya, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing masing agar Anneth disembuhkan dari penyakitnya =)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamis, 03/01/2019




The One And Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang