"Ini gimana, Neth?"
"Ya..., itu samain dulu variabel nya, abis itu baru di itung," jelas Anneth.
Deven mengangguk mengerti. Lantas, melanjutkan pekerjaan nya kembali. Sementara Anneth hanya fokus pada satu hal. Mengatur detak jantungnya.
"Neth."
Tidak ada jawaban dari Anneth.
"Neth!"
"Eh, iya Dev?" tanya Anneth gelalapan.
Jujur, pikiran Anneth sedang kelam-kabut sekarang.
"Kamu gak papa?" tanya Deven halus.
"Gak papa kok. Cuma lagi rada pusing aja," balas Anneth jujur.
Mendadak, Deven menutup buku pelajaran yang berada di hadapan mereka. Anneth menyerngit bingung. Hey, PR mereka belum selesai kan? Kenapa ditutup?
"Kalau kamu pusing, udahan aja ngerjainnya. Entar aku lanjutin di rumah. Terus aku foto in biar kamu bisa ngerjain juga tanpa harus mikir," jelas Deven.
Sontak, Anneth terkejut.
"Gak perlu Dev! Aku-" perkataan Anneth terpotong oleh pemuda dihadapannya.
"Gak papa. Anggap aja balasan karena kamu udah bantuin ngerjain 5 nomor ini."
Anneth hanya bisa pasrah. Seraya bersorak dalam hati.
"Bentar, Dev," Anneth bangkit lalu berjalan menuju dapur.
Deven hanya menatap punggung Anneth yang perlahan menghilang. Sembari mengusir rasa bosan, Deven memainkan HP nya. Jika kalian berpikir Deven akan mengechat seseorang, kalian salah. Sebab, yang Deven lakukan hanya mengscroll akun Instagramnya tanpa tujuan.
Sebenarnya, yang Deven lakukan menunjukkan bahwa ia sedang berada dalam masa kegabutan yang luar binasa. Notif aja tidak ada. Ngapain ngescroll gak jelas? Tapi begitulah orang Indonesia kebanyakan.
Untuk yang kali ini, kalian harus percaya sama aku.
Tak lama, Anneth kembali membawa 1 kotak kue yang belum dibuka. Deven yang saat itu memang sedang lapar, segara mengambil kotak tersebut lalu membukanya. Ia memakan lahap kue yang disuguhkan Anneth layaknya belum makan 1 bulan. Anneth hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sahabatnya yang satu ini -dan orang yang disayangnya-.
"Ekhem!" deheman Anneth berhasil membuat Deven teralihkan atensinya.
"Eh, sorry Neth" kekeh Deven.
Anneth hanya menghela napas.
"Mau Neth?" tawar Deven seraya menyodorkan kotak kue tersebut pada tuan rumah.
Anneth tersenyum tipis, lalu mengambil beberapa kue dari dalam kotak.
"Suka banget?" tanya Deven ketika melihat Anneth makan begitu lahap.
Anneth terkekeh. "Iya lah. Makanya Mami langganan kue ini."
Deven manggut-manggut mengerti. "Oh ya Neth, ke taman bentar yuk."
➰➰➰
"Yuk! Gue juga udah bosan main."
Mendengar balasan Charisa, Clinton melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar.
"Clin! Tungguin gue dong!" sungut Charisa.
Clinton menoleh kepada Charisa sejenak, lantas terkekeh.
"Iya iya." Clinton mengalah.
Daripada Charisa ngamuk? Mendingan dia ngambek. Semenit kemudian, Charisa berhasil menyusul Clinton dengan nafas yang ngos-ngosan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The One And Only [END]
FanfictionKisah tentang 2 manusia yang terjebak dalam kesalahpahaman dan tidak mau mengakui keadaan. Cerita tentang 2 manusia yang bimbang dalam memilih keputusan. Mencintai atau dicintai? Mana yang lebih baik? . . . Story about Neth.Dev.Cha ________________...