DUA BELAS

1.3K 98 2
                                    

Cinta tidak mengenal pemaksaan. Ia selalu menjadi misteri. Datang dan pergi begitu saja meninggalkan kenangan yang begitu sulit untuk dilupakan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Nethi! Jam berapa?" tanya Charisa yang baru saja terbangun dari tidurnya.

"Baru mau jam 6 kok, Cha," balas Anneth yang telah rapi dengan seragamnya.

Charisa Manggut-manggut. Lantas beranjak dari tempat tidur. Mandi.

"Lo gak bilangin ke Ucha?" tanya Joa selepas Charisa memasuki kamar mandi.

Anneth terdiam. Sedetik kemudian, ia menggeleng. "Enggak. Cukup kamu aja yang tau."

Joa mengernyit heran. Hey, bagaimana Anneth tidak memberi tahu Charisa? Mereka telah bersahabat sejak kecil kan?

Anneth yang menangkap keheranan Joa, buka suara. "Bukannya aku gak mau. Aku cuma khawatir kalo hubungan Charisa Ama Deven renggang setelah tau perasaan ku."

Joa menyimak. Mendengarkan dengan seksama.

"Kamu tau kan Jo? Mereka telah mengenal sebelum aku mengenal Deven? Aku cuma gak mau jadi penghalang bagi mereka," jelas Anneth.

Dari raut wajahnya, terlihat Anneth sangat tertekan.

"Terkadang cinta tumbuh dengan cara yang amat ganjil dan di tempat yang keliru."

Joa memeluk Anneth. Menguatkan gadis itu. Anneth segera mengusap matanya yang basah. Ia takut ketahuan menangis oleh Charisa.

"Kamu kuat, Neth!" Joa mencoba menguatkan.

"Terkadang, hidup memang kejam-" Joa menggantungkan kalimatnya

"Tak peduli seberapa membahagiakan atau menyedihkan, hidup harus terus berlanjut. Waktulah yang selalu menepati janji dan berbaik hati mengobati segalanya."

Anneth terdiam. Lantas mengangguk. Joa benar, hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat.

"Halo semua!" sapa Charisa yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Anneth dan Joa menatap Charisa datar. Ah, Charisa mengganggu suasana saja!

➰➰➰

"Joa!"

Joa menoleh. Mencari sumber suara.

"Friden nunggu lo di taman! Sekarang!"

Joa menatap pemuda itu heran.

" Kata siapa? "

"Kata dia lah! Cepetan!" Sedetik kemudian, pemuda itu berlalu.

Meninggalkan Joa yang terdiam.

"Kamu duluan aja, Jo," sahut Anneth.

"Tapi Neth-"

"Aku tunggu kamu di parkiran. Oke?"

The One And Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang