SEMBILAN BELAS

809 67 5
                                    

"Hai, Jo," sapa Charisa begitu membuka pintu.

Joa tersenyum ramah.

"Masuk dulu, Jo " Charisa mempersilahkan.

Joa mengangguk, lantas berjalan memasuki rumah Charisa.

"Anneth belum Dateng, Cha?" tanya Joa sambil menghempaskan tubuhnya di tempat tidur Charisa.

"Kata siapa belum datang?"

Bukan. Bukan Charisa yang menjawab.

"Eh, aku kira kamu belum datang, Neth," kekeh Joa.

Anneth hanya cengengesan.

"Baru 10 menit yang lalu kok, Jo," jelas Anneth.

Joa manggut-manggut mengerti.

"Hey, ada PR gak?" tanya Charisa.

Anneth mengambil tasnya. Lantas mengecek satu persatu buku tulisnya. Tangannya berhenti mengecek di buku Fisika.

"Kenapa, Neth?" tanya Joa penasaran.

"Ada tugas."

"Ha? Tugas apa?" pekik Charisa.

Sebenarnya, tujuan Charisa bertanya tadi hanya untuk memecahkan kesunyian.

"Gak tau, Cha?" tanya Joa yang dibalas gelengan tegas dari Charisa.

" Makanya, jangan tidur kalo pelajaran! " omel Anneth.

Sementara Charisa hanya bersungut kesal. Charisa memang tidak tahu menahu tentang tugas Fisika yang sebenarnya memang sudah diberi oleh guru mereka. Kalau Charisa tidak tau, setidaknya ia punya alasan untuk tidak mengerjakan kan?

"Oh, tugas itu."

Charisa dan Anneth menoleh ke Joa ketika mendengar gumaman Joa. Mereka menunggu kelanjutan perkataannya.

"Kalo tugas itu aku dah ngerjain."

"Ya, sama sih, Jo. Tinggal 1 soal terakhir aja," timpal Anneth.

Charisa terperangah. Lah? Mengapa semua sahabatnya sudah mengerjakan tugas mereka?

"Ihh, kok kalian udah selesai sih? Nasib tugas aku gimana?" rengek Charisa.

Anneth dan Joa tertawa melihat kelakuan sahabatnya. Bagaimana tidak? Sekarang, Charisa sudah tengkurap sambil memukul kasurnya.

"Udah, Cha," ucap Anneth sambil membantu Charisa duduk.

Charisa terdiam. Mimik mukanya datar.

"Cha," panggil Joa.

Charisa melirik Joa galak. "Apa?"

Joa tergelak. "Ampun dah, sejak kapan Charisa bisa galak?"

Anneth ikut terkekeh. Sementara Charisa hanya mendengus sebal.

"Ya udah, kamu mau apa, Cha?" Joa mengeluarkan jurus terakhir nya, mengikuti apa yang Charisa inginkan.

Charisa berpikir sejenak. 2 menit kemudian, terlintas ide di otak Charisa.

"Cha?" Anneth heran dengan tingkah sahabatnya.

Pasalnya, Charisa yang awalnya memasang muka datar, kini Charisa senyum senyum sendiri.

"Nge-Mall kuy!"

Anneth dan Joa terperanjat. Hey! Bukankah tugas Charisa belum selesai? Mengapa dia malah ingin pergi ke Mall?

"Loh, Cha? Kok ke Mall? Kan tugasnya belum selesai," timpal Anneth.

"Ihh, kan bisa nanti."

Joa dan Anneth saling tatap.

The One And Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang