Sedih

41 6 0
                                    

Hanyalah sekedar ingatan yang tertanam secara membekas menjadi kenangan dan hanyalah sebuah khayalan yang tak kunjung menjadi kenyataan
.
.
.

Aurel berjalan sendiri ketika sepulang sekolah karna ia telah menelpon supirnya agar tidak menjemputnya dengan alasan ada kerja kelompok.

Aurel berjalan sambil menteskan air mata,aurel merasa diri nya tidak ingin kembali ke dunia.

Awan sudah berubah warna menjadi gelap,angin angin melewati kulit putih dan halus milik aurel. Aurel duduk di taman karna kakinya membawa nya melangkah ke taman.

Hujan turun yang membuat aurel semakin menangis dan mengeluarkan semua kekecewaan nya.

"Gue benci sama diri gue sendiri. Gue benci kenapa takdir begitu tidak adil pada gue. Mengapa setiap ada seseorang yang sama gue datang seseorang itu hanya singgah sebentar. Mengapa" pekik aurel dengan menangis

"Lo nggak perlu benci diri lo sendiri,karna diri lo nggak salah. Memang terkadang ketika Tuhan memberikan kebahagiaan maka Tuhan juga akan menghadirkan kesedihan sebagai pelengkap suatu kehidupan serta Tuhan juga menggoreskan takdir sebagai pacuan kita untuk membentuk sebuah arti kesempurnaan" ucap varel yang berdiri di belakang aurel sambil memegang payung yang membuat aurel terdiam

"Gue nggak butuh lo" saut aurel

"Lo terlalu hebat berbohong padahal diri lo sendiri merasa bahwa lo butuh seseorang" jawab varel

Aurel berjalan meninggalkan varel namun langkahnya terhenti ketika varel berada di depannya dan menghadang jalannya sambil memegang payung.

"Sumpah ya elo orang paling Resek di muka bumi iniiii!!!!" Pekik aurel

"Kalo gitu sumpah ya elo merupakan orang yang paling ngangenin di muka bumi ini!" Saut varel

"Gue benci lo" ucap aurel

"Dan gue sayang lo" jawab varel

"Dan gue nggak suka sama lo" ujar aurel

"Dan gue sangat suka sama lo" jawab varel

"Gue nggak cinta sama lo" saut aurel

"Tapi gue cinta sama lo" sela varel

Aurel menatap varel dengan lelah karna sekuat apapun ia memberikan ucapan maka varel akan selalu mempunyai jawaban.

"Gue mau pulang" ujar aurel

"Gue antar" saut varel

"Nggak usah" sela aurel

"Tapi ujan ujan begini mana bisa lo pulang sendiri dan jarak rumah lo dari taman ini jauh. Di taman ini banyak sekerumpulan orang yang tidak bertanggung jawab yang bisa aja nyakitin lo secara diam diam" balas varel

"Gue anterin dan gue benci penolakan" sambung varel lalu menarik paksa aurel masuk ke dalam mobil nya

'Cowok gila' geram batin aurel

Varel menyalakan mesin mobil nya namun belum ia jalan kan. Varel melihat aurel yang basah kuyup dan terlihat sangat pucat karna kedinginan.

Varel membalikkan badannya untuk mengambil jacket yang berada di belakang kursi penumpang lalu memasangkan jacket tersebut kepada aurel.

"Jika kali ini lo bilang Kalo lo nggak kedinginan dan nggak butuh jacket maka itu merupakan kebohongan terbesar lo" ujar varel sementara aurel hanya diam

Varel menjalan kan mobilnya dan kembali memandang aurel yang hanya termenung dengan tatapan kosong. Varel kembali menatap ke depan yang sangat macet panjang. Aurel merasa matanya sangat berat dan ketika ia ingin melawan matanya ia kalah karna matanya yang menang dengan terpejam.

Unexceped Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang