penghibur lara

20 4 0
                                    

Jika menanti adalah kesalahan,
Lalu apa maksud dari seseorang yang memberi harapan
.
.
.

Aurel tengah terlelap setelah terus terusan menangis. Varel menatap wajah damai milik aurel dan tersenyum.

Varel hendak membangunkan Aurel namun ia tidak tega melihat tidur aurel sangat lekap,varel pun melepas jaketnya lalu menyelimutkan jaketnya pada tubuh aurel agar tidak kedinginan.

Aurel terbangun ketika hari sudah malam,Aurel tersenyum melihat varel yang ada di sebelahnya tengah terlelap.

"Thanks ya" bisik Aurel di telinga varel yang terlelap

Aurel tersenyum kemudian mengelus lembut rambut hitam varel, perlahan varel membuka matanya dan melihat aurel sedang berada di hadapannya.

"Nggak nangis lagi" tanya varel lalu membetulkan posisi duduknya

"Enggak" kekeh aurel membuat varel tersenyum

"Kalo gitu ayo turun,pasti kak angga kawatir" ucap varel membuat senyuman aurel menghilang

"Enggak,kak angga lagi nggak ada di rumah" jawab aurel mebuat varel bingung

"Masa,perasaan tadi pagi gue chat kak dia bilang ada,nggak kemana-mana" saut varel

Aurel tak menjawab melainkan matanya kembali berkaca kaca,varel merasa bingung dan bersalah melihat aurel seperti ini.

"Hm,ya udah sekarang lo ikut geu aja ya" ucap varel yang di angguki Aurel

Varel tersenyum lalu bergerak mendekati Aurel,kini wajah Aurel dan varel sangat dekat.

Jantung aurel berdegup kencang diam membalas tatapan varel,varel hanya menunjukkan senyum tipisnya lalu cup. Varel mencium kening Aurel membuat Aurel kaget sekaligus senang.

"Ih varellll" kesal aurel lalu mendorong dada varel membuat varel terkekeh geli

"Hmm sekarang,udah seneng kan" kekeh varel

"Nggak" kesal aurel

"Cie ngambek" ledek varel membuat kedua pipi Aurel memerah

"Oke maaf ya,sayang. Sekarang mari kita pergi" ucap varel

******

Merasa keadaan canggung varel pun berinisiatif untuk menghidupkan lagu  dari radio mobilnya sambil menunggu jalanan yang sedang macet padat.

"Rasa hati ini inginkan dirimu...
Hati tenang mendengar...
Suara indah menyapa,geloranya hati ini tak ku sangka...
Rasa ini tak tertahan,hati ini selalu untukmu...
Oohhh
Terimalah lagu ini dari orang biasa,tapi cintaku pada mu luar biasa...
Aku tak punya bunga,aku tak punya coklat,yang ku punya hanya la aurel kekasih hati ku..." nyanyi varel membuat Aurel yang dari tadi datar kini tersenyum kecil

"Itu lirik lagu terakhirnya kan aku tak punya bunga,aku tak punya harta,yang ku punya hanyalah hati yang setia tulus padamu" komen Aurel membuat varel terkekeh

"Biarkan saja,kan memang benar satat ini gue lagi nggak pegang bunga,gue juga nggak pegang coklat,yang sekarang gue punya cuman Aurel sayang" jawab varel membuat pipi aurel kini menjadi pink

"Ah seterah" ucap aurel untuk menutupi kegugupannya

"Yang,Lo nggak nanya kita mau ke mana" tanya varel

"Nggak" saut aurel

"Lah kenapa" tanya varel lagi

"Ya karna kalo gue pergi sama Lo pasti ada tujuan,dan gue nggak bakalan di gantungkan" ucap aurel membuat varel terkekeh

"Dih,kayak nggak nyambung gitu ya jawabannya" kekeh varel

"Biarin" saut aurel

"Iya sayang,iya apa aja asalkan sayang bahagia,mau jawabnya nyambung atau nggak yang penting sayang bahagia,semua itu nggak masalah" jawab varel

"Maaf pak,kok jadi alay ya" jawab aurel mengkimentari jawaban varel dengan ekspresi menilai

"Nggak lebay kok ibu,ini tulus tau nggak dari hati saya" saut varel

"Masa iya" tanya Aurel yang tidak pura pura yakin tapi di dalam hatinya sangat yakin dan senang

"Perlu pembuktian" tanatang varel

"Boleh juga,jaman sekarang ya pak. Cowok itu biasanya cuman ngasi kata kata manis doang,abis itu ketemu yang lebih capek langsung pindah deh tu hati" ucap aurel membuat varel tersenyum

"Hmm,kalo gitu oke" jawab varel

"Oke apa" tanya aurel

"Oke di kasi pembuktian" saut varel membuat aurel tersenyum dalam hati

Aurel menaikkan kedua alisnya menatap varel,sementara varel hanya tersenyum lagi dan lagi.

"Kenapa liat liat" tanya varel

"Kenapa,nggak boleh" tanya balik aurel dengan suara yang sedikit tinggi

"Ya boleh la,lo kan pacar gue. Masa nggak boleh" saut varel cengengesan

Aurel menatap varel malas,aurel pun kembali menatap kosong jalanan yang berada di depannya.

Varel menoleh ke sebelahnya dan melihat aurel kembali ke keadaan semula.

"Hmm" ucap varel lalu merangkul.pundak aurel menjadi bersandar pada bahunya

Aurel tersenyum di dalam sandaran varel "pasti lo butuh sandaran kan,gue nggak tau masalah apa yang sedang lo hadapi. Tapi yang pasti pundak gue selalu ada buat lo" ujar varel membuat aurel tersenyum dalam hatinya

*******

Aurel mengamati sekelilingnya dan merasa asing pada tempat yang varel ajak terhadap dirinya.

"Kita ngapain ke sini" tanya aurel

Varel hanya tersenyum dan keluar duluan dari mobil meninggalkan Aurel yang masih terdiam.
Melihat varel keluar dari mobil varo pun bergegas menghampiri varel.

"Anjirrr la,janjian jam berapa kak varel. Kenapa kak varel baru datang sekarang. Kak varel tau nggak kalo tadi banyak nyamuk" omel varo

Melihat varo Aurel menjadi heran dan memilih turun dari mobil.

"Lo kok,Lo ada di sini" tanya uarel heran

"Tanya aja no,sama pacar Lo" cetus varo

Aurel menatap varel dengan tatapan elangnya membuat varo dan varel sama sama diam dan menjadi takut.

"Uwoho santai dong aurel" cengengesan varo yang mendapat pelototan dari aurel

"Gue mau kasi kejutan buat lo" cengengesan varel

"Ah nggak jelas,gue pulang aja" ucap aurel

Sebelum aurel melangkah meninggalkan varel,varel sudah duluan mencekal tangan aurel

********

@tbc

Vote...

Komen...

Unexceped Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang