Malam

34 10 4
                                    

Rekayasa adalah sebuah hasil editan yang menamipilkan hasil yang indah namun rekayasa sesungguhnya adalah yang menyakitkan karena kepalsuan yang membuat orang buta
.
.
.

Kini semua siswa dan guru telah berkumpul di halaman vila yang luas membentuk lingkaran.
Varel duduk di samping aurel dengan senyum.

"Varel kenapa kamu ada di situ?" tanya pak bono

"Saya duduk lah pak,masa saya jongkok" jawab varel

Pak bono menghela nafas panjang berusaha sabar "varel kamu kelas dua belas kenapa kamu duduk di kelas sebelas" tanya pak bono

"Emangnya salah pak? kan terserah mau duduk di mana" saut varel

"Duduk bersama kelasnya masing masing" jawab Pak bono

"Nggak usah gitu dong pak,ini kan lagi kemping masa kayak gitu" saut reza

"Terserah kalian" ujar Pak bono tak kuasa

"Gi tu dong Pak" saut varo cengengesan

"Jadi apa acara kita malam ini" tanya logo

"Mana gue tau" jawab varo

Varel bangkit dari duduknya kemudian berdiri di paling depan di antara temannya yang sedang duduk.

"Malam semua" sapa varel

"Malam" saut mereka riang

"Reza,varo,logo,lo semua maju" perintah varel

"Lah lo mau ngapain kita" tanya varo yang sudah berpikiran macam macam

"Ah lu negatif mulu" ujar reza menarik kerah baju varo untuk maju bersamanya

Varo,logo,reza maju secara bersama. Varel tersenyum lalu memberikan lilin masing mading satu untuk mereka pegang.

"Lo mau nyantet kita" tanya reza

"Aduh kak akunya jangan di santet dong kan masih polos" saut logo yang membuat semua tawa pecah

"Akunya belum kawin kak jadi jangan di jadiin sesajen" ujar varo

Varel tersenyum mendengar ucapan temannya yang gila. Varel berjalan menghampiri ketiga sahabatnya yang sedang memegang lilin lalu menghidupkan satu satu lilin tersebut.

Varel juga menghidupkan lilin yang ia pegang. Semua orang bingung apa yang akan di lakukan varel dengan keempat lilin tersebut ada yang menebak,berbisik,dan macam macam.

"Bawa kesini" ucap varel yang membuat semua semakin bingung

Leon,gibran,dan rio membawa setumpuk kayu besar berbentuk kerucut yang telah di ikat agar tidak hancur ketika di angkat.

Di tengah lapangan terdapat setumpuk kayu besar besar berbentuk kerucut.

"Siramin" tanya rio yang diangguki varel

"Lo jangan jangan mau bakar kita" tebak varo dengan suara lantang

"Nggak Palingan cuman di jadiin menu makan malam ini" ucap varel namun menakutkan bagi varo

Setelah rio,gibran,dan leon menyirami kayu tersebut dengan minyak tanah. Varel maju beberapa langkah mendekati kayu tersebut yang diikuti logo,varo,dan reza.

Unexceped Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang