Pulang

42 8 0
                                    

Ada saatnya seseorang tersiksa ketika dirinya lelah menahan sebuah luka yang menimbulkan rasa kecewa
.
.
.

"Udah sana masuk" ucap varel

"Kenapa sih lo nganterin gue ke sini,kan gue minta anter ke apartemen" kesal aurel

"Selagi masih ada keluarga kenapa di tinggalkan" jawab varel

"Gue nggak punya keluarga tapi cuman kak angga" saut aurel

"Kenapa?" tanya varel

"Karna cuman kak angga yang sayang sama gue,yang nganggep gue ada hidup,dan ngangep gue berharga" saut aurel sedih

"Kalo gitu kamu di sini hanya untuk kak angga. Kak angga pasti khawatir banget sama kamu" ucap varel yang membuat aurel kembali berpikir

"Tapi" ragu aurel

"Ingat kak angga" sela varel yang membuat aurel tersenyum kecut

"Udah jam 4 subuh aku pulang dulu ya" pamit varel sambil mencubit gemas pipi aurel sambil terkekeh yang membuat aurel kesal lalu memakai helm nya dan menjalan kan motornya

Aurel menghela nafas lelah melihat pagar besi hitam besar di hadapannya. Dengan berat hati aurel membuka pagar yang tudak di gembok tersebut.

Dengan perasaan yang kacau aurel memasuki rumahnya yang terlihat sangat gelap tak ada sumber kebahagiaan melainkan sumber kesedihan.

"Ke mana kamu" tanya jhonas yang membuat aurel lelah

"Ada apa papah nanya seperti itu?" tanya aurel tersenyum jangkal

"Karna papah khawatir" jawab jhonas

"Oh ya? Seorang jhonas khawtir? Apa perkataan anda tadi bisa saya percaya?" tanya aurel

"Aurel yang di hadapan kamu sekrang itu papah" sela jhonas

"Apakah anda pantas di sebut seorang papah? apa anda pantas? saya bertanya pada anda apakah pantas" bentak aurel yang membuat aurel bungkam

"Dulu aurel ingat waktu aurel berjalan berjalan hanya ada kak angga dan oma yang mendampingi aurel,yang mengajari aurel berjalan,yang membuat aurel tertawa"

"Sekarang ada minta di sebut sebagai papah,tadi sudah saya sebutkan dan sering saya ucapkan kalo anda papah. Tapi apa anda pernah berpikir apa anda pantas?"

"Anda tidak pernah memperhatikan saya,menyayangi saya,Anda itu hanya memanfaatkan kan saya sebagai aset bisnis anda"

"Kenapa diam? ucapan saya benar kan? anda bingung saya tau dari mana? saya itu tau segalanya! jadi jangan pernah berpikir saya bodoh atas permainan anda"

"Anda bukan papah saya karena Anda tidak pernah menganggap saya hidup begitu pula dengan saya yang tidak akan menganggap ada sebagai orang tua saya. Saya memanggil anda dengan sebutan papah hanya karna kak angga!"

"Anda tidak pernah berjuang buat saya,saya selalu berjuang sendiri,di saat saya umur lima tahun apa anda ingat? apa yang anda lakukan pada saya?"

"Oh biar saya ingat kan! Waktu itu saya tidak tau apa apa saya sedang bermain piano dan tiba tiba saja anda menjambak rambut saya,memukul saya,menyeret saya,memasukkan saya ke gudang di saat keadaan saya sekarat karna apa yang anda lakukan"

"Anda memukul saya,menendang,menampar,menjambak saya hanya karna apa? hanya karna sesuatu yang tidak saya lakukan"

"Anda pikir saya lupa itu semua? Apakah setelah ini anda pantas menjadi seorang papah? Orang tua mana yang tega memeperlakukan anaknya seperti itu?"

Unexceped Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang