10 tahun yang lalu ....
05.57 ... 05.58 ... 05.59 ... 06.00
Titt tii—
Klik.
“Selamat pagi, dunia!” Seorang bocah berambut jingkrak berantakan bekas tidur berteriak girang setelah mematikan alarmnya tepat waktu.
Di dalam kamar sederhana yang masih belum sepenuhnya terang, bocah yang bersemangat itu melesat ke sudut kamar bagian kanan, tempat kasur yang identik dengan miliknya berada, tempat seorang bocah lainnya masih terlelap. Ia menggoyang kuat tubuh yang masih terbungkus erat itu.
“Bangun, Billy, bangun! Sudah pagi!” teriaknya dengan suara yang lantang serta goyangannya yang makin kencang. Alhasil, sang bocah kepompong terusik berat dan menggerutu kesal.
“Aku masih ngantuk ... jangan ganggu ....” Bocah tidur itu melawan sembari menarik kembali cangkangnya yang bermotif Batman. Namun sayang, kekuatannya kalah saing dan selimutnya terhempas jauh.
“Argh! Mau apa kamu, Ricky? Aku masih ngantuk!”
“Kamu tahu hari ini hari apa?”
“Hari ini? Argh ... hari Jumat ...? Ada apa dengan hari ini?” Billy tidak berhenti menguap dan mengucek kedua matanya yang masih terasa berat.
Ricky mencengkram kedua bahu Billy dengan erat. “Hari ini tanggal 1 Februari, Bill. Hari ini hari ulang tahun kita!”
Billy tidak memberi respon, masih berusaha melawan kantuk. “Lalu kenapa?”
Seolah tidak menyadari betapa tidak tertariknya Billy terhadap topik ini, Ricky masih dengan semangat membara mulai meloncat girang. Ia bahkan membuka gorden kamar dengan lebar, menerangkan seluruh ruangan kamar seketika. Billy spontan mengangkat tangan melindungi mata dari cahaya.
“Apa kamu lupa?” Ricky menghadap kembali kepada Billy. “Papa dan Mama akan pulang hari ini!”
Billy terdiam lagi, berpikir.
Benar juga. Hari ini adalah hari ulang tahun mereka, Papa dan Mama yang selalu sibuk dengan bisnis luar negeri berjanji akan pulang dan merayakan bersama mereka. Pantaslah Ricky, yang biasanya lebih telat bangun darinya bisa semangat ’45 pagi ini. Sebuah senyuman terhias di bibirnya, rasa kantuk sudah menghilang.
“Baiklah, ayo kita cepat-cepat bersiap dan berangkat sekolah,” ucap Billy.
Ya, cepat memulai hari, cepat beraktivitas, cepat sore, dan cepat bertemu Papa dan Mama.
***
“Pagi!” sapa Ricky riang begitu tiba di kelas mereka, SD VI-B.
Di antara beberapa murid yang sudah berada di dalam kelas, hanya satu yang membalas sapaan Ricky. Dia adalah Rio. Bocah itu berjalan mendekat dan merangkul Ricky.
“Tumben pagi gini sudah datang, Sob. Kenapa? Belum ngerjain PR, ya?”
Ricky mendengus sombong. “Hei, kamu lupa aku punya saudara sepertinya?” balasnya seraya menunjuk ke belakang, tepat kepada Billy yang sudah dikerumuni oleh murid lainnya yang sibuk bertanya tentang PR IPS kemarin.
“Kamu tidak sekalian bertanya padanya, Yo?”
Rio menjentik jari kelingkingnya. “Daripada berdesakan lalu jadi bakwan, bukankah ada buku Ricky si saudara kembar Billy yang bisa kupinjam?” Ia cengengesan lebar seraya menjulurkan tangannya. “Sini pinjam bukunya.”
Ricky mendengus pendek lalu menyerahkan bukunya pada Rio, yang segera diterima dan langsung disalin secepat kilat.
Ricky akui PR kali ini lumayan susah, buktinya Billy yang langganan posisi peringkat pertama sejak SD kelas 1, sampai begadang untuk menyelesaikannya. Kenapa Ricky tidak? Tentu karena dia sudah duluan menyalin jawaban Billy tanpa harus repot-repot. Lalu kenapa lagi tidak ada yang mau bertanya atau meminjam bukunya? Singkat saja, karena tulisannya hancur cap cakar ayam, kontras dengan Billy yang rapi bak disetrika. Rio hanya suka mempertaruhkan keberuntungannya dengan menebak tulisan ajaib Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Fate (Complete)
Любовные романы(Belum Revisi) Oleh sebuah kejadiaan naas yang tak terelak, sepasang kembar yang bernama Ricky dan Billy pun hidup terpisah. Terkadang merindu, tetapi mereka tidak bisa bertemu. Kehilangan ini membuat hidup mereka menjadi hampa. Tidak hanya begitu...