GoY || 12

464 77 26
                                    

“ Mending nanti aja deh kamu kenal cinta. Sekarang itu masih terlalu dini untuk kamu. Nanti yang ada kamu malah sakit hati, terus malah malas belajar, deh. ”

—Ghost of You—

***

"Anjir, Luke! Kenapa gak bilang dari tadi, bego!"

"Gue itu nyoba untuk ngegabungin dulu, Cal. Semua itu butuh proses," ucap Luke.

"Bacot!" Calum langsung berlari ke gudang belakang, sementara Luke Mike dam Oliv masih berada disini.

"Mike, lo cari Vana di lab kimia atau bahasa. Gue bakal susulin Calum," kata Luke. "Lip, kamu coba cari Vana di rua g seni, UKS, atau di aula. Siapa tahu dia enggak di gudang lagi."

Mereka berpencar, mengikuti perkataan Luke. Vana memang selalu menghilang seperti ini, tapi mereka tak pernah seheboh ini sebelumnya. Jika saja Selena tidak mengingatkan kepada mereka bahwa Vana harus terus berada disisi mereka selama di sekolah. Antara percaya atau tidak, tapi mereka hanya ingin yang terbaik bagi sahabatnya itu.

"Dobrak, Cal!" teriak Luke dari kejauhan. Calum menoleh dan mendapati Luke berada tak jauh darinya. Dia mundur beberapa langkah dan siap menerjang pintu gudang. Memang tak ada jaminan Vana ada di dalam, tapi setidaknya mereka tahu bahwa pintu gudang ini bisa terkunci tiba-tiba.

"Et buset, Nak Calum jangan di dobrak!"

Teriakan itu membuat Calum menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan mendapati Pak Maman berjalan ke arahnya diikuti Luke dari arah depan. "Kenapa, Pak?" tanya Luke heran.

"Jangan di dobrak, atuh. Kan ada kuncinya, ngapain di dobrak?"

"Kuncinya hilang, Pak," kata Calum. "Di dalem ada orang gak, Pak?"

"Yeh si Kalung, mah. Mana ada orang di dalem atuh, Nak. Kan itu gudang, iya kali ada orang," ujar Pak Maman sambil tertawa. Sementara Calum memutar matanya malas menyadari Pak Maman baru saja mengganti namanya menjadi 'Kalung'.

"Tadi Vana kesini gak, Pak?" tanya Luke.

Mata Pak Maman berkedip cepat. "Neng Vanadium?"

"Iya, Pak."

"Eng, enggak. Enggak, dia… dia enggak kesini, kok."

Alis Luke terangkat. "Beneran, Pak?"

"Iy…iya, Lukeman. Bapak beneran, atuh. Masa bapak bohongan."

"Gak lucu, Pak. Ini Vana hilang. Dia gak tahu dimana, ponselnya dia gak dibawa." Calum menatap Pak Maman jengah.

"Coba kalian cek di UKS, kan katanya Neng Vana baru balik dari rumah sakit, siapa tahu dia numpang tidur disana."

"Lah, bapak tahu dari mana Vana baru balik dari rumah sakit?" tanya Luke. "Kan Vana belom kemana-mana dari tadi pagi."

"Eng, anu..." Pak Maman berhenti bicara. Dia tak bisa meoanjutkan kalimatnya. Seharusnya dia tidak berkata seperti itu.

"Pak, jangan bohong. Vana tadi kesini, gak?" ulang Calum.

"Anu, tadi itu sebenernya—"

"Hallo, Lip?"

Ucapan Pak Maman terpotong ketika Luke tiba-tiba menerima telepon dari Olivia. "Ada disana? Ok, gue sama Calum sekarang kesana."

Calum mengamati Luke dengan tatapam heran. "Bener kata Pak Maman," ucap Luke setelah dia memutuskan telepon itu. "Vana ada di UKS."

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang