GoY || 27

422 71 7
                                    

“Satu hal yang pasti, gue gak mau kehilangan lo untuk kedua kalinya.”


—Ghost of You—


♪27♪





Semilir angin malam menusuk kulit gadis yang sedang berada di alam mimpinya itu. Entah apa yang tengah terjadi disana, namun keringat mengalir dari tubuhnya. Alisnya bertaut, dan wajahnya menampakkan ekspresi tegang.

Tak diragukan lagi, dia mimpi buruk.

Jemari gadis itu meraih ujung sprei motif bunga-bunga berwarma biru muda itu. Ketakutan yang jelas tergambar di wajahnya. Tak ada seorang pun yang bisa menyadarkan gadis itu dari mimpinya.

Sepertinya begitu, bahkan hembusan angin yang telah membukakan jendela kamarnya tak bisa mengacaunya dari mimpi itu.

"Enggak, dia gak boleh pergi!" Erangnya di sela wajah ketakutannya.

Keringat semakin banyak mengalir dari wajahnya. Dan——oh tunggu, dia menangis. Dari sudut matanya yang terpejam, mengalir air mata. Wajahnya yang tadi ketakutan berganti menjadi raut sedih. Dia benar-benar menangis.

"Jangan pergi," lirihnya lagi. Dan air mata semakin deras mengalir.

Oh, siapapun, tolong bantu gadis itu. Sebuah suara bising dari ponselnya itu bahkan tak dapat membangunkannya. Bahkan suara gebukan drum bersemangat dari salah satu band Rock itu tidak mengganggu mimpi gadis ini.

"Enggak! Jangan pergi!"

Dia berteriak kali ini, teriakannya cukup kuat untuk membangunkan dirinya sendiri. Dia duduk dan mengatur nafasnya. Ada raut kelegaan dari wajahnya, seperti bersyukur karena semua yang tadi dia alami——apapun itu——hanya mimpinya.

Dia beralih ke arah ponselnya yang terletak di nakas saat sudah bisa mengontrol dirinya lagi. Senyum terukir di wajahnya ketika melihat siapa yang menelpon.

"Hallo, Bang Zayn?"

"Hai, sayang ku," sahut suara disebrang sana.

"Masih inget lo sama gue? Gue kira lo udah lupa." Ada nada jengkel di dalam suara gadis itu ketika berbicara pada kakaknya.

Terdengar suara tawa dari sebrang, sebelum Zayn kembali melanjutkan berbicara. "Gak mungkinlah gue lupa sama Vanadium-ku. Abang cuma sibuk aja belakangan ini, Van."

Vanadium, gadis itu menyeka keringat yang masih mengalir di wajahnya sebelum berbicara kembali. "Iya deh yang lagi mimpin perusahaan. Gimana kabar Ayah sama Bunda?"

"Ayah udah baikan," kata Zayn. "Abang bakal pulang beberapa hari lagi."

Vanadium membulatkan matanya mendengar perkataan Zayn, "yey! Akhirnya! Bunda juga pulang, gak?"

"Sayangnya enggak. Bunda mau nemenin ayah disini."

"Oh, yaudah gapapa. Abang kapan balik? Nanti bisa aku jemput," katanya dengan suara antusias.

"Gak bisa dong. Abang mau kasih kejutan buat kamu. Nanti tiba-tiba Abang udah ada di dalem rumah." Tawa Zayn kembali terdengar kali ini.

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang