GoY || 58

285 45 37
                                    

"Mungkinkah suatu hari aku dan dia akan dapat bersama?"
-Vanadium C.

-Ghost of You-

Sebelumnya gw mw bilangin, buat kalian yg di part sebelumnya nangis-nagis...

gw turut bahagia krn akhirnya gw ga ambyar sendirian. AHAHAHAHA





♪58 ♪




👻🍁👻

Hari mulai beranjak fajar ketika Vana kembali lagi ke kamarnya dengan mata sembab dan tangannya yang menggenggam kalungnya dan sebuah foto Ashton. Dia berjalan dengan lunglai, dia melirik ke arah Calum yang sedang tertidur di ranjangnya. Dan entah kenapa dia tiba-tiba merindukan sahabatnya itu dan semua yang dibutuhkannya saat ini adalah pelukan Calum.

Vana menghapus air matanya dan meletakkan foto serta kalungnya di atas nakas. Tanpa menunggu, dia langsung beringsut ke tempat di sebelah Calum dan berbaring di samping lelaki itu dan mulai memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama dia sudah terlelap disamping Calum.

Sementara itu, di ambang pintu, seorang wanita berdiri dan memandang Vana dengan penuh rasa iba. Dia tersenyum pedih ketika berjalan dan membelai lembut kepala Vana. Saat tangannya berhenti di leher Vana, dia panik ketika mendapati kalung Vana tak berada disana.  Dia melemparkan pandangannya ke sekitar, dan bernafas lega ketika menemukan benda itu di atas nakas. Dia mengambilnya dan tanpa sepengetahuan Vana memasangkan benda itu di tempatnya semula.

"Aku akan selalu menjaga mu, Vanadium. Bagaimanapun, aku tahu rencana busuk Barbara."







👻🍁👻

"Tapi Ayah tak bisa biarkan itu semua terjadi, apa yang akan terjadi dengan Ashton nantinya?!" Suara Tuan Putri Mahkota itu memenuhi seisi ruangan. Bahkan ibunya sendiri tak percaya bahwa sang putri telah berani meninggikan suaranya ketika berbicara kepada Ayahnya sendiri.

"Victoria, perhatikan ucapan mu!" Sergah sang ratu. Setidaknya dia cukup paham bagaiman watak dari ayah dan anak ini.

"Apa yang membuat mu begitu menyayangi manusia ini, Victoria? Apa kau telah jatuh cinta juga kepadanya?" Tanya Alberald. "Aku benar-benar tak mengerti pola pikir mu."

Victoria menahan air matanya, di lubuk hati yang terdalam dia benar-benar tidak ingin membiarkan Ashton jatuh ke tangan Barbara, tetapi dia juga tak ingin kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan adiknya. "Aku hanya..." Victoria tak mampu menahan tangisnya. "Aku hanya tak ingin dia sampai jatuh ke tangan licik Barbara, Ayah," ucapnya dengan penuh keberanian. Bahkan suara sang puteri bergetar ketika berbicara karena menahan tangis.

Evelyn bergerak ke arah anaknya dan mencoba menenangkannya. Sementara Alberald menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengontrol emosinya. "Victoria, anak ku," ucap Alberald. "Bagaimana pun juga pada akhirnya, mau tidak mau Ashton akan diserahkan kepada Barbara, karena dia telah melakukan pelanggaran hukum alam. Dan kita semua tahu, sudah menjadi tugas Barbara untuk menghukum."

"Tapi, Ayah," bisik Victoria.

"Kau tahu, Putriku?" Evelyn membelai lembut wajah anak sulungnya itu. "Tak semua yang kita inginkan akan berjalan sesuai harapan. Selalu ada kejutan dalam setiap kejadian, baik itu yang membuat mu bahagia, ataupun bersedih."

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang