[C O M P L E T E D]
Aku cinta Ashton, tapi dia hantu. Jadi gimana dong?
-Vanadium.
👻🍂👻
"LDR, LDR apa yang bikin sakit hati?" Tanya Ashton, sembari menerbangkan beberapa buku, membuatnya terlihat seperti burung yang sedang terbang bebas.
Vanadium...
"Belajar kimia itu gampang, yang susah itu, belajar untuk memahami diri sendiri."
-Ghost ofYou-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A/n : plis Ashton ganteng bgt disini 😍
♪ 42 ♪
Sinar mentari terasa begitu cerah hari ini. Burung-burung pun terbang bebas, membiarkan bulu halus mereka disirami cahaya mentari. Ini hari yang cerah, dan semua orang menyukai itu.
Begitu juga dengan Vanadium yang lebih senang memerhatikan burung di atas sana daripada gurunya yang sedang menjelaskan soal untuk semesteran. Mereka akan menghadapi ujian kenaikan kelas dalam tiga hari lagi. Tapi, Vanadium malah tak fokus memerhatikan pelajaran.
Senyum tipis terukir di wajah gadis itu. Dia masih saja tak bisa menahan rasa bahagianya. Bagaimana tidak? Apa yang dia alami dengan Ashton semalam adalah hal yang tak akan pernah dia lupakan.
Mereka melakukan hal yang tak pernah Vana duga. Mereka duduk di atas atap gudang dan menghitung bintang, menari di bawah sinar rembulan, bermain petak umpet, saling menjahili dan yang paling tak Vana duga adalah mereka mengerjai dua satpam yang sedang bertugas.
Vana tertawa kecil, lalu dengan sigap dia menutup mulutnya. Dia takut kalau-kalau Calum mendengar suara tawanya. Ya, setelah Vana menceritakan apa yang terjadi pada temannya kemarin, mereka kembali berbaikan.
"Van, lo diliatin ibu Ida," bisik Calum sambil menyenggol tangan Vanadium. Sedangkan gadis itu hanya tertawa tipis, "bilangin dia. Jangan keseringan liatin gue, tar naksir." Vana kembali tertawa.
Tapi, sepertinya tawa Vana kali ini tak dapat dikontrolnya. Sang guru kimia yang berada di depan sana mendengar tawa Vana.
"Mampus," bisik Vana sembari menatap Calum.
"Vanadium, tolong bantu saya mengerjakan soal tentang molaritas ini!" seru bu Ida.
Dengan malas, Vana berdiri dari kursinya dan berjalan ke papan tulis. Dia menggigit bibirnya, "yang mana, Bu?" tanya Vana.
Bu Ida mengetukkan hak sepatunya, "jadi kamu gak merhatiin saya dari tadi?"
Vana hanya diam. "Baik," lanjut bu Ida. "Kamu saya kasih soal baru."
Vana menatap teman sekelasnya dengan tatapan "bantuin gua kek woy!" tapi yang dia dapatkan hanyalah tawa tertahan dari teman sekelasnya.
