GoY || 46

347 58 22
                                    

“Dan suatu hari nanti, kau akan bersyukur karena kau pernah bersedih.”







—Ghost of You —



♪ 46 ♪















Kamis, 9.40 am

"Van! Ayo ke kantin!"

Vanadium terpaksa mengalihkan pandangannya dari buku pelajaran dan menatap Michael. Dia tersenyum dan menggeleng pelan. "Maaf, gue lagi sibuk, Mike. Lo sama yang lain kalo mau ke kantin sana, deh. Gue masih mau belajar buat pelajaran selanjutnya."

Dan setelah mengatakan itu, Vana kembali menghapal materi yang dia baca.

"Mike, ikut gak?" panggil Luke dari depan kelas.

Michael menoleh ke arah Luke dan mengangguk cepat, "Van. Lu mau nitip makanan, gak? Ntar gue beliin," katanya, masih mencoba membujuk Vanadium.

"Enggak, Mike. Makasih, gue udah bawa makanan tadi. Mending lo sekarang kesana, nanti pas ulanangan pkn perut lo kosong terus gabisa mikir, deh!" Vana mendorong tangan Michael agar lelaki itu bisa menjauhinya.

Michael pun hanya diam dan menuruti kehendak Vana : meninggalkannya sendiri. Sembari berlari kecil dia menyusul tiga temannya yang sudah lebih dulu berjalan menyusuri koridor.

Mike berdeham. "Kok gue ngerasa aneh ya sama Vana?"

"Aneh gimana?" tanya Calum dengan tatapan tak setujunya.

"Iya, aneh aja. Tiba-tiba dia jadi belajar gitu, biasanya kan, yah, lo semua tahu dia gimana." Michael menaikkan bahunya, mencoba membuat tatapan Calum yang tadinya serius menjadi agak santai.

"Biarin aja, Mike. Kan Vana juga udah bilang kalau dia mau fokus sama nilainya. Dia juga kan punya impian masuk Oxford," jelas Olivia yang akhirnya membuat rambut merah Michael naik-turun.

Luke tertawa mendengar ucapan Oliv dan merangkul bahu gadisnya itu. "Uh, sayang ku pinter deh jawabnya!"

Sepertinya, semakin kesini Luke sudah mulai menghilangkan rasanya yang ada pada Vanadium waktu itu. Sejak tahu bahwa Vana memiliki kekasih—yah, walaupun dia hantu—Luke mulai sadar jika dia harusnya fokus pada apa yang sudah dia miliki, dan bukannya fokus dengan apa yang tak bisa ia miliki.
























🍂











Kamis, 4.45 pm.

Angin sore membelai lembut rambut Vanadium ketika dia masih serius mempelajari soal-soal kimia dan matematika-nya. Ujian semester tinggal tersisa dua hari lagi. Dan mata ujian besok adalah matematika, lalu, lusa adalah kimia sebagai penutup. Hal ini pula yang membuat Vanadium tak henti-hentinya mempelajari buku-bukunya itu.

Seperti apa yang sudah dia janjikan pada Ashton, dia akan mendapatkan nilai terbaik. Dan dia juga akan membuat Ashton berjalan-jalan bersama dia dan temannya suatu hari nanti. Vana tahu hal itu akan terjadi. Ashton tak pernah menghianati janjinya pada Vana.

"Aduh capek," keluh Vana. Dia melepaskan ikatan rambutnya yang sekarang terasa menarik-narik rambut hitam kecoklatannya itu. Vana tersenyum ketika matanya menangkap secangkir cokelat panas yang di letakkan di meja dekat pintu kamarnya.

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang