GoY || 53

348 50 42
                                    

"Ada dua hal yang harus kau jaga ketika jatuh cinta. Pertama logika dan yang kedua perkataan."

--Ghost of You--

♪ 53  ♪




A/N : KOMEN DI BAGIAN AUTHORS NOTE BAWAH YA. MAKASIH. PENTING SOALNYA. WKWKWK.











👻🍂👻

"Oke. Gue tau ini agak gila. Tapi lo yakin ini bakalan berhasil?"

Zayn akhirnya mengeluarkan hal yang mengganjal dalam hatinya itu pada Harry. Besok pagi, mereka akan berangkat ke London untuk membuktikan apa yang selama ini Harry asumsikan.

Harry menghembuskan asap rokoknya ke atas dengan sangat menikmati. Setelahnya dia menunduk dan menatap kosong ke arah depan. "Gue gak tahu juga, Zayn. Makanya, gue cuma mau ngajak Vana dan Calum untuk berangkat besok. Gue gak mau terlalu kelihatan mencolok dimata nyokapnya Ashton."

Zayn menghela nafasnya pelan. "Gue gak ngerti kenapa adek gue bisa terlibat ke dalam masalah serumit ini."

Tawa kecil lolos dari mulut Harry, yang mengundang perhatian Zayn. "Kenapa lo malah ketawa?" tanya Zayn heran.

Harry kembali menghisap rokoknya untuk yang terakhir kalinya sebelum membuang puntung rokok itu melalui balkon kamar Zayn. "Simple, sih, Zayn." Nada bicara Harry menjadi dingin, dan Zayn dibuat kebingungan oleh hal itu.

Zayn tidak mengeluarkan suara apapun, dia bingung harus berkata apa. Lagipula, entah kenapa malam ini Harry tiba-tiba menjadi lebih pendiam dari biasanya. Hingga akhirnya lekaki itu kembali mengambil sebatang rokok, menyulutnya dan menyelipkan benda itu lagi ke bibirnya yang terukir indah dan mengagumkan itu.

Setelah meloloskan asap dari dalam mulut dan hidungnya dia menoleh ke arah Zayn. "Semua ini udah diramalkan akan terjadi, sejak dulu. Dan gue gak nyangka kalau Vanadium, adek lo lah yang bakalan jadi korbannya."

Mata Zayn melotot sempurna. "Maksud lo apa?"

Harry menarik nafasnya dalam-dalam. "Waktu gue habis ngeliat badan Ashton ada di tempat semacam laboratorium itu, gue langsung balik ke kamar gue karena ketakutan yang menjalari tubuh gue. Tapi, tanpa gue sadari, di sebelah laboratorim bawah tanah itu ada lorong yang menuju ke tempat semacam perpustakaan atau apapun itu."

Alis Zayn bertaut, "perpus kata lo?"

"Gak. Gue gak tau itu namanya perpus atau bukan. Atau mungkin bisa dibilang lebih kayak tempat--" gantung Harry, seolah mencoba mencari mata yang pas. "Sama kayak laboratorium, tapi labor ini lebih gika dari seluruh labor yang pernah gue liat."

"Speismen-speismennya dipelakukan secara gak wajar banget. Bau cairan kimia beracun langsung menyeruak pas gue buka pintu labor itu. Dan juga binatang-binatang percobaan terkurung di setiap sudut labor itu. Di ujung labor, ada rak buku yang tinggi dan besar. Gue rasa itu sumber buat praktek di labor itu." Jelas Harry, dia mengambil jeda sejenak untuk menghisap rokoknya lagi.

"Tapi, dari sekian banyak buku yang ada, satu buku yang terletak dibaris ketiga dan terselip diantara buku ilmiah lainnya menarik perhatian gue. Karena buku itu udah tua, keliatan dari kertasnya yang sudah mulai kuning kecoklatan." Harry memejamkan matanya sejenak, berusaha mengingat kejadian itu. "Gue tarik buku itu, dan setelah baca judulnya. Gue kaget."

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang