GoY || 45

372 55 19
                                    

“Katanya, kalau cinta sama orang gak boleh berlebihan. Terus kalau jatuh cinta sama hantu, gimana tuh urusannya?”
















Ghost of You—


















♪ 43 ♪










Rabu, 20.45 pm

"Nah, pOH nya udah ketemu, terus cari pH itu pake rumus [ 14-pOH]. Berarti tinggal, dikurangin aja. 14-9, hasilnya 5! Yes gua bisa!"

Vanadium melompat dari kursi belajarnya dan tertawa riang. Bagaimana tidak, dia baru saja menyelesaikan materi yang dia tidak bisa kuasai setelah hampir satu semester ini.

"Ah, kalau gini, gue optimis bakalan bisa dapet nilai gede pas ulangan!" teriaknya lagi sembari tertawa. Dan tanpa dia sadar, Zayn sedang mengintip kegiatannya dari balik pintu kamar Vana yang tak tertutup. Kakaknya sudah benar-benar khawatir dengan tingkah adiknya yang tiba-tiba berubah itu. Pasalnya, Vanadium sangat anti belajar soal kimia. Tapi sejak Zayn menjemputnya dari pulang sekolah kemarin, Vana tak henti-henti mempelajar buku kimianya.

Sekarang dia menatap Vana sambil meringis. Adiknya itu sedang memandang ke luar jendela sembari tertawa kecil. Zayn tahu itu suara tawa yang ditahan.

Alis Zayn bertaut, "ini adek gue masih waras gak, sih? Apa ion-ion kimia itu sudah ngerusak sel otaknya?" Zayn bergidik ngeri membayangkan jika adiknya itu benar-benar seperti yang dia bayangkan.

"Van, mau makan dulu, gak?" kata Zayn setelah beberapa lama dia menimbang untuk menegur Vana atau tidak.

Namun, Vana menoleh dan tersenyum manis ke arah Zayn. Sedetik, Zayn merasa ketakutan dengan senyuman Vanadium itu. "Apa dia kesambet salah satu temen hantunya?" batin Zayn bertanya ketika Vana tiba-tiba berlari dan mendekap Zayn erat.

"Van, lo enggak lagi sakit, kan?"

"Ih apaan sih, Bang? Orang gue sehat gini!" Vana melepaskan pelukannya dan menatap Zayn. "Emang lo udah masak mau ngajak gue makan?"

"Belom, sih. Rencana gue mau ngajak lo makan ke luar, gitu. Gue juga udah lama gak makan pecel lele yang di pengkolan komplek," kata Zayn. "Hitung-hitung juga biar lo ada penyegaran dikit, dari kemaren gue liat lo serius banget belajar."

Vana tertawa, ya, dia tertawa mendengar penjelasan dari Zayn yang terkesan ketakutan melihat tingkahnya itu. "Bang," ucap Vana setelah dapat mengontrol dirinya lagi. "Kan besok gue semesteran, gue mau dapetin nilai yang sempurna!"

Sukses, Vanadium sukses membuat Zayn terkejut sekali lagi. "Sejak kapan lo peduli soal nilai?"

Vana bungkam, Zayn memang benar. Vana tak pernah peduli soal nilainya. Maksudnya, Vana selalu tak pernah belajar ketika akan menghadapo ujian. Dia hanya membaca sekilas dan memilih untuk tidur. Terkesan acuh memang, tapi entah kenapa Vana selalu berada di posisi tiga besar di SMA nya.

"Ya, kan gue udah mau naik ke kelas XII, gue juga mau kuliah di luar negri kayak lo, kali!" sergah Vana setelah beberapa detik memikirkan cara untuk membohongi Zayn.

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang