GoY || 17

456 71 39
                                    

Asal lo tahu aja, nyimpen perasaan ke orang yang kita sayang itu sakit banget. Apalagi tahu kalau dia suka sama sahabat kita sendiri.”


Cie yang baper.

—Ghost Of You—

***

Angin malam bertiup lembut, membelai wajah halus Olivia. Dia menggoyangkan ayunan yang tengah dia duduki. Jemarinya menggenggam erat ponsel berwarna hitam miliknya. Kentara sekali dia sedang menunggu seseorang untuk menghubunginya.

"Ih, kemana sih?" tanyanya kesal.

Oliv kembali menghibur dirinya dengan mendorong ayunan itu, atau setidaknya mengalihkan pikirannya dari perasaan aneh di dadanya.

"Hai," sapa seseorang dari belakang.

Seketika Oliv merasakan hawa aneh, tubuhnya merinding. Gadis itu menoleh dan mendapati seorang Vanadium—oh bukan. Seorang gadis lain yang hampir mirip dengan Vanadium. Alis Olivia bertaut, dia berdiri dan memutar tubuhnya.

"Hai, lo siapa?"

Gadis itu tertawa, dia berjalan mendekat lalu duduk di ayunan yang bersebelahan dengan Oliv. "Duduk, gue gak bakalan makan lo, kok," katanya santai.

Karena suasana disini minim pencahayaan, Olivia membuang jauh-jauh pemikiran jika gadis ini adalah hantu. Dia duduk, dan mulai menggoyangkan ayunannnya lagi.

"Lo Olivia, kan?" tanya gadis itu.

Alis Oliv bertaut kembali, "lo tahu gue dari mana? Dan lo bahkan belum jawab pertanyaan gue." Oliv mengamati gadis itu dengan seksama. Desiran mengerikan melintasi pikiran Olivia, yang mengatakan jika gadis ini seorang pembunuh.

Gadis itu tertawa, "gak penting gue siapa, atau gue tau lo itu dari mana," ucapnya. "Yang paling penting sekarang itu adalah masalah hati lo."

"Hati?" tanya Oliv, "kenapan hati gue? Perasaan gue gak ada riwayat penyakit liver."

Gadis itu menatap Olivia dengan tatapan datarnya, "bukan itu maksud gue, bego!" serunya kesal, tawa kecil keluar dari bibir Oliv. "Maksud gue perasaan lo, tentang cinta. Tentang hubungan lo sama pacar lo."

"Pacar gue? Maksud lo Luke?"

Gadis itu mengangguk, "iya. Luke."

"Kenapa sama Lukeman ku?"

"Cuma mau bilang. Kalau lo sebenernya bukan yang utama. Dia lagi dalem masalah hati. Dia masih belum bisa maafan sama masa lalunya, sama kasihnya yang pertama. Jadi pinter-pinter lo lah buat bikin dia tetep ada di samping lo."

Olivia merasa kerutan di dahinya mungkin sudah berlipat-lipat. Dirinya benar-benar dibuat heran oleh gadis ini. "Maksud lo apa, sih? Kok lo kayak tahu semuanya?"

"Gue tahu karena hal ini pernah kejadian sama gue dulu."

"Apa lo bilang?"

Gadis itu berdiri, menepuk pundak Olivia. "Udah deh, mendingan lo pulang sekarang. Bentar lagi Vana bakalan butuhin lo."

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang