“ Tunggu, jangan bilang kalau gue mulai jatuh cinta sama dia? Enggak, dia terlalu sulit untuk dimiliki, atau bahkan gak akan mungkin bisa dimiliki. ”
—Ghost of You—
***
Vanadium memandang bayangannya sekali lagi di cermin. Dia tersenyum tipis setelah melepaskan perban di kepalanya dan menempelkan plester kecil disana. Kondisinya sudah lebih membaik sekarang. Setelah rentetan kejadian kemarin, Vana akhirnya merasa dirinya lebih baik. Entah karena alasan apa, tapi sesuatu dalam hatinya merasa tak sabar untuk sampai ke sekolah.
Vana meraih tasnya, dia bertemu Bella di tangga. Gadis itu berhenti sejenak. "Pagi, Cantik," sapanya yang membuat Bella menatapnya heran. Vana tersenyum dan mengedipkan matanya lalu kembali berjalan.
"Lah? Dia kesambet?" tanya Bella, dia memandang Vana yang berjalan ke arah dapur. Sebelum gadis itu sempat duduk, Bella terbang dan menghalangi langkah Vana.
Bella menatap wajah Vana lekat-lekat, "apasih lu? Udah sana, gue mau sarapan. Nanti Calum udah dateng." Vana menarik kursi dan duduk.
"Tunggu dulu," ucap Bella. "Kamu kenapa? Kalo kamu masih sakit jangan paksain sekolah dulu, Van."
"Lah yang sakit siapa emang? Orang gue sehat, kok." Vana menggigit rotinya, Helena masih di kamarnya sekarang. Jadi hanya ada dia dan Bella disini.
"Lah terus kalo kamu ga sakit, kenapa kamu tiba-tiba muji aku? Udah hampir belasan tahun aku disini, gak pernah tuh, aku denger kamu muji aku kayak tadi."
Vana hampir saja tersedak mendengar protesan Bella tadi. Memang benar apa yang dikatakan Bella, Vana biasanya tak pernah memuji Bella seperti itu. Apalagi bertingkah manis pada Bella dipagi hari. "Ya kan karena gak pernah, makanya gue mau muji lu. Lagian mood gue lagi baik pagi ini."
"Kenapa emang? Tumbenan banget."
"Gak tahu," kata Vana lalu meminum susu. "Pokoknya lagi seneng aja."
"Aduh!"
Seruan itu membuat Bella mengurungkan niatnya menjawab ucapan Vana. Vana menoleh dan melihat Helena sedang menurunkan koper dari tangga dengan susah payah. "Lah, Bunda mau kemana?" Vana mendekati Helena dan membantunya.
"Ayo kita duduk dulu," ajak Helena setelah mereka selesai.
Vana memandang Helena lekat, Bella berdiri di sebelah Vana. Seolah ikut penasaran dengan berita apa yang akan disampaikan oleh Helena. Mereka mengamati Helena memakan sarapannya. Namun, lama kelamaan, Vana merasa bosan.
"Bun," panggilnya.
"Eiya, apa Sayang?" tanya Helena. "Jangan ngagetin, atuh."
"Lagian Bunda. Bunda mau kemana? Itu koper buat apa?"
"Oh itu," Helena meneguk air mineral. "Bunda mau ke New York hari ini."
"APA?!"
Helena hampir saja menyemburkan minumannya. "Kamu tuh ya, udah Bunda bilang jangan ngagetin."
"Bunda apaan, sih? Ngapain ke New York"
Helena menghela nafas, "Ayah kamu sakit, Van. Disana gak ada yang jagain, mau kamu Ayah sakit gak ada yang jagain?" ancam Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost of You •• Irwin
Fanfiction[C O M P L E T E D] Aku cinta Ashton, tapi dia hantu. Jadi gimana dong? -Vanadium. 👻🍂👻 "LDR, LDR apa yang bikin sakit hati?" Tanya Ashton, sembari menerbangkan beberapa buku, membuatnya terlihat seperti burung yang sedang terbang bebas. Vanadium...