GoY || 36

413 60 28
                                    

"Cause you deserves better."

—Ghost of You—

♪36♪

Angin membelai lembut wajah gadis yang masih belum juga sadar itu. Sudah sekitar sepuluh menit dia terkapar dihamparan hutan yang luas ini. Namun tak kunjung sadar.

Hingga akhirnya seekor burung hinggap di atas rambutnya dan mulai mematukkinya pelan. Dengan enggan, gadis itu membuka matanya.

Dan ketika iris indahnya menatap langit cerah, dia tertegun sejenak.

Langit dan kawan-kawannya adalah hal favorit dalam hidupnya. Dia bisa melupakan apa saja disekitarnya jika sudah menatap ke atas sana.

Seperti sekarang, dia malah tidak sadar dimana sebenarnya dia sekarang berada dan malah hanyut dalam birunya langit. Pikirannya kosong, dia hanya menikmati pemandangan itu.

Hingga...'tuk!'

"Aduh sakit, anjir!"

Gadis itu akhirnya sadar dari lamunannya dan duduk tegap. Seekor burung terbang dari atas kepalanya. Itu burung yang sama yang membangunkannya tadi. Gadis itu melihat sekeliling dan akhirnga baru sadar dimana dia berada.

"Gue di hutan?"

Vanadium, gadis yang memiliki tingkat pelupa dan lemot yang sangat tinggi itu akhirnya sadar juga. Dia berdiri dan mencoba menetralkan pikirannya. Tapi, belum sempat hal itu dia lakukan, sekarang jantungnga semakin dibuat berdetak lebih kencang.

"SEJAK KAPAN GUA PAKE GAUN?!"

Iya, dia berteriak lagi ketika mendapati tubuhnya saat ini dibalut dengan gaun indah berwarna salem. Vana memegang rambutnya, dan mengerutkan dahinya saat menyadari rambutnya telah kuncir satu.

"Ini sebenernya gue dimana?"

Apakah ini mimpi?
Tapi tidak mungkin patukan burung itu tadi terasa begitu menyakitkan.

Apakah ini halusinasinya?
Tak mungkin jika dia tak bisa mengontrolnya. Terlebih dia tak tahu dimana ini.

Lalu, apa mungkin ada seseorang yang sengaja menculiknya dan membawanya kesini? Bisa jadi.
Tapi, bagaimana dengan gaun yang membalut tubuhnya saat ini?

Ah, semua ini semakin membuat kepala Vana bingung. Dia mendongak dan mendapati burung merpati tadi masih terbang di atas kepalanya.

"Heh," katanya pada burung itu. "Lo tahu gak ini dimana?"

Ya, mungkin terdengar gila. Tapi Vanadium baru ssaja berbicara dengan burung. Dan sepertinya usaha gadis itu sia-sia karena si burung hanya bersuara kecil dan kemudian terbang meninggalkan Vana.

"Heh! Kok malah kabur, sih?"

Vana menatap nanar sekelilingnya, dia menimbang sejenak dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti burung tadi. Lagipula, tak ada makhluk hidup yang dapat bergerak lainnya disini selain burung itu.

Vana berlari kecil dan berhati-hati agar tidak terpeleset. Jalan setapak yang dilaluinya ini licin dan berbatu.

Sepanjang jalan Vana hanya bisa melihat julangan tinggi pohon cemara dan beberapa pohon gang tak bisa dia identifikasi namanya. Dia hanya fokus menatap ke arah burung itu agar tidak ketinggalan.

"Woy pelan-pelan kek, elah!" rutuk Vana saat si burung mulai terbang lebih cepat. Burung itu bersuara dan semakin cepat terbang. Vana gelagapan dan berusaha sebisa mungkin tidak kehilangan jejak.

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang