GoY || 51

357 53 23
                                    

GHOST OF YOU

51

***

"If i can turned back the time, i will make sure that you will be mine"

***









Suara gemericik hujan memecah keheningan malam ini. Tak ada kebisingan lain yang bisa terdengar sejauh ini selain suaranya. Bahkan keenam remaja yang sedang berkumpul di ruang keluarga ini pun hanya bisa diam dan memerhatikan bagaimana air hujan turun menghantam bumi malam ini.

Tak ada yang berani membuka pembicaraan setelah Luke menyampaikan kabar yang mengejutkan itu pada Zayn. Semuanya—Calum, Mike, Oliv, Zayn, Luke, dan Harry—diam seolah kehabisan kata. Mereka tak menyangka jika sebenarnya Ashton yang waktu itu mereka temui adalah sesosok hantu. Dan untuk menambah parah situasi, Vanadium berpacaran dengan Ashton.

Memang terdengar kurang logis jika saja ini tak terjadi dalam hidup mereka, namun sekarang, mau tak mau mereka harus menemukan cara bagaimana Vanadium bisa kembali ceria lagi. Dengan atau tanpa kehadiran Ashton dalam hidupnya.

"Gue permisi ke atas, Vana belom tahu kalau gue udah balik," ucap Zayn sembari berdiri dan merapikan kausnya.

"Bang," panggil Michael. "Bilang ke Vana kalau gue rindu dimarahin sama dia ya, Bang."

Zayn tersenyum tipis dan mengacak rambut Michael sebelum pergi ke kamar adiknya. Diam-diam Zayn menghitung langkahnya yang entah kenapa terasa begitu berat. Dia tak siap melihat keadaan Vanadium yang hancur dan menyedihkan. Tidak, Zayn selalu memastikan Vana bahagia sejak kecil. Dia menyayangi Vanadium lebih dari apapun. Vanadium, sang adik kecil yang selalu menghibur Zayn dengan tingkah konyolnya.

Langkah Zayn akhirnya berhenti di depan kamar Vana. Sejenak dia membaca tulisan yang sudah menempel disana sejak dulu.

'KAMAR VANADIUM.

BANG ZAYN JELEK GA BOLEH MASUK TANPA IZIN!'

"Idiot," lirih Zayn sembari memutar kenop pintu. Dia menahan napas ketika akhirnya pintu kamar berhasil terbuka. Keadaan kamar Vana lebih hancur dari biasanya. Jika biasanya sudah berantakan, maka kali ini situasinya dua kali lipat atau bahkan mungkin tiga kali lipat.

Di ujung kamar, tepatnya di dekat pintu yang menghadap langsung ke balkon berdiri gadis yang sama yang dulunya sering bergelayut dalam dekapan Zayn. Senyum tipis terukir di wajah lelaki itu ketika dia perlahan mendekati Vana. Zayn menahan rasa terkejutnya ketika melihat bekas ceceran darah di lantai dekat Vanadium berdiri.

Sontak, air mata mulai mengalir turun dari mata lelaki itu. Dia benar-benar tak menyangka jika Vanadium bisa senekat ini. Tanpa komando, Zayn langsung berjalan mendekat kee arah Vana dan mendekapnya erat. Vana sempat terkejut dengan pelukan Zayn namun akhirnya dia berbalik badan dan balas memeluk kakaknya itu.

"Kenapa lo tega sama gue, Van? Kenapa lo tega lakuin hal bego semacam ini ke diri lo? Lo tahu kan lo berarti buat gue?"

Zayn terisak dalam kalimatnya sendiri. Dia bahkan tak bisa mengeluarkan suara lantang yang dulu selalu dijadikan andalannya. Sementara itu, Vanadium memilih bungkam dan mencoba menenangkan dirinya dalam dekapan Zayn. Vana tersenyum tipis ketika Zayn dengan perlahan membelai rambut panjangnya dan membawanya duduk di tepi ranjang.

"Jangan nangis lagi, bisa? Mata lo udah bengkak banget, Van. Gue gak tahu apa kata bunda kalau dia liat keadaan lo yang sekarang." Zayn berlutut di hadapan Vana dan mulai membersihkan air mata adiknya. Setelahnya, dia menarik tangan Vana dan mulai membersihkan bekas darah serta mengobati luka bekas goresan benda tajam yang terdapat disana.

Ghost of You •• IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang