207

2.1K 384 109
                                    

Yujin terbang ke shanghai pukul 5 sore, ia sudah membawa golok untuk guanlin tapi sayang di pesawat tidak bisa membawa benda tajam, jadi ia urungkan membawa golok. Ntar beli di shanghai aja

Yujin sudah dapat alamat hotel minju, ia akan di temani bersama orang suruhan papanya yang ada di sanghai. Dia perlu kejelasan dari minju yang bertemu guanlin tanpa sepengetahuan mamanya.

Sesampainya di airport yujin malah tebar pesona pada orang orang di airport yang memandanginya dengan penampilannya yang sekarang menggunakan baju casual dan kaca mata hitam.

Tapi setelah di perhatikan orang orang malah melihat ke arahnya sambil tertawa. Ternyata resleting yujin yang turun membuat orang menertawakannya. Bodoh emang

Mobil yang menjemput langsung menuju ke hotel, tapi ia tak tau kamar minju dimana. Yujin mencoba lagi nelfon ke nomor nako, terhubung.

"Halo"

"Woe mba boncel lo kemana ae!"

"Sibuk nemenin calon istri lo"

"Minju di kamar nomor berapa?"

"Hah?"

"Buruan"

"207"

TUT

Di matikan sepihak oleh yujin yang tak sopan.

Setelah sampai hotel ia mendapat kamar yang beda lantai dari minju. Ia memilih memasukan kopernya dulu dan langsung menuju kamar minju.

Saat sampai di depan pintu 207, mendadak ntah mengapa jantungnya berdegup cepat. Ia takut ntah kenyataan seperti apa yang dia dapat.

TOK TOK

"Iya bentar" suara samar dari dalam kamar.

Pintu terbuka, orang pertama yang ia lihat bukanlah minju. Tapi kong guan keparat yang ada di dalam kamar hotel pacarnya.

"Bangsat lo, mana minju?!" Kata yujin yang tengah menahan emosi.

"Lo, oh lo yujin? Yang pernah mukulin gue?" Kata guanlin dengan smirk nya.

"Mana minju?!" Geram yujin dengan tangan mengepal.

"Lagi mandi" jawabnya dengan senyum miring yang menyebalkan.

"Bangsat!"

Saat yujin ingin mendorong guanlin, seseorang datang.

"Tuan muda Ahn," orang yang tadi mengantar yujin.

"Tuan besar Ahn masuk rumah sakit akibat kecelakaan tunggal" kata pesuruh tadi.

"HAH?"

Disaat selangkah lagi dia bertemu minju, papanya malah masuk rumah sakit.

Yujin bingung, masuk ke kamar hotel minju atau pulang demi papanya. Tapi melihat wajah guanlin membuat dia kesal, yujin memilih pulang dan melihat papanya.

Kesempatan bertemu minju dan menghajar guanlin ia tunda untuk beberapa saat.

.
.
.
.

Selama di penerbangan yujin memijat pelipisnya. Apa maksud guanlin minju lagi mandi dan dia ada di satu kamar bersama minju.

Ah, bangsat lo kong guan!

Yujin teringat kopernya tadi tertinggal saking buru burunya. Yujin menelfon nako meminta bantuan,

"Halo"

"Tolong bawain koper gue kalo udah pulang, dan bilang sama minju gue ngga mau ketemu dia lagi"

TUT

Keputusan yujin barusan ia ambil dengan kepala panasnya. Biasanya mengambil suatu keputusan saat sedang marah bukan hal bagus.

Tapi dia sangat marah sekarang karna minju tak menghubunginya sedikit pun, membiarkan yujin dengan berita yang ngga jelas tentang minju.

Yujin memilih tidur di pesawat menenangkan pikirannya sejenak dari kekacauan hari ini.

Setelah mendarat yujin di jemput oleh supirnya menuju rumah sakit. Di perjalanan ia memeriksa hp lagi, tapi yang dia dapat adalah

[BREAKING NEWS]
Kim Minjoo kembali tersorot di sebuah boutique di Cina untuk fitting baju pengantin?

"Bangsat!" Yujin membuang hp nya dari kaca mobil yang sedang berjalanan.

Tuan muda benar benar kalut dalam kemarahannya. Ia tak akan memaafkan siapa saja yang ikut terlibat menyakiti hatinya sekarang.

Sekali pun itu minju, jika dia kembali yujin tak akan menerima minju lagi dengan kesalahan yang terus dia ulang.

"Ma..maaf, kenapa tuan muda?" Tanya supirnya dengan sopan.

"Jalan aja yang bener!" Kata yujin membuat sang supir diam di tempat.

.
.
.
.

Yujin berlari pelan menuju ruang vvip inap papanya. Didalam ruangan ada sakura, sakura baru selesai memeriksa keadaan papa yujin.

"Kak, gimana?" Tanya yujin melihat papanya yang tertidur.

"Gapapa, ngga parah kok. Kecelakaannya ga begitu parah juga"

Yujin membuang nafas lega.

"Lo dari mana baru nyampe?" Tanya sakura

"Shanghai"

"Minju dating itu beneran?" Ya berita sudah sangat tersebar luas, wajar sakura tau.

"I dont know. Gue ga nemuin minju di shanghai"

"Its okay, minju ga mungkin ninggalin lo" kata sakura memegang bahu yujin.

"I hope so" kata yujin lemah

.
.
.
.

Saat yujin menunggu papanya di ruangan, tiba tiba pintu terbuka, menampilkan papa jongin, mama jen, dan putri bungsunya chaewon.

"Papa kamu gapapa?" Tanya papjong khawatir.

"Gapapa kok om" jawab yujin mencoba tersenyum.

"Yujin, kamu kok pucat?" Tanya mahjen

"Iya, kamu udah makan?" Tanya omjong

Yujin memang melupakan asupan gizinya hari ini, ia sama sekali belum makan dan badannya mulai lemah.

"Chaewon, temenin yujin makan dulu" kata omjong.

"Tap--"

"Gapapa, biar om jaga papa kamu"

Yujin yang kelaparan pun mengiyakan perintah om jongin. Ia keluar bersama chaewon untuk mencari makan.

Yujin dan chaewon hanya makan di caffe depan rumah sakit. Yujin terlihat hanya mengaduk aduk makanannya.

"Makan yujin" kata chaewon

Yujin hanya memberi senyum kecutnya.

"Kalau kamu sakit gimana bisa mau ketemu minju"

"Aku ga perlu ketemu dia" jawab yujin datar.

"Itu cuma berita dan belum tentu benar" kata chaewon.

Yujin menatap chaewon,

"Kamu masih baik ya, harusnya di saat seperti ini bisa buat kita dekat lagi" kata yujin.

"Ahn Yujin, aku datang bukan untuk merebut siapa siapa"

Yujin tersenyum tipis lagi. Chaewon sangat berbeda, dulu minju kembali untuk merebutnya tapi chaewon malah ikut membantu situasi yang di kacaukan sepupunya sendiri.

"Ssamu,"
































"Ayo main ke apart aku besok"











-----

PRÈCIOUS [S4] || JinjooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang