CHAPTER 20 •Bingung?•

918 75 3
                                    

Aku tahu bagaimana cara kalian menghargai karya seseorang.




Now playing song:
Star - I think i







"Sekarang Eta duduk yang manis, lanjutin makannya." ucap Ridwan.

Eta pun kembali duduk dan memakan baksonya yang belum habis.

"Mi kok lo keringetan? Panas ya?" Ucap cewek yang berada di dekat Fahmi siapa lagi kalo bukan Selena.

Eta menoleh kebelakang. Selena tengah mengusap wajah Fahmi dengan tissu padahal wajah Fahmi biasa saja tidak terlihat berkeringat. Eta berusaha tenang. Ia pun menghela napas.

"Mi boleh minta foto sebentar?" Tanya Selena dan di balas anggukan malas oleh Fahmi.

Eta mengepalkan tangannya. Ia benar benar kesal. Ia pun mengatur deru nafas nya yang mulai tak beraturan.

Selena pun mengeluarkan ponselnya dan memilih camera selfie.

"1...2.." .

Cup! Selena mencium pipi Fahmi. Alhasil Eta menoleh kebelakang dengan cepat. Oh tidak! Emosi nya kini memuncak.

"Dasar cewek ganjen!"

Fahmi pun terdiam dan Selena melepaskan ciumannya.

"Makasih Mi."

Eta memukul meja cukup keras dan pergi meninggalkan kantin. Deru nafas nya memburu. Saat ini ia benar benar marah. Eta pun berjalan cepat menuju kelasnya. Yuan, Ridwan, dan Iqbal pun mengikuti langkahnya dari belakang.

"Eta!" Panggil Iqbal saat di dalam kelas.

Eta duduk di kursinya.

"Lo kenapa sih?" Tanya Yuan.

"Lo cemburu?" Tanya Yuan lagi yang membuat Iqbal tertohok.

"Udahlah Ta gausah dipikirin" ucap Yuan.

Eta pun menghela nafas. Jujur ia benar benar cemburu atas kejadian tadi. Ingin sekali ia melabrak dan menamparnya kakak kelas nya itu tapi Eta tau diri. Ia bukan siapa siapa.

"Lagi pula ngapain Lo cemburu? Lo pacar nya?" Ucap Iqbal biasa saja tapi sangat menusuk.

"Ga guna Ta lo suka sama cowok bajingan kaya dia" tambahnya lagi.

"Lo tau apa hah? Itu hak gue mau suka sama siapa Bal." ucap Eta ketus.

"Lo tuh harus nya sadar Ta. Ga harusnya Lo suka sama dia. Gue..."

Eta memandang wajah Iqbal.

"Apa?"

"Gue sebagai sahabat lo. Gue ga mau sahabat gue yang jelek ini nanti nangis cuma karena cowok." ucap Iqbal.

"Gue cantik tau!."

"Udah duduk ke bangku kalian masing masing udah bel masuk." ucap Yuan.

Iqbal dan Ridwan pun kembali ke tempat duduknya.

"Kenapa ga Lo bilang aja sih tadi Bal?"
Tanya Ridwan.

"Gue... gue ga siap."

"Kapan siapnya? Lebaran kuda?" Tanya Ridwan dengan kesal namun terdapat nada jenaka.

"Emang kuda lebaran kapan?" Tanya Iqbal.

"Mana gue tau bambank!"






***






Eta membereskan alat tulisnya. Kelas dalam keadaan kosong. Iqbal latihan basket. Yuan sudah dijemput. Eta menggendong tasnya dan pergi keluar kelas.

GREATHA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang