CHAPTER 19 •Malu pake banget!•

967 76 12
                                    

Aku tahu bagaimana cara kalian menghargai karya seseorang.










Iqbal sudah tiba di rumah Eta. Rumahnya cukup sepi. Wajah Eta terlihat masam dan terlihat kesal mungkin karena ucapan Iqbal tadi yang cukup pedas dan menamparnya.

"Makasih." ucap Eta memberikan helm pada Iqbal dan langsung masuk ke dalam rumah.

Iqbal menggeleng geleng ya sudah memang ia bicara sejujur jujurnya dan agar Eta sadar bahwa Fahmi itu bukan orang yang tepat.

Eta langsung merebahkan tubuhnya di sofa empuk. Kebetulan Bundanya sedang pergi jadi ia di rumah sendirian.

Eta sedari tadi hanyut dalam pikiran nya dan teringat cewek yang tadi di bonceng oleh Fahmi. Dengan cepat ia membuka ponselnya.





Kak

Kak Ravito:

Apa Ta? Tumben

Gapapa kok,
Eta mau nanya

Kak Ravito:

apaan?


cewek yang tadi
di kantin sama Kak Fahmi
bonceng itu siapa Kak?

Kak Ravito:

cieee cemburu :v

ihh ga cemburu,
Eta cuman kepo

Kak Ravito:

ouh itu Selena
namanya Ta

Kelas berapa Kak?

Kak Ravito:

temen sekelas
gue sama Fahmi

oke kak
Makasih yah





Eta mematikan ponselnya. Ia memijat pelipisnya yang tidak terasa nyeri. Jadi cewek itu teman satu kelas Fahmi? Berarti mereka mungkin bisa sangat dekat. Eta sungguh frustasi. Mengapa jalan menuju hati Fahmi begitu sulit. Dengan sikap jutek dan dinginnya apalagi ditambah dengan gadis baru yang juga dekat dengan Fahmi. Tentu nya akan semakin sulit Eta mendapatkan hati Fahmi.

Tiba tiba ponsel Eta berbunyi lagi, pesan masuk dari Yuan.





Yuan:

Ta

oy

Yuan:

udah cari tau siapa
cewek yang di kantin
sama Kak Fahmi itu?

Udah

Yuan:

wahh hebat lo
bisa cari tau kaya
detektif conan

biasa aja kali tinggal
tanya Kak Ravito doang

Yuan:

GREATHA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang