CHAPTER 8 •Teman atau Cuma Teman?•

1.4K 147 32
                                    

Aku tahu bagaimana cara kalian menghargai karya seseorang.


Now playing song:
Kahitna - Andai dia tahu



Hubungan kita? Tak lebih dari sebatas teman


"Eta! Ayo cepet turun Iqbal udah nungguin dibawah."  ucap Dhira Bundanya Eta.

"Iya Bun sebentar." Eta merapihkan poni rambutnya. Eta pun keluar dari kamarnya dan menuruni tangga.

"Udah siap Bun!".

Eta dan Bundanya keluar dan melihat Iqbal sedang menunggu.

"Bun Eta pergi ya, assalamualaikum." Eta mengecup punggung tangan Dhira.

"Walaikumsalam, kamu ga bekel Ta?" Tanya Dhira.

"Ga usah Bun aku ntar jajan aja."

"Tante saya juga ya." Iqbal salam ke Dhira.

"Iya hati hati ya Bal. Jangan ngebut ngebut. Jaga Eta baik baik!".

"Siap, Tante!".

Eta dan Iqbal memakai helm dan melajukan motor. Eta melambaikan tangan pada Dhira.

***

Di sekolah dari arah koridor lagi saat Eta menuju kelas ia melihat Kak Fahmi sambil memegang kotak bekal. Eta pun panik.

"Bal, lo duluan aja gih ke kelas!" Eta gugup.

"Kenapa?".

"Gue mau ke kantin dulu, mau beli roti buat sarapan hehehe." Eta cengengesan.

"Ga mau gue temenin?" Tawar Iqbal.

"Eemmm... abis itu gue mau ke toilet!".

"Yaudah deh gue duluan ya!" Iqbal mengacak rambut Eta dan pergi menuju kelas.

"Huufftt! Untung Iqbal udah pergi." Eta menghela napas lega.

"Tadi itu pacar Lo?" Tanya Kak Fahmi yang tiba tiba ada disebelah membuat Eta kaget luar biasa.

"Enngg... enggak kok dia sahabat Eta dari SMP." Eta canggung serta kaget karena kedatangan Kak Fahmi yang tiba tiba.

"Ouh gitu.. Nih kotak bekalnya. Thanks ya! lain kali ga usah repot repot." Kak Fahmi menyodorkan sebuah kotak.

"Iya Kak."

"Oke gue cabut dulu ya. See you!" Ucap  Fahmi lalu pergi meninggalkan Eta.
Sementara Eta hanya diam mematung sambil mengatur ritme jantungnya. Hingga punggung Kak Fahmi hilang dari pandangan Eta.


***

Bel telah berbunyi setelah habis 2 mata pelajaran. Kelas Eta kini telah usai dengan pelajaran PPKN. Dan sekarang Olahraga. Eta pergi bersama Yuan ke tempat mengganti baju. Saat selesai menggati baju dan sedang di pinggir lapangan, Eta melihat Fahmi sedang menshoot bola basket ke ring. Dan ia berhasil memasukan bola nya. Sungguh mengesankan bagi Eta.

"Semuanya baris dan persiapan untuk pemanasan." Ucap seorang guru, Pak Isep Sopian.

Lantas semuanya memasuki arena lapang. Lapang nya sangat besar sehingga masih ada yang bisa menggunakannya untuk bermain, seperti Fahmi.

GREATHA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang