CHAPTER 42 •Relationship with Lies•

1K 43 7
                                    

Aku tahu bagaimana cara kalian menghargai karya seseorang.












"Gue tetep teguh sama pendirian gue Bal. Walau lo hancurin hati gue sekali pun, gue bakal tetap nunggu lo." ucap Sheila.

"Neng ga pulang? Udah mendung nanti hujan. Mau neduh disini sambil nemenin saya?" Tanya Pak Satpam sekolah.

"Eng... enggak kok Pak." ucap Sheila kaku. Semoga saja Pak Satpam tidak mendengar ucapannya. Ia pun segera pergi keluar dari pos satpam dan berjalan menuju gerbang.

Langit semakin gelap. Rintik rintik hujan mulai turun. Sheila mempercepat langkahnya menuju halte tempat orang menunggu.

Saat Sheila duduk di kursi halte, tiba tiba ada seorang lelaki berdiri di depannya.

"Shei bentar lagi hujan, mau gue anter pulang ga?" Ucap cowok itu.

Saat Sheila mengalihkan pandangannya dan melihat cowok di depannya ini, rupanya sosok itu adalah Raka. Sudah Sheila duga dari aroma parfum dan suaranya yang maskulin.

Akhirnya Sheila memilih untuk mengiyakan ajakan Raka. Karena orang tuanya tak bisa menjemput dan hari semakin sore dan akan turun hujan. Ia pun menaiki motor Raka.

"Peluk pinggang gue ya Shei." ucap Raka dengan nada jahil sebelum melajukan motornya.

Sheila malah mencubit pinggang Raka dan memukul punggungnya.

"Gue itu terpaksa ya! Ga usah mau modus sama gue." ucap Sheila.

"Iya Shei iya jangan marah gue cuma bercanda. Kalo lo marah ntar...".

"Ntar apa?!"

"Muka lo makin mirip sama Banteng Afrika hahahaha!" ucap Raka sambil tertawa membuat Sheila semakin kesal.

"Ihh Raka!".

"Bercanda Shei serius amat. Mau lo kaya gimana juga bagi gue lo itu cewek paling cantik setelah nyokap gue." ucap Raka lalu melajukan motornya.

Entah mengapa ucapakan Raka tadi membuat wajah Sheila bersemu merah.

Sebenarnya menurut Sheila Raka itu cowok yang sangat baik. Ia pengertian dan suka pada Sheila. Tapi Sheila tak bisa untuk berpura pura dan berbohong untuk suka pada Raka. Di satu sisi ia begitu kasian pada Raka. Tapi apa beda nya Raka dan dirinya sendiri. Bukankah ia dan Raka sama sama bertepuk sebelah tangan?.

Terkadang Sheila tersentuh oleh segala perhatian Raka yang baru baru ini ia dapatkan bukan dari Iqbal. Tapi entahlah Sheila sendiri masih bingung terhadap perasaannya.

Yang jelas Sheila akan tetap teguh pada prinsipnya. Dan bejuang sampai titik terlelahnya.














***















Fahmi menghentikan motornya tepat di depan cewek yang sedang menunggu nya. Fahmi turun dari motor menghampiri Nadine yang terlihat habis menangis dan kekhawatiran terpampang di parasnya yang cantik.

Nadine langsung memeluk Fahmi dengan erat. Ia menangis dan menenggelamkan wajahnya di dada Fahmi. Cowok itu membalas pelukan Nadine dan menepuk pelan punggung cewek itu.

"Ga ada guna nya lo nangis. Mending sekarang gue anter lo ke rumah sakit." ucap Fahmi seraya melepas pelukan Nadine lalu menarik tangan cewek itu untuk segera naik ke motornya.

GREATHA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang