CHAPTER 50 •Pick Me!•

359 22 5
                                    

Aku tahu bagaimana cara kalian menghargai karya seseorang.

Vote Comment dong di setiap chapternya :(



Now playing song:
Petra Sihombing - Pilih saja Aku




Yang harusnya kau sukai itu aku, bukan dia. Yang pantas jadi pacarmu itu aku, bukan dia. Jadi tolong cepat cepatlah sadar!












"Hah? Mak... maksud lo?"

"Kak Fahmi beda. Kak Fahmi berubah."

"Berubah gimana sih Ta?" Ucap Fahmi tak paham.

"Eta mau tanya yang sebenarnya pacarnya Kak Fahmi itu Eta atau Kak Nadine?" Tanya Eta.

"Jelaslah pacar gue itu lo Ta."

"Yaudah kalo gitu jauhin Kak Nadine demi Eta." Ucap Eta dan membuat Fahmi bingung.

Nadine memintanya untuk segera putus dengan Eta. Sekarang Eta meminta ia untuk menjauh dari Nadine. Ia masih saja bingung padahal hatinya lebih memilih untuk putus dengan Eta.

"Ta... gue... gue gak bisa."

"Kenapa ga bisa?" Ucap Eta dengan Nada kecewa. Ia fikir Fahmi akan melakukan apapun untuknya, nyatanya tidak.

"Gue sama Nadine itu temen dari kecil ga bisa gue jauhin dia. Kaya... kaya lo sama Iqbal. Emangnya lo bisa jauh dari Iqbal?"

"Beda Kak. Cara... cara Kak Fahmi ke Kak Nadine itu beda. Jelas Eta cemburu karena Eta pacar Kakak, wajar kan?"

"Ta, tapi tetep gue ga bisa jauhin Nadine."

"Kalo gitu ngapain Kak Fahmi ajak ketemuan dan mulai nanya tentang Kak Nadine?!" Ucap Eta dengan emosi lalu beranjak dari tempat duduknya.

Ia hendak pergi namun tangannya segera Fahmi tahan.

"Eta mau pulang!" Ucap Eta dengan mata yang berkaca kaca.

Sebenarnya Eta sudah lelah dengan hubungannya yang mulai berantakan sejak kehadiran Nadine. Ia merasa pacarnya saat ini sudah berubah padanya sejak kehadiran Nadine. Ia muak dengan hubungan ini.

Fahmi tak kunjung melepaskan tangannya yang menahan Eta. Ia menatap Eta lalu menarik gadis itu kedalam pelukannya. Untung saja keadaan kafe saat ini tengah sepi.

"Gue nanyain itu karena gue pengen lo ngerti hubungan gue sama Nadine itu temen dan lo pacar gue Ta. Gue pengen lo ngerti hubungan gue sama Nadine kaya gue ngertiin hubungan lo sama Iqbal. Gue ga enak liat lo cemburu." Ucap Fahmi lembut.

"Jangan berantem kaya gini lagi ya?" Ucap Fahmi seraya mengelus kepala Eta dan Eta pun mengangguk.

"Okay yang penting gue bisa tenangin Eta sekarang. Soal putus itu gimana ntar sekarang bukan waktu yang tepat." Batin Fahmi.

Dalam hubungan masalah kecil itu akan menjadi bom yang akan meledak suatu saat. Begitu pula dalam hubungan Eta dan Fahmi.






Eta berbaring di tempat tidurnya. Walau Fahmi tak bisa menjauh dari Nadine tapi rasanya sedikit lega karena Fahmi mau bercerita. Saat ini perasaan Eta jauh lebih baik.

Eta menghela nafas. Walau sebenarnya masih saja ada yang mengganjal di fikiran Eta tentang Fahmi dan Nadine tapi Eta tetap menepis segala keraguannya. Ia akan lebih percaya pada Fahmi pacarnya sendiri.

GREATHA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang